Liputan6.com, London Saat ini, COVID varian Eris atau EG.5.1 sedang merebak di Inggris. Seperti diketahui, varian Eris merupakan turunan dari Omicron, yang juga telah masuk klasifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai 'varian yang diawasi' atau Variant Under Monitoring (VUM).
Merujuk ZOE Health Study, ada lima gejala Omicron, termasuk varian COVID Eris yang paling umum dialami masyarakat. Lima gejala COVID-19 terbaru yang dimaksud, antara lain:
Advertisement
- Hidung meler
- Sakit kepala
- Kelelahan (ringan atau berat)
- Bersin
- Sakit tenggorokan
Cuaca Basah di Inggris
Anggota Independent Sage, Prof Christina Pagel mengatakan, bahwa ia yakin Inggris "pasti akan memulai gelombang lain" yang didorong oleh subvarian Omicron, Arcturus dan Eris, berkurangnya kekebalan tubuh, dan cuaca yang buruk.
"Cuaca basah selama beberapa minggu terakhir mungkin juga tidak membantu karena membuat orang tetap berada di dalam rumah," kata Pagel, dikutip dari The Independent pada Senin, 7 Agustus 2023.
Varian baru COVID-19 EG.5.1 atau yang dikenal dengan nama varian Eris sedang menyebarluas di seluruh Inggris, menurut UK Health Security Agency (UKHSA).
UKHSA telah memantau prevalensi EG.5.1 karena meningkatnya kasus COVID secara internasional, terutama di Asia.
Kemungkinan Penyebaran Melambat
Namun, Prof Christina Pagel berpendapat ada kemungkinan bahwa penyebaran varian Eris akan melambat selama liburan musim panas dengan sekolah-sekolah yang ditutup dan orang-orang yang bepergian ke luar negeri.
"Kemungkinan besar akan dominan pada bulan September nanti, ketika anak-anak kembali ke sekolah dan orang dewasa kembali ke tempat kerja atau universitas, ditambah lagi kita mulai menghabiskan lebih banyak waktu di dalam rumah," lanjutnya.
Advertisement
Negara Tidak Boleh Lengah
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mulai melacak varian EG.5.1 lebih dari dua minggu yang lalu.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, bahwa meskipun orang-orang lebih terlindungi oleh vaksin dan infeksi sebelumnya, negara-negara tidak boleh lengah.
"WHO terus menyarankan orang-orang yang berisiko tinggi untuk mengenakan masker di tempat-tempat ramai, mendapatkan penguat ketika direkomendasikan, dan memastikan ventilasi yang memadai di dalam ruangan," pesannya.
"Dan kami mendesak pemerintah untuk mempertahankan dan tidak membongkar sistem yang mereka bangun untuk COVID-19."
Sumbang 14,6 Persen Kasus di Inggris
Pada 10 Juli 2023, sebenarnya satu dari sembilan kasus COVID-19 di Inggris yang terjadi terdeteksi dari varian Eris tersebut.
Data terbaru menunjukkan bahwa virus ini sekarang menyumbang 14,6 persen kasus COVID di Inggris, dikutip dari Sky News.
Virus Menyebar Cepat
Tampaknya virus ini menyebar dengan cepat dan bisa menjadi salah satu alasan mengapa terjadi peningkatan kasus dan rawat inap baru-baru ini di Inggris.
Angka COVID-19 terus meningkat, naik 3,7 persen dari 4.403 kasus minggu lalu menjadi 5,4 persen dari 4.396 pada pekan ini.
Data terbaru juga menunjukkan tingkat rawat inap di rumah sakit akibat COVID-19 adalah 1,97 per 100.000 penduduk, meningkat dari 1,17 per 100.000 pada laporan UK Health Security Agency (UKHSA) sebelumnya.
Advertisement