Rupiah Perkasa Jelang Rilis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2023

Nilai tukar (kurs) rupiah menguat tipis pada Senin pagi. Rupiah naik 0,02 persen atau 2 poin menjadi 15.168 per USD dari sebelumnya Rp15.170 per USD.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Agu 2023, 10:41 WIB
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah menguat tipis pada Senin pagi. Rupiah naik 0,02 persen atau 2 poin menjadi 15.168 per USD dari sebelumnya Rp15.170 per USD.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan peluang pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih terbuka pada hari ini kendati mengalami penguatan pada pembukaan perdagangan.

“(Pelemahan ini) karena sentimen pasar tidak sepenuhnya positif pagi ini. Sebagian indeks saham Asia terlihat bergerak turun, seperti Indeks Nikkei dan Kospi, nilai tukar regional juga sebagian bergerak melemah terhadap dolar AS,” ujar dia dikutip dari Antara, Senin (7/8/2023).

Data Non Farm Payrolls AS yang dirilis pekan lalu lebih rendah dari ekspektasi pasar, yakni 185 ribu dari ekspektasi 205 ribu.

Sebaliknya, data tingkat pengangguran AS menunjukkan penurunan dari sebelumnya 3,6 persen menjadi 3,5 persen, dan rata-rata upah per jam tumbuh 0,4 persen dari 0,3 persen.

“Jadi data yang dirilis tidak sepenuhnya negatif. Ini bisa mengindikasikan situasi ketenagakerjaan di AS masih cukup solid dan masih bisa menyumbang kenaikan inflasi di AS. Jadi, ada peluang The Fed masih mempertahankan suku bunga acuannya untuk jangka waktu yang lebih lama,” kata Ariston.

Perlambatan Ekonomi China

Di samping itu, isu pelambatan ekonomi di China disebut menjadi faktor pelemah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS karena Indonesia memiliki hubungan dagang yang besar dengan China.

Di sisi lain, lanjut dia, data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2023 mungkin bisa mendorong penguatan rupiah bila hasilnya menunjukkan pertumbuhan di atas 5 persen. “Potensi pelemahan ke arah 15.200 per dolar AS, dengan potensi penguatan di kisaran 15.100 per dolar AS,” ucapnya.

 

 


Tenang, Bank Indonesia Yakin Rupiah Makin Perkasa di 2023

Teller tengah menghitung mata uang rupiah dan dolar di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (10/1). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah berada di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, memprediksi nilai tukar rupiah akan menguat tahun ini. Hal itu didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan kinerja positif.

"Kami meyakini nilai tukar Rupiah akan menguat karena faktor fundamental semuanya memberikan justifikasi dasar bahwa nilai tukar Rupiah akan menguat," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1/2023).

Dia menyampaikan, pada tahun 2022, Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia bisa tumbuh bias ke atas dalam kisaran 4,5 sampai 5,3 persen. Bahkan BI optimis tahun 2022 bisa tumbuh paling tidak di kisaran 5,2 persen.

Mengutip data BPS, secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari s.d Desember 2022 mencapai USD291,98 miliar atau naik 26,07 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2021.

Kemudian, inflasi yang terjadi di Indonesia juga turun lebih cepat dari perkiraan, dari 6,5 persen menjadi 5,51 persen. Sedangkan negara lain inflasinya masih di atas 8 persen. Stabilitas nilai tukar rupiah juga mengalami penguatan, transaksi berjalan surplus, kredit tumbuh 11,1 persen, dan masih banyak hal lainnya yang tumbuh cemerlang.

Hal itulah yang menjadi dasar optimisme Bank Indonesia bahwa kurs rupiah 2023 diyakini akan menguat. Disamping itu, Bank Indonesia juga memprediksi transaksi berjalan akan seimbang dan neraca pembayaran akan surplus, demikian dengan aliran modal diproyeksi akan mengalir deras.

"Untuk itu, pertumbuhan tinggi, inflasi rendah neraca pembayaran surplus dan prospek ekonomi yang baik, itu mendasarkan keyakinan kami bahwa rupiah akan menguat setelah tentu saja gejolak Global ini semakin mereda," ujarnya.


Kondisi Global

Ilustrasi uang rupiah. (Gambar oleh iqbal nuril anwar dari Pixabay)

Kendati demikian, Perry menegaskan di tahun 2023 tetap harus waspada, karena kondisi global masih bergejolak dan dilanda ketidakpastian.

Namun, Bank Indonesia tetap optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa tumbuh di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen.

"2023 kita harus waspada Global masih belum bersahabat masih bergejolak tapi dengan keyakinan kita mari kita optimis. Bank Indonesia memperkirakan di tahun 2023 ini pertumbuhan 4,5 sampai 5,3 persen kemungkinan sekitar 4,9 persen, bisa saja konsumsi cepat bisa mengarah ke 5 persen (pertumbuhannya)," pungkasnya. 

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya