Sandiaga Uno Ungkap Kendala Sedikitnya Jumlah Wisman China ke Indonesia yang Kini Kalah Banyak dari Turis India

Sandiaga Uno mendapatkan temuan menarik, yaitu jumlah kunjungan turis India ke Indonesia meningkat. Secara persentase, jumlah turis India mencapai 6,48 persen, unggul tipis dari China yang bertengger di angka 5,88 persen.

oleh Henry diperbarui 08 Agu 2023, 09:01 WIB
Wisatawan mancanegara (wisman) asal China tiba di bandara internasional Ngurah Rai di Bali, Minggu (22/1/2023). Penerbangan langsung turis China mendarat di pulau Bali untuk pertama kalinya pada hari Minggu dalam hampir tiga tahun setelah ditutupnya rute penerbangan lantaran kebijakan nol Covid-19. (AP Photo/Firdia Lisnawati)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari bulan Januari - Juni 2023. Jumlahnya naik 250,33 persen bila dibandingkan Januari - Juni 2022. Sampai Juni tahun ini, jumlah kunjungan wisman mencapai 5,19 juta. Dari jumlah tersebut penyumbang terbanyak bukan turis China tapi turis Singapura yaitu 16,41 persen.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendapatkan temuan menarik yaitu jumlah kunjungan turis India ke Indonesia meningkat. Jumlahnya mencaai sekitar 450 ribu orang. Secara persentase, jumlah turis India mencapai 6,48 persen, unggul tipis dari China yang bertengger di angka 5,88 persen.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, turis asal China tentu termasuk pasar yang sangat potensial, tapi hal itu tersendat sejak pandemi melanda sampai saat ini. Sandiaga Uno mengakui saat ini masih sulit mengajak turis China karena kebijakan internal di negara mereka, seperti masih ada pembatasan untuk berkunjung ke luar negeri.

Menparekraf memperkirakan jumlah kunjungan wisman asal China ke Indonesia baru akan pulih di atas tahun 2025. Sebelum pandemi Covid-19, jumlah kunjungan turis China tercatat mencapai 1 juta kunjungan di semester I/2019.

"Kita memprediksi [pemulihan kunjungan wisman] di atas 2025 untuk China," ujar Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Kantor Pusat Kemenparekraf, Senin, 7 Agustus 2023. Pada tahun ini pemerintah menargetkan jumlah kunjungan wisman asal China sebanyak 235.000 kunjungan.

Sandiaga mengungkapkan target tersebut sudah terlampaui karena BPS mencatat, kunjungan wisman asal China ke Indonesia sebanyak 297.624 kunjungan sepanjang Januari-Juni 2023. Namun jumlah itu termasuk sedikit dibandingkan saat sebelum pandemic. Pada 2019, kunjungan wisman China pada semester I/2019 tercatat sebanyak 1,04 juta kunjungan.

Jika melihat distribusi kunjungan wisman menurut kebangsaan, China menempati posisi kelima pada Juni 2023 dengan total kunjungan sebanyak 62.500 kunjungan. Posisi pertama di tempati oleh Singapura dengan 174.400 kunjungan, Malaysia 168.800 kunjungan, Australia 132.500 kunjungan, dan India sebanyak 68.900 kunjungan.

 


Kunjungan Turis China

Menparekraf Sandiaga Uno di The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin, 7 Agustus 2023.  (Liputan6.com)

Menurut riset dari Moody’s Analytics, ada tiga alasan utama kenapa warga China masih enggan berlibur ke luar negeri yaitu biaya penerbangan internasional yang cukup mahal, jadwal penerbangan yang masih normal di mana nomor penerbangan internasional mengikuti level 2019, dan kecenderungan untuk berlibur di dalam negeri.

Sandiaga turut membenarkan riset tersebut, sebagai alasan masih rendahnya jumlah kunjungan wisman China ke Indonesia, apalagi secara mengejutkan jumlah wisman India melampaui China, . Kemenparekraf sendiri berencana untuk menggenjot jumlah kunjungan wisman China kembali ke level 2019. Di antaranya, dengan berfokus pada wisatawan berkualitas dan berkelanjutan di pasar-pasar utama seperti Shanghai, Beijing, dan Guangzhou.

Pada Juli 2023, data BPS mencatat jumlah kunjungan wisman via Bandara I Gusti Ngurah Rai mencapai 882,11 persen, sedangkan peningkatan kunjungan via Bandara Soekarno Hatta sebesar 335,91 persen. Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun menyebut jumlah kunjungan wisman ke Bali pada periode Januari hingga Juni 2023 mencapai 2.390.585 orang.

Dari jumlah tersebut, kunjungan yang datang ke Bali masih didominasi wisatawan asal Australia. Posisi kedua hingga kelima berturut-turut diduduki oleh India, Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura. Turis China menyusul di nomor 6 dengan angka 105.037 orang per Juni 2023.

 


Jumlah Wisman Belum Sebanyak Saat Sebelum Pandemi

Turis China berjalan untuk menaiki kapal cepat untuk perjalanan dari Pulau Serangan ke Pulau Lombok di Denpasar, Bali, Rabu (25/1/2023). Sebelum pandemi Covid-19 pada 2020 lalu, turis China yang datang ke Serangan jumlahnya lumayan banyak. Dari puluhan sampai seratusan per hari. (AFP/Sonny Tumbelaka)

"Ini (kunjungan wisman China) terdorong, tadinya nomor 9. Ini berkat penerbangan langsung maskapai China bertambah. Semoga nanti kembali ke nomor urut dua seperti 2019, 1,2 juta orang," ungkap Tjok Bagus dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, Selasa, 11 Juli 2023.

Jadwal penerbangan maskapai China Southern Airlines akan ditingkatkan dari dua kali seminggu menjadi empat kali seminggu pada musim dingin mendatang. Menyusul China adalah wisatawan dari Malaysia, Korea Selatan, Jerman, dan Rusia.

Posisi Rusia sebagai penyumbang wisatawan asing terbanyak nomor 10 ke Bali menurun jauh dari situasi sebelum pandemi. "Mereka sempat nomor 5 sebelum pandemi sehingga kami anggap (pasar) yang bagus. Tapi dengan perang, tentu banyak hal kita lakukan," ujar Tjok.

Tjok Bagus tidak memungkiri meningkatnya kunjungan wisman ke Bali menimbulkan ekses negatif yang ditunjukkan oleh sejumlah kasus. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Bali membentuk Satgas Tata Kelola Percepatan Pariwisata Bali untuk mengawal industri pariwisata di daerah itu pada Mei 2023.

 


Turis Asing Berkualitas Meningkat

Dua turis wanita berpose saat difoto di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Daerah ini merupakan tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Menurut dia, satgas tersebut secara efektif membahas atau menangkal isu-isu seputar pariwisata di media. Tujuannya agar bisa menghasilkan narasi tunggal yang dikeluarkan secara bersama-sama.

"Bagaimana wisatawan datang, apa yang harus dilakukan, apa yang dilarang. Kita inginkan wisatawan yang berkualitas, berkelanjutan, dan bermartabat," terang Tjok.

Sejauh ini, pihaknya mengaku sudah mengintensifkan sosialisasi panduan berwisata (do's and dont's) kepada wisatawan mancanegara. Mereka awalnya menyelipkan flyer panduan di paspor setiap turis asing yang tiba di Bali, dan belakangan diubah dengan bentuk digital yang perlu dipindai oleh turis.

Menparekraf menyebut jumlah wisatawan asing berkualitas yang datang ke Indonesia meningkat. Indikasinya dari durasi mereka tinggal di Indonesia dan jumlah belanja yang dihabiskan selama di sini.

Berdasarkan penuturannya, lama tinggal turis asing di Indonesia saat ini rata-rata di atas seminggu, dengan belanja di atas 1.400 dolar AS per pax. "Harus kita jaga jangan sampai berita-berita buruk, berita-berita negatif yang bisa batalkan wisman datang harus diantisipasi dan dimitigasi," pungkasnya.

 

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya