Liputan6.com, Jakarta - Dalam kunjungan kerja ke Jepang beberapa waktu lalu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, bertemu dengan perwakilan Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation. Saat itu, disinggung terkait basis produksi dan perluasan ekspor dari pabrikan asal Negeri Matahari Terbit tersebut dari Indonesia.
Agus juga menyampaikan harapannya untuk apat meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri pada proses perakitan, menambah lini produk maupun jenis kendaraan yang diproduksi di Indonesia, serta menjajaki pasar ekspor terutama ke negara-negara ASEAN serta Australia.
Advertisement
"Terlebih, Australia saat ini tidak memiliki industri otomotif," jelas Agus, beberapa waktu lalu.
Penjualan Mitsubishi Fuso di Australia pada tahun 2021 sebesar 4.196 unit (1.452 unit medium duty dan 2.744 unit light duty) dan pada tahun 2022 sebesar 4.219 unit (1.318 unit medium duty dan 2.901 unit light duty) yang diimpor dari Jepang.
Menanggapi permintaan ekspor untuk truk Mitsubishi Fuso, Duljatmono, Sales and Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) sebagai distributor resmi kendaraan niaga Mitsubishi Fuso di Indonesia mengatakan, memang pihaknya masih fokus untuk memenuhi pasar dalam negeri tersebut dahulu.
"Ekspor? Ya, itu memang selalu kita pikirkan, dan itu ada bagian yang nanti ada porsi dari prinsipal," ujar pria yang akrab disapa Momon, saat ditemui di Jakarta Pusat, belum lama ini.
Sementara itu, Mitsubishi Fuso sendiri memang hingga saat ini belum melakukan ekspor. Pasalnya, untuk strategi pengiriman ke luar negeri, memang berhubungan dengan global, yang artinya ada policy atau aturan tersendiri dari prinsipal.
"Secara umum, memang ada policy dari prinsipal (ekspor). tidak bisa sendiri, policy global," pungkasnya.
Pasar kendaraan komersial
Sementara itu, pasar commercial vehicle di ASEAN dan Australia sangat besar. Pada tahun 2022 penjualan kendaraan jenis tersebut di ASEAN mencapai 1.212.885 unit dan di Australia sebesar 303.741 unit.
Menperin menekankan, Pemerintah Indonesia terus mendorong komitmen para pelaku industri otomotif asal Jepang untuk meningkatkan kandungan produk lokal, baik berupa suku cadang maupun komponen dalam proses manufaktur.
"Dengan begitu, industri otomotif bisa memperoleh insentif yang akan mendukung aktivitas bisnisnya di Indonesia," pungkas Menperin.
Advertisement