Ramai Kampanye Transisi Energi, Sektor Hulu Migas Susah Cari Investor

Dunia kini tengah gencar mengkampanyekan transisi energi dalam rangka mengatasi dampak perubahan ikim. Penggunaan energi baru terbarukan (EBT) pun menjadi pilihan karena dinilai lebih bersih dan berkelanjutan.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Agu 2023, 18:15 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Dunia kini tengah gencar mengkampanyekan transisi energi dalam rangka mengatasi dampak perubahan iklim. Penggunaan energi baru terbarukan (EBT) pun menjadi pilihan karena dinilai lebih bersih dan berkelanjutan.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengungkapkan konsidi tersebut membuat para pelaku usaha energi fosil menjadi tertekan.

“Pemeirntah dan negara dunia sedang bergerak mengembangkan energi terbarukan dan ini menjadi tekanan bagi (pelaku usaha) energi fosil, ini sangat kuat sekali,” ungkap Dwi dalam Pembukaan Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 Wilayah Sumatera Bagian Selatan di Palembang, Selasa (8/8).

Tekanan tersebut makin serius dirasakan dampaknya karena sekarang industri ini sulit mendapatkan pendanaan. Sejauh ini, potensi pendaaan yang memberikan harapan yakni terkait penangkapan karbon (carbon capture).

“Kita ini mendapatkan tekanan misalnya pendanaan jadi tidak mudah, kecuai dengan tambahan investasi carbon capture,” kata Dwi.

Di sisi lain, proses transisi energi bagi negara berkembang seperti Indonesia juga mengalami tantangan yang tidak mudah. Sampai tahun 2060, Pemerintah RI membutuhkan anggaran hingga Rp15.000 triliun.

Net Zero Emission

Dana tersebut dibutuhkan untuk mencapai target karbon netral atau net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

"Indonesia membutuhkan investasi hingga USD1 triliun sampai tahun 2060 untuk pembangkit dan transmisi energi terbarukan," kata Menteri ESDM, Arifin Tasrif dalam acara peluncuran perpanjangan Program MENTARI antara Indonesia-Inggris di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (4/8) lalu.

Menurut dia, kebutuhan akan dukungan finansial akan semakin meningkat. Sebab, Indonesia akan menerapkan pensiun dini terhadap pembangkit listrik berbahan bakar batu bara di tahun-tahun mendatang.

"Oleh karena itu, kami membuka peluang investasi dan kerjasama yang luas untuk mencapai target tersebut," imbuh Arifin.


SKK Migas dan KKKS Cari Cadangan Minyak di Laut Dalam, Punya Potensi Besar Meski Risiko Tinggi dan Mahal

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melihat bahwa potensi minyak dan gas bumi di Indonesia masih sangat besar. Oleh sebab itu, SKK migas mengajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk terus menggali potensi migas di Indonesia termasuk untuk wilayah area frontier dan tinggi risiko.

Sejak 2022, SKK Migas bersama dengan Major International Oil & Gas Company (IOC) sudah melakukan kegiatan eksplorasi di laut dalam. SKK Migas KKKS Harbour Energy telah mulai melakukan pengeboran laut dalam sekaligus play opener di area Andaman.

Tahun 2023, giliran Major IOC Eni melalui Eni North Ganal Ltd melakukan tajak sumur eksplorasi di laut dalam, selanjutnya beberapa KKKS lainnya sudah merencanakan untuk melakukan tajak sumur eksplorasi di laut dalam.

“Major IOC telah membuktikan keseriusan mereka untuk menggarap potensi eksplorasi yang high risk, tentunya ini menunjukkan bahwa daya tarik investasi kita masih menjanjikan. Hal ini tentu menjadi kabar yang menggembirakan, karena potensi hulu migas nasional saat ini banyak terdapat di laut dalam”, kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangan tertulis, Minggu (6/8/2023).

Dwi menyampaikan bahwa eksplorasi di laut dalam menjadi salah satu fokus penemuan cadangan migas kedepan. Hal ini sejalan dengan upaya SKK Migas menggenjot kegiatan eksplorasi untuk mendukung ketersediaan cadangan migas untuk mencapai target 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD).

 


Cekungan Kutai

PT Pertamina Hulu Energi Offshore-North West Java (PHE ONWJ) akan lanjutkan proyek Optimasi Pengembangan Lapangan (OPL) migas lepas pantai YY di perairan utara Karawang.

Harbour Energy telah memulai pengeboran laut dalam sekaligus play opener di area Andaman melalui pengeboran Sumur Timpan-1 yang membuahkan penemuan gas signifikan di perairan tersebut. Pada tanggal 21 Juli 2023, Eni North Ganal Ltd berhasil melakukan tajak Sumur Geng North-1 di kedalaman air ± 1.950 meter di lepas pantai Cekungan Kutai.

Sumur ini memiliki nilai yang strategis karena hingga saat ini tercatat sebagai sumur dengan target reservoir terdalam jika dibanding sumur-sumur Eni sebelumnya di Cekungan Kutai serta menggunakan Drill Ship yang harga per harinya mencapai 4-5 milyar rupiah.

Seri pengeboran laut dalam di Indonesia masih akan terus berlanjut dengan pengeboran sejumlah sumur lainnya. Tahun ini, Harbour Energy akan melakukan pengeboran 2 sumur eksplorasi sebagai kelanjutan dari penemuan gas di struktur Timpan tahun lalu. Masih di area yang sama, Mubadala juga berencana melakukan pengeboran 1 sumur eksplorasi untuk membuktikan potensi hidrokarbon di wilayah kerja mereka di Laut Andaman.

Rangkaian pengeboran laut dalam ini dilakukan pada wilayah kerja yang masih tahap eksplorasi sehingga biaya yang dikeluarkan masih belum tentu kembali di dapatkan oleh investor.

 

Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya