Liputan6.com, Jakarta - Jamin keberlanjutan program-program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai kandidat Calon Presiden (Capres) terkuat pimpin Indonesia di masa depan. Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra itu dinilai layak dan bisa melanjutkan dan mengamankan program-program yang sudah digagas Presiden Jokowi.
“Kita sebagai relawan Jokowi di daerah, untuk 2024 ini, beberapa dari kami bergandengan tangan untuk sepakat mendukung Prabowo sebagai presiden,” kata Koordinator Relawan Jokowi se-Jawa Timur, Afifuddin, dalam keterangannya pada Minggu 6 Agustus 2023.
Advertisement
“Karena kami rasa program-program Pak Jokowi yang bisa melanjutkan dan mengamankan ya Pak Prabowo,” lanjutnya.
Prabowo saat ini menjadi satu-satunya tumpuan Presiden Jokowi untuk melanjutkan kerja-kerja serta kebijakan perubahan berkelanjutan. Perhatian besar Prabowo juga diberikan untuk mengurangi angka stunting yang saat ini menjadi perhatian Jokowi.
Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan, angka stunting pada tahun 2022 masih berada di angka 21,6 persen. Adapun angka ini kemudian terus diupayakan ditekan menjadi 14 persen sesuai dengan target dari pemerintahan Presiden Jokowi. Hal itulah yang kemudian menjadi perhatian Prabowo, jika ia menjadi pemimpin Indonesia berikutnya.
Tak hanya menjamin keberlanjutan program Presiden Jokowi, jelang Pilpres 2024, Prabowo saat ini menjadi kandidat Capres terkuat dengan raihan elektabilitas tinggi. Merujuk pada lembaga survei Indikator Politik Indonesia periode 20-24 Juni 2023, Prabowo berhasil unggul dari Capres PDIP, Ganjar Pranowo dan Capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan.
Elektabilitas Prabowo
Di dalam survei itu, Prabowo berhasil mengantongi elektabilitas sebesar 36,8 persen, disusul Ganjar dengan 35,7 persen dan Anies yang hanya meraup suara sebesar 21,5 persen. Maka dari itu, Afifuddin menilai, Prabowo merupakan sosok yang selalu dipercaya oleh Presiden Jokowi.
Kedekatan dan kemesraan yang terjalin di antara keduanya, menjadi tolok ukur yang jitu selain daripada hanya berkomunikasi secara biasa-biasa saja.
“Melihat dinamika yang terjadi sekarang, itu kan kemesraan antara Bapak Presiden dengan Bapak Menhan, kan cukup bagus, tentu itu menjadi salah satu, dari sekian banyak, tolok ukur bagian selain daripada adanya komunikasi-komunikasi,” pungkasnya.
Advertisement