Liputan6.com, Jakarta Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto mengusulkan agar Indonesia membentuk angkatan digital dan intelejen untuk menghadapi ancaman siber. Pasalnya, kata Andi pihaknya mencatat telah terjadi peningkatan aktivitas siber cukup pesat pada 2023 ini.
Menurut Andi, dibandingkan dengan Indonesia, negara tetangga Singapura telah lebih dahulu membentuk angkatan digital dan intelejennya pada 2022. Padahal, kata Andi doktrin keamanan siber Singapura hanya 1 persen.
Advertisement
"Indonesia 101 persen doktrinnya, ditunggu bomnya meledak dulu, baru kita siap-siap. Kita selalu post accident bukan pre accident, keamanan yang bagus 1 persen doktrin," kata Andi, di Seminar Ketahanan Nasional bertajuk Transformasi Digital Indonesia 2045, Flores Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (7/8/2023).
"Hari Jumat (11 Agustus 2023), saya diminta bicara tentang kemungkinan Indonesia seperti Singapura punya angkatan siber. Saya harus menawarkan roadmap-nya apakah Indonesia nanti seperti Singapura punya angkatan siber melengkapi Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara," kata Andi.
Kendati demikian, Andi menyebut Indonesia masih perlu belajar dari Singapura ihwal dibentuk secara sigap angkatan digital dan intelejen. Saat ini, kata dia Singapura punya 3.000 personel angkatan digital dan intelejen dan menargetkan 12.000 ribu personel di delapan tahun mendatang.
"Dijelaskan langsung oleh kepala staf angkatan digital dan intelijen (Singapura) ini, mengapa mereka membutuhkan ini karena memang ada perubahan yang sangat signifikan di bidang pertahanan siber. Ada kebutuhan mereka untuk menarik talenta digital masuk ke sektor pertahanan siber," jelas Andi.
Di Indonesia Masih Berupa Gagasan
Andi mengungkapkan pembentukan angkatan digital dan intelejen di Indonesia masih berbentuk gagasan. Angkatan digital dan intelejen ini bakal disebut angkatan keempat yang diharapkan juga mampu melengkapi satuan siber yang sudah ada di tiga matra TNI, BSSN, dan Polri.
Kendati demikian, Andi mendorong TNI meng-upgrade satuan siber yang dimilikinya. Dia juga berbicara peluang agar satuan siber dapat dipimpin oleh perwira setingkat bintang tiga, sehingga bisa menarik talenta-talenta digital untuk terlibat dalam pertahanan siber.
"Dari situ mungkin baru dipikirkan apakah seperti Singapura kita butuh melompat untuk membentuk angkatan keempat angkatan digital di Indonesia," kata dia.
Advertisement