Liputan6.com, Jakarta Amyotrophic Lateral Sclerosis atau ALS yang dialami kekasih Sandra Bullock, Bryan Randall selama tiga tahun terakhir membuatnya mengembuskan napas terakhir pada 5 Agustus 2023.
“Dengan kesedihan mendalam, kami mengabarkan bahwa pada 5 Agustus, Bryan Randall meninggal dunia dengan tenang setelah tiga tahun berjuang menghadapi ALS,” kata pihak keluarga seperti melansir People, Selasa (8/8/2023).
Advertisement
Sklerosis lateral amiotrofik atau ALS adalah penyakit sistem saraf yang memengaruhi sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
ALS menyebabkan hilangnya kontrol otot. Penyakit ini semakin memburuk dari waktu ke waktu. Orang dengan ALS bisa mengalami disabilitas seperti tidak bisa berjalan dan tidak bisa berbicara.
Seperti dilansir dari Mayo Clinic, ALS memengaruhi sel-sel saraf yang mengontrol gerakan otot sukarela seperti berjalan dan berbicara. Sel-sel saraf ini disebut neuron motorik.
Ada dua kelompok neuron motorik. Kelompok pertama meluas dari otak ke sumsum tulang belakang dan ke otot di seluruh tubuh. Mereka disebut sebagai neuron motorik atas.
Kelompok kedua memanjang dari sumsum tulang belakang ke otot-otot di seluruh tubuh. Mereka disebut sebagai neuron motorik bawah.
ALS menyebabkan kedua kelompok neuron motorik secara bertahap memburuk dan kemudian mati. Ketika neuron motorik rusak, mereka berhenti mengirim pesan ke otot. Akibatnya, otot tidak bisa berfungsi.
Penyebab ALS
Untuk sekitar 10 persen orang dengan ALS, penyebab genetik dapat diidentifikasi. Selebihnya, penyebabnya tidak diketahui.
Para peneliti terus mempelajari kemungkinan penyebab ALS. Sebagian besar teori berpusat pada interaksi kompleks antara gen dan faktor di lingkungan.
ALS sering pula disebut penyakit Lou Gehrig, ini adalah nama dari pemain bisbol yang didiagnosis mengidap penyakit tersebut. Penyebab pasti penyakit ini masih belum diketahui. Namun, sejumlah kecil kasus merupakan faktor keturunan.
ALS sering dimulai dengan gejala seperti:
- Otot berkedut
- Kelemahan pada lengan atau kaki
- Kesulitan menelan atau bicara cadel.
“Akhirnya ALS memengaruhi kontrol otot yang diperlukan untuk bergerak, berbicara, makan, dan bernapas. Belum ada obat untuk penyakit mematikan ini,” mengutip Mayo Clinic.
Advertisement
Gejala ALS Bervariasi
Gejala ALS bervariasi dari orang ke orang. Gejala tergantung pada sel saraf mana yang terpengaruh.
ALS umumnya dimulai dengan kelemahan otot yang menyebar dan memburuk seiring berjalannya waktu. Gejala-gejala itu bisa termasuk:
- Kesulitan berjalan atau melakukan aktivitas sehari-hari yang biasa.
- Tersandung dan jatuh.
- Kelemahan di kaki, kaki atau pergelangan kaki.
- Kelemahan tangan atau kekakuan.
- Bicara cadel atau kesulitan menelan.
- Kelemahan yang terkait dengan kram otot dan kedutan di lengan, bahu, dan lidah.
- Perubahan pemikiran atau perilaku.
ALS sering dimulai di tangan, lengan, atau kaki kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Otot menjadi lebih lemah karena lebih banyak sel saraf yang mati. Hal ini pada akhirnya memengaruhi kemampuan mengunyah, menelan, berbicara, dan bernapas.
Biasanya tidak ada rasa sakit pada tahap awal ALS. Nyeri juga tidak umum pada tahap selanjutnya.
ALS biasanya tidak memengaruhi kontrol kandung kemih. Itu juga biasanya tidak memengaruhi indera, termasuk kemampuan untuk merasakan, mencium, menyentuh dan mendengar.
Penanganan Penyakit ALS, Obat hingga Terapi
Sejauh ini, ALS tidak dapat diobati, tapi penanganan yang baik dapat memperlambat perkembangan gejalanya.
Penanganan yang baik juga dapat membantu mencegah komplikasi dan membuat pengidapnya lebih nyaman dan mandiri.
Pasien ALS akan memerlukan tim penyedia layanan kesehatan dan dokter yang terlatih di banyak bidang untuk memberikan perawatan. Tim bekerja sama untuk memperpanjang kelangsungan hidup dan meningkatkan kualitas hidup.
Tim bekerja untuk memilih perawatan yang tepat untuk pasien. Dan pasien memiliki hak untuk memilih atau menolak salah satu perawatan yang disarankan.
Obat-obatan
Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui tiga obat untuk mengobati ALS salah satunya Riluzole (Rilutek, Exservan, Tiglutik).
Obat ini dapat meningkatkan harapan hidup sekitar 25 persen. Ini dapat menyebabkan efek samping seperti pusing, kondisi gastrointestinal dan masalah hati. Penyedia layanan kesehatan biasanya memantau fungsi hati dengan pengambilan darah secara berkala saat pasien minum obat ini.
Penyedia layanan kesehatan mungkin juga meresepkan perawatan untuk menghilangkan gejala lain, termasuk:
- Kram otot dan kejang.
- Sembelit.
- Kelelahan.
- Air liur dan dahak yang berlebihan.
- Nyeri.
- Depresi.
- Masalah tidur.
- Ledakan tawa atau tangisan yang tidak terkendali.
- Kebutuhan mendesak untuk buang air kecil.
- Pembengkakan kaki.
Terapi Fisik
Penanganan juga bisa dilakukan dengan terapi seperti terapi fisik.
Terapis fisik dapat membantu menangani rasa sakit, membantu berjalan, mobilitas, dan kebutuhan peralatan yang membantu pasien tetap mandiri.
Terapis juga bisa membantu pasien berlatih dan membantu menjaga kebugaran kardiovaskular, kekuatan otot, dan rentang gerak selama mungkin.
Olahraga teratur juga dapat membantu meningkatkan rasa kesejahteraan pasien. Peregangan yang tepat dapat membantu mencegah rasa sakit dan membantu otot berfungsi dengan baik.
Fisioterapis juga dapat membantu pasien mengatasi kelemahan dengan menggunakan penyangga, alat bantu jalan, atau kursi roda.
Advertisement