Liputan6.com, Jakarta - Dua perusahaan akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 7 Agustus 2023. Adapun perusahaan yang dimaksud adalah PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) dan induk usaha Cretivox, PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK).
Berikut ini Liputan6.com ulas dua calon emiten yang akan menjadi penghuni baru BEI.
Advertisement
1. PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT)
PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 7 Agustus 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-54 di BEI pada 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Minahasa Membangun Hebat mencatatkan saham perdana dengan kode saham HBAT.
Perseroan akan mencatatkan saham di papan akselerasi dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 240,74 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham HBAT akan mencatatkan saham sejumlah 1,04 miliar saham.
Adapun, harga penawaran saham senilai Rp 108 per saham. Dengan demikian, Minahasa Membangun Hebatberhasil meraup dana sebanyak Rp 26 miliar. Dalam melancarkan aksi tersebut, Perseroan menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) setelah dikurangi dengan seluruh biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan penawaran umum, akan digunakan oleh perseroan sekitar 46,20 persen untuk pembelian landbank.
Kemudian, sekitar 45,36 persen akan digunakan untuk biaya pembangunan fasilitas umum serta sarana dan prasarana perumahan seperti kantor marketing, club house dan kolam renang di Perumahan Sawangan Permai.
Sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja Minahasa Membangun Hebat antara lain untuk pembayaran kepada kontraktor dan pemasok.
2. PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK)
PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 7 Agustus 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-55 di BEI pada 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Multi Garam Utama mencatatkan saham perdana dengan kode saham FOLK.
Multi Garam Utama mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 570 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham FOLK akan mencatatkan saham sejumlah 3,94 miliar saham.
Adapun, harga penawaran saham senilai 100 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 57 miliar.
Sebagai pemanis, FOLK juga secara bersamaan akan menerbitkan 285 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan dengan perbandingan 2:1. Artinya, tiap pemegang dua saham baru akan mendapatkan satu waran. Kemudian, harga pelaksanaan waran seri I senilai Rp 200 dan bakal meraup dana sebanyak Rp 57 miliar.
Perseroan menunjuk PT KGI Sekuritas Indonesia dan PT Samuel Sekuritas Indonesia menjadi penjamin pelaksana emisi efek.
Dana hasil IPO akan digunakan oleh FOLK untuk meningkatkan kinerja melalui belanja modal, serta memberikan pinjaman untuk modal kerja dan biaya operasional dari masing-masing anak perusahaan. Sebagai bagian dari ekosistem FOLK Group, perseroan akan terus mengoptimalkan sinergi antara anak perusahaan untuk menciptakan solusi media dan retail yang relevan dengan tuntutan zaman.
Investasi pada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi prioritas FOLK Group dalam menjaga posisinya sebagai pemimpin dalam industri kreatif dan media digital di Indonesia.
Advertisement
OJK Catat 66 Perusahaan Antre IPO di Bursa
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal hingga 31 Juli sebesar Rp 162,09 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 57 emiten. Nilai emisi emiten IPO tersebut lebih tinggi dibandingkan pencapaian sepanjang tahun 2022 dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan ke-4 global pada semester I 2023.
Adapun di pipeline, masih terdapat 101 rencana penawaran umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp 72,85 triliun dan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 66 perusahaan.
Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 31 Juli 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 429 Penerbit, 156.916 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 910 miliar.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, sejalan dengan penguatan pasar keuangan global, pasar saham Indonesia sampai dengan 31 Juli 2023 juga mengalami penguatan sebesar 4,05 persen mtd ke level 6.931,36 (Juni 2023 menguat 0,43 persen mtd ke level 6.661,88), dengan non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp2,72 triliun mtd (Juni 2023 outflow Rp4,38 triliun mtd).
"Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbesar pada Juli 2023 dicatatkan oleh saham di sektor energi dan sektor basic material. Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 1,18 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp18,92 triliun (Juni 2023 net buy sebesar 16,21 triliun ytd)," kata Inarno dalam konferensi pers, Kamis (3/8/2023).
Transaksi Saham
Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham termoderasi di bulan Juli 2023 menjadi Rp9,66 triliun mtd dan Rp10,24 triliun ytd (Juni 2023 Rp9,64 triliun mtd), dan secara umum di bawah level rata-rata transaksi harian di 2022 yang sebesar Rp 14,71 triliun.
Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 0,56 persen mtd dan 7,07 persen ytd ke level 369,17 (Juni 2023 menguat 0,96 persen mtd dan 6,48 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp 269,79 miliar mtd, dan secara ytd masih tercatat outflow Rp 880,16 miliar.
Pasar SBN masih melanjutkan tren positif dan membukukan inflow investor asing. Pada Juli 2023, non-resident mencatatkan inflow yang sebesar Rp 8,30 triliun mtd (Juni 2023 inflow Rp17,53 triliun mtd), sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 1,09 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 53,80 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp 93,00 triliun ytd.
Advertisement
Industri Reksa Dana
Di industri reksa dana, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 31 Juli 2023 tercatat sebesar Rp 516,67 triliun atau naik 1,69 persen (mtd) dengan investor Reksa Dana membukukan net subscription sebesar Rp4,21 triliun (mtd). Secara ytd, NAB meningkat 2,34 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp1,79 triliun.
Dalam rangka penegakan hukum di bidang pasar modal, hingga Juli 2023, OJK telah mengenakan sanksi administratif atas pemeriksaan kasus di Pasar Modal kepada 28 Pihak yang terdiri dari sanksi administratif berupa denda sebesar Rp 12,9 miliar , 1 pencabutan izin, 4 perintah tertulis, dan 13 peringatan tertulis serta mengenakan sanksi administratif berupa denda atas keterlambatan dengan nilai sebesar Rp11.101.920.000,00 miliar kepada 155 pelaku jasa keuangan di pasar modal.
OJK telah mengenakan sanksi administratif berupa denda terhadap kasus Penawaran dan/atau Penjualan Medium Term Notes (MTN) PT Perum Perumnas (Persero), kepada 2 Lembaga Jasa Keuangan (LJK) karena telah menawarkan dan menjual Efek tersebut kepada lebih dari 50 pihak tanpa menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada OJK dan tanpa adanya surat Pernyataan Efektif yang diberikan OJK.