Warna Warni Laporan Keuangan Emiten Rumah Sakit pada Semester I 2023, Mana Termoncer?

Berikut deretan laporan keuangan emiten rumah sakit sepanjang semester I 2023. Sejumlah emiten mencatat kenaikan pendapatan.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Agu 2023, 16:46 WIB
Sejumlah emiten rumah sakit telah mengumumkan kinerja pada paruh pertama tahun ini. (Unsplash/Isaac Smith)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten rumah sakit telah mengumumkan kinerja pada paruh pertama tahun ini. Pada periode tersebut, mayoritas emiten mencatatkan pertumbuhan positif dari sisi pendapatan. Namun, raihan itu tak selalu sejalan dengan laba yang dicatatkan.

Melansir laporan keuangan perusahaan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Sarana Meditama Metropolitan (SILO) keluar sebagai juara, baik dari sisi pertumbuhan pendapatan maupun laba bersih. Sepanjang paruh pertama 2023, SILO berhasil membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 503,37 miliar. Laba tersebut naik 139,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 210,3 miliar.

Raihan itu sejalan dengan pendapatan semester I 2023 yang tumbuh 24,94 persen. Yakni menjadi Rp 1,12 triliun dibanding semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 900,17 miliar.

Dari sisi pertumbuhan laba, posisi kedua ada PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY) dengan kenaikan laba 92,69 persen menjadi Rp 113,68 miliar pada semester I 2023. Sementara perseroan membukukan laba Rp 58,96 miliar pada semester I 2022. Raihan laba itu sejalan dengan pendapatan perseroan pada semester I 2023 yang tumbuh 18,80 persen menjadi Rp 867,05 miliar dari Rp 729,84 miliar pada semester I 2022.

Selanjutnya ada PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) dengan kenaikan 64,93 persen menjadi Rp 14,25 miliar dari Rp 8,64 miliar pada Semester I 2023. Pada periode ini, perseroan membukukan pendapatan Rp 179,1 miliar atau naik 7,89 persen dibandingkan semester I 2022 yang sebesar Rp 166 miliar.

PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) berhasil membukukan laba Rp 202,34 miliar pada semester I 2023. Laba itu naik 23,09 persen dibandingkan laba semester I 2022 sebesar Rp 164,38 miliar. Sementara dari sisi pendapatan HEAL sampai dengan Juni 2023, naik 13,83 persen menjadi Rp 2,69 triliun dibandingkan Juni 2022 yang tercatat sebesar Rp 2,34 triliun.

 


Laba dan Pendapatan Turun

Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi

PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Bundamedik Tbk (BMHS) kompak mencatatkan penurunan kinerja pada paruh pertama tahun ini, baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Laba MIKA susut 14,47 persen menjadi Rp 453,1 miliar dari Rp 529,76 miliar pada semester I 2022. Penurunan laba itu sejalan dengan penurunan pendapatan sebesar Rp 1,16 persen pada semester I 2023 menjadi Rp 2,05 triliun dibanding semester I 2022 sebesar Rp 2,07 triliun.

Sementara BMHS mencatatkan penurunan laba 92,05 persen menjadi Rp 4,25 miliar pada semester I 2023. Pada semester I tahun lalu, perseroan masih mampu mengantongi laba bersih Rp 53,45 miliar. Penurunan laba itu sejalan dengan pendapatan semester I 2023 yang merosot 11,43 persen menjadi Rp 721,74 miliar dari Rp 814,9 miliar pada semester I 2022.

 


Pendapatan Naik tapi Malah Rugi

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Pada paruh pertama tahun ini, PT Murni Sadar Tbk (MTMH) mengantongi pendapatan Rp 428,93 miliar atau naik 7,54 persen dibandingkan pendapatan semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 398,84 miliar. Sayangnya, bersamaan dengan itu perseroan membukukan kenaikan beban pokok pendapatan menjadi Rp 331,2 miliar dari Rp 265,74 miliar pada semester I 2022.

Alhasil, laba kotor perseroan pada semester I 2023 susut menjadi Rp 97,73 miliar dibandingkan semester I 2022 sebesar Rp 133,11 miliar. Pada periode ini, perseroan membukukan kenaikan beban usaha 34,96 persen yoy menjadi Rp 101,51 miliar. Kemudian pendapatan keuangan susut 73,28 persen yoy menjadi Rp 73,96 juta, beban keuangan naik 5,47 persen yoy menjadi RP 16,5 miliar dan pendapatan lain-lain naik tipis 14,83 persen yoy menjadi Rp 8,8 miliar.

Dari rincian tersebut, dan setelah memperhitungkan manfaat pajak, perseroan membukukan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 8,85 miliar. Padahal, pada perseroan masih membukukan laba Rp 38,71 miliar pada paruh pertama tahun lalu.

 


Rugi Turun

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Di antara sejumlah emiten rumah sakit yang telah sampaikan kinerja semester I 2023, terdapat dua emiten yang berhasil memperbaiki kinerjanya dengan mencatatkan penurunan rugi.

PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) berhasil menekan rugi dari Rp 51,74 miliar pada semester I 2022, menjadi rugi Rp 40,14 miliar pada semester I 2023. Perseroan berhasil menekan rugi di tengah pendapatan yang juga terkoreksi.

Pada semester I 2023, pendapatan CARE susut 15,52 persen menjadi Rp 95,18 miliar dari Rp 112,66 miliar pada semester I 2022. Bersamaan dengan itu, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp 46,6 miliar dari Rp 65,98 miliar pada semester I 2022. Sehingga perseroan berhasil membukukan laba bruto Rp 48,58 miliar, naik 4,07 persen dibandingkan semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 46,68 miliar.

Sayangnya, beban usaha pada semester I tahun ini masih tercatat lebih besar dibanding laba kotor. Yakni sebesar Rp 55,75 miliar, meski lebih kecil dibandingkan beban usaha pada semester I 2022 sebesar Rp 76,65 miliar. Alhasil, perseroan membukukan rugi usaha Rp 7,17 miliar, jauh lebih baik dibandingkan semester I 2022 dengan rugi usaha mencapai Rp 29,7 miliar.

Pendapatan keuangan pada semester I 2023 tercatat sebesar Rp 3,31 miliar, beban keuangan Rp 35,92 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp 597,23 juta. Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 40,14 miliar.

Selain CARE, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) juga berhasil menekan rugi pada paruh pertama tahun ini. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,48 miliar. Sementara pada paruh pertama tahun lalu, perseroan membukukan rugi bersih mencapai Rp 24,76 miliar.

Susutnya engka kerugian SAME didukung kinerja dari sisi pendapatan yang tumbuh 21,13 persen menjadi Rp 772,71 miliar pada semester I tahun ini dibandingkan semester I tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 637,92 miliar.

 


Pendapatan dan Rugi Kompak Naik

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Dari sisi pendapatan, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) masih mencatatkan kenaikan 24,94 persen menjadi Rp 1,12 triliun pada paruh pertama tahun ini dibandingkan pendapatan semester I 2022 sebesar Rp 900,17 miliar. Sayangnya, capaian laba perseroan tak sejalan dengan kenaikan pendapatan itu.

Pada semester I 2023, perseroan masih membukukan laba usaha sebesar Rp 21,15 miliar atau naik 241,66 persen yoy. Sayangnya, pada periode ini beban keuangan perseroan bengkak menjadi Rp 87,87 miliar dibanding semester I 2022 sebesar Rp 37,76 miliar.

Meski pendapatan keuangan naik 140,26 persen yoy menjadi Rp 17,72 miliar dan penghasilan lain-lain naik 69,52 persen yoy menjadi Rp 5,26 miliar. Dari rincian itu, perseroan akhirnya membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 41,95 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan membukukan rugi Rp 23,99 miliar.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya