Liputan6.com, Jakarta - Pihak kepolisian mengungkapkan motif pembunuhan yang membuat Muhammad Naufal Zidan alias MNZ (19) kehilangan nyawa. Tersangka Altafasalya Ardnika Basya alias AAB (23) merenggut nyawa MNZ lantaran kalah dalah investasi crypto sehingga AAB berutang melalui pinjaman online (pinjol).
Perencana keuangan Oneshildt Financial Planning Mohammad Andoko menuturkan, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Desember 2022, 62 persen rekening financial technology (fintech) dimiliki masyarakat berusia 19-34 tahun. Selain itu, 60 persen pinjaman fintech disalurkan ke masyarakat berusia 19-34 tahun.
Advertisement
"Jadi pengguna (pinjaman online-red) gen Z dan generasi milenial. Gen Z dan milenial suka berutang,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin, (7/8/2023).
Andoko menuturkan, sejumlah faktor yang membuat Gen Z dan milenial suka berutang. Pertama, kemudahan teknologi. “Dengan KTP, foto wajah, hanya hitungan hari, bahkan jam bisa pinjam uang,” tutur Andoko.
Kedua, generasi Z dan milenial merupakan usia produktif, sehingga menurut mereka dapat melunasi utang ke depan. “Ketiga, kelemahan literasi keuangan,” ujar dia.
Andoko mengatakan, kalau melihat dari kasus mahasiwa UI ini juga terkait dengan investasi kripto, yang menjadi pertanyaan apakah investasi kripto yang dilakukan fomo atau fear missing out atau sudah melakukan analisis. Andoko menuturkan, saat ini, investor kripto mencapai 17 juta, sedangkan investor pasar modal mencapai 10 juta. Andoko menambahkan, pengguna pinjol juga mencapai 17 juta sekitar April 2023.
“Investasi fomo dan senang berutang, ini kurangnya literasi keuangan,” ujar dia.
Oleh karena itu, ia juga mengingatkan saat berinvestasi juga harus mengenal produk investasi dan risiko yang ditimbulkan.
“Lakukan analisis bukan karena FOMO,” ia menambahkan.
Selain itu, Andoko mengingatkan dana investasi memakai uang menganggur atau uang dingin. Jadi dana investasi bukan dari pinjaman dan uang untuk kebutuhan sehari-hari.
“Sisihkan sebagian dana yang kita miliki untuk investasi. Anak bisa dapat uang dari orangtua, dan anak-anak saat ini kreatif. Bisa menjadi youtuber, affiliate marketing, mereka sekarang lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan,” kata dia.
Andoko juga mengingatkan kalau investasi itu membutuhkan proses, kerja keras dan kedisiplinan.
Kebiasaan Berutang Hambat Kebebasan Finansial
Terkait kebiasaan berutang, Andoko menuturkan, hal tersebut bisa menyebabkan stres tinggi sehingga logika hilang. Hal ini menurut dia dapat memicu kasus yang terjadi oleh mahasiswa UI tersebut.
“Kebiasaan utang sebabkan stres keuangan,” kata dia.
Andoko menuturkan, seseorang yang biasa berutang dapat hambat kebebasan finansial karena terbeban dengan cicilan utang.
Namun, sisi lain, Andoko menuturkan, utang tidak selamanya negatif asalkan utang produktif dan dikelola dengan baik.
Terapkan Frugal Living
Untuk mencegah terjerat dari utang pinjol itu, Andoko menuturkan, gaya hidup hemat atau frugal living yang sedang diminati banyak orang ini juga dapat diterapkan. Bahkan sejak mahasiswa menurut Andoko, seseorang harus belajar kelola keuangan sehingga menjadi bekal saat sudah memasuki dunia kerja.
“Kurangnya literasi keuangan terjebak hedonism, keinginan tanpa kerja keras. Frugal living hindari utang tidak perlu dan kelola uang secara efisien,” tutur dia.
Frugal living, menurut Andoko juga memprioritaskan pengeluaran berdasarkan kebutuhan. “Mereka kurangi konsumsi berlebihan. Sedangkan seseorang yang kebiasaan berutang mementingkan keinginan tanpa pertimbangkan kemampuan bayar utang,” ujar dia.
Advertisement
Mahasiswa UI yang Bunuh Juniornya Kerap Cerita soal Bermain Crypto
Sebelumnya, dikutip dari Kanal News Liputan6.com, Altafasalya Ardnika Basya alias AAB (23) tersangka pembunuhan mahasiswa UI yakni Muhammad Naufal Zidan alias MNZ (19), dikenal tertutup di mata teman kampusnya. Berbanding terbalik dengan korban yang dikenal cerdas dan menjadi motivasi temannya.
Ketua Himpunan Sastra Rusia Universitas Indonesia Angkatan 2020, Akbar yang satu kos dengan tersangka mengatakan, tidak terlalu mengenal Altafasalya.
"Tersangka ini kebiasaan begadang cuma kadang tidak teratur jam tidurnya," ujar Akbar, Minggu (6/8/2023).
Dia mengatakan, apabila tidak memiliki kegiatan, tersangka mengurus Crypto dan mengeluh tentang lelah serta susahnya mencari pinjaman atau untuk mengganti kerugiannya. Selama dua bulan terakhir, tersangka jarang berkomunikasi dengannya.
"Dia nggak kayak dulu, aktif ngobrol sama kita untuk ceritain kegiatan dia, cara dia menyelesaikan masalah kayak gimana," jelas Akbar.
Selain bermain Crypto, lanjut Akbar, apabila tidak memiliki kegiatan, tersangka akan menonton film Narcos. Terkait permasalahan uang, tersangka bercerita pernah meminta kepada orangtua.
"Pernah minta ke orang tuanya juga, tapi dia kayak nggak enak lah kalau minta sama orangtuanya terus, jadi dia mikir untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, tapi cara-caranya itu nggak pernah dijelaskan ke kita," ucap Akbar.
Akbar mengungkapkan, akademik tersangka berdasarkan penuturan dosen terbilang pintar. Namun mengalami penurunan diakibatkan permasalahan yang dialami tersangka.
"Kalau berdasarkan kata dosen dia sebenarnya anak yang pintar saja, cuma itu didorong oleh masalah ini dia terlihat sedikit menurun," ungkap Akbar.
Tersangka Sering Cerita soal Crypto
Akbar tidak mengetahui secara pasti, awal mula tersangka bermain Crypto, namun semenjak tinggal satu kos, tersangka kerap membicarakan Crypto kepadanya namun tidak pernah cerita jumlah kerugiannya.
Dia sempat mention itu, kayak tebak-tebakan lah kasarnya itu kan ya, jadi dia harus nebak naik apa turun kayak gitu sih, yang saya tahu dari cara kehilangan uangnya itu," terang dia.
Pada hari pembunuhan yakni Rabu 2 Agustus 2023, tersangka kembali ke kos sekitar pukul 23.30 WIB. Namun Akbar tidak mengetahui kondisi tersangka saat pulang karena sudah sudah berada di dalam kamar. Tersangka saat datang sempat menawari makanan yang dibawanya.
"Sekitar pukul 24.00, tersangka datang tiba-tiba membuka pintu kamar dan basa-basi namun dengan keadaan badan yang berkeringat," ujar Akbar.
Akbar tidak mengetahui sweater milik tersangka yang terdapat bercak darah. Begitupun dengan barang milik korban yang dibawa tersangka ke tempat kos.
"Itu saya sudah di dalam, jadi apa yang dia bawa ke dalam sini itu, kita nggak melihat. Saya cuma dengar dia bilang gua bawa makanan nih, itu doang," pungkas Akbar.
Advertisement