Gula Aren Cair Asal Sumut Berhasil Raih Omzet 800 Juta dan Sukses Tembus Pasar Ekspor Global

Gula aren cair asal Sumatera Utara (Sumut) lagi-lagi berhasil menembus pasar ekspor Malaysia, Kazakhstan, Thailand, Belanda hingga Jepang, serta berpartisipasi pada pameran di Arab Saudi. Gula aren cair ini memiliki potensi yang sangat menjanjikan, terbukti Puri Food & Healthy meraih omset 800 juta setahun.

oleh stella maris diperbarui 06 Agu 2023, 20:42 WIB
(Foto:Dok.Kementerian Pertanian RI)

Liputan6.com, Sumut - Gula aren cair asal Sumatera Utara (Sumut) lagi-lagi berhasil menembus pasar ekspor Malaysia, Kazakhstan, Thailand, Belanda hingga Jepang, serta berpartisipasi pada pameran di Arab Saudi. Gula aren cair ini memiliki potensi yang sangat menjanjikan, terbukti Puri Food & Healthy meraih omset 800 juta setahun.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) terus memacu dan mendorong pelaku usaha perkebunan agar membuat terobosan atau berinovasi ciptakan produk turunan yang lebih beragam, pengembangan produk turunan yang bernilai tambah dan berdaya saing, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri serta pengembangan pertanian termasuk perkebunan yang maju, mandiri dan modern.

Sesuai dengan arahan Presiden RI, Joko Widodo pada rapat terbatas dalam rangka memperkuat ekonomi sektor pertanian.

“Pekebun perlu didorong dari on farm menuju off farm melalui hilirisasi produk perkebunan untuk memberikan nilai tambah yang dapat meningkatkan kesejahteraannya. Perlu Kerjasama antara pekebun dengan pelaku UMKM untuk mengakselerasi hilirisasi produk perkebunan dimaksud. Kementerian Pertanian support hal tersebut, menggerakan jajarannya khususnya Ditjen Perkebunan agar meningkatkan produk potensial yang perlu dibina dan membantu umkm yang membutuhkan bahan baku atau ekspansi,” ujar Mentan SYL.

“Potensi gula aren cair sangat besar dan menjanjikan. Dalam mengembangkannya tentu tidaklah mudah, tapi kami tetap berusaha dan menjaga komitmen menekuni bisnis aren ini. Kami sampai melakukan uji coba berkali-kali untuk menghasilkan gula aren cair yang berkualitas, dan memiliki cita rasa yang khas, agar diminati konsumen dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Putri Nasution, pelaku usaha gula aren cair, Owner Puri Food & Healthy sekaligus Dosen Bahasa dan Kewirausahaan di Universitas Sumatera Utara dan Universitas Potensi Utama.

Owner Puri Food & Healthy ini memborong banyak prestasi. Ia memulai merintis usaha aren sejak 2021. Kini produk aren cairnya sudah tersebar di berbagai supermarket atau swalayan, market place hingga toko cinderamata di Medan Sumut.

Menurut Putri, produksi bisa mencapai sekitar 1.500 sd 2.000 botol aren cair (500 ml). Produk aren ini memasok kebutuhan sekitar 50 Supermarket di wilayah Sumatera Utara, direncanakan juga akan masuk ke dunia perhotelan. Ia bekerjasama dengan para pekebun aren untuk memperoleh bahan bakunya. Semakin banyak permintaan aren cair, diharapkan bahan bakunya dapat terus aman ketersediaannya.

“Biasanya untuk memproses aren cair ini membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam. Kami rutin melakukan kontrol dan memastikan cara pengolahan sesuai, sehingga rasa dan kualitas setiap botol aren cair tetap memiliki ciri khas yang sama, tidak merubah rasa dan stabil. Kami juga berupaya menjaga kualitas produk agar tidak mengkristal dan berbuih. Gula aren cair milik kami dijamin murni nira tanpa campuran air, tidak menggunakan bahan kimiawi dan bermanfaat bagi tubuh. Produk herbal ini lebih efisien, bisa mempermudah ibu-ibu ketika mengolah makanan maupun minuman dan lebih praktis,” tambah Putri.

Putri juga bercerita, bahwa gula aren cair miliknya ini pernah ditampilkan di Pameran Perda Pulau Pinang Malaysia pada bulan September 2021 dan September 2022. Puri Food & Healthy juga sudah tergabung di Wirausahaan Club Usaha Rissmart Enterprise, dan market place Kuala Lumpur. Selain itu, gula aren cair ini juga pernah menjadi Juara 1 produk ekspor Kota Medan di bulan Mei tahun 2022.

“Ke depannya kami akan ekspansi aren cair ke bentuk saset dan produk gula semut. Dengan adanya sinergi dari pemerintah pusat khususnya Kementerian Pertanian Ditjen Perkebunan, mitra usaha dan petani milenial, dengan didukung teknologi dan inovasi yang mumpuni, diharapkan kedepannya aren dapat terus dikembangkan sehingga bahan baku tetap tersedia, semakin luas akses pasarnya, dan bisa terus tembus ke pasar global serta tentunya mensejahterakan petani Indonesia,” ujar wirausahawan wanita berprestasi, yang pernah menjadi Best Womenpreneur April 2022, dan menjadi tiga terbaik pengusaha wanita Kota Medan Februari 2022.

Putri menambahkan, kami juga melakukan pelatihan wirausaha khususnya terkait bisnis aren cair, kepada para petani dan anak muda di lingkungan sekitar. Sebagai Pendamping Wirausaha Muda sejak 2022, Putri turut mengedukasi anak muda agar ada kemauan atau termotivasi menggeluti usaha di bidang perkebunan dan menciptakan lapangan kerja. Tentu dibutuhkan komitmen, ketekunan yang kuat dan inovasi serta kreatifitas karena pengolahan aren tidaklah mudah, harus dijaga kualitasnya supaya tidak berbuih dan mengkristal, serta aman untuk dikonsumsi.

Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan dengan semakin berkembangnya hasil olahan atau produk turunan aren, maka kebutuhan bahan baku perlu disoroti, budidaya perlu diperbaiki, dan pemeliharaan tanaman harus kontinyu dilakukan, agar pasokan atau bahan baku tetap tersedia, dan butuh teknologi yang bisa konstan dalam mengembangkan aren ini, sehingga produk turunannya bisa berkelanjutan. Karena setelah ada produk turunan, pekebun juga diuntungkan, selain dapat menciptakan lapangan kerja, petani mendapat nilai tambahnya, dan berdampak positif pada pendapatan.

Andi Nur menambahkan, tentu Ditjen Perkebunan terus berupaya mendorong dan memotivasi pekebun, salah satunya melakukan pembinaan dan mengedukasi para pekebun agar terus menjaga produksi dan produktivitas beserta turunannya, meningkatkan kualitas hasil yang bermutu, bernilai tambah dan berdaya saing.

Teknologi tentu dibutuhkan, tetapi juga tidak melupakan kearifan lokal. Contohnya pada gula aren cair ini, hilirisasi tidak selalu berbanding lurus dengan pabrikasi, pengolahan masih menggunakan cara tradisional namun tidak menyerah dan terus berupaya mencari solusi demi meningkatkan produk turunannya, kearifan lokal tidak selalu hasilnya kurang, justru malah aren cair ini berhasil ekspor dan bisa menjaga kualitas cita rasa produk terjamin dan bermutu. Pemerintah juga meminta agar UMKM menggunakan jejaring sosial, platform medsos atau market place dengan didukung digitalisasi untuk memasarkan produk turunannya agar lebih dikenal masyarakat luas hingga pasar global.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya