Liputan6.com, Jakarta - Band metal asal Garut, Voice of Baceprot, memasukkan satu lagi pencapaian ke dalam portofolio mereka. Memantapkan posisi mereka di panggung internasional, Voice of Baceprot jadi cerita sampul media asing, NME Asia.
Melalui akun media sosialnya, Senin, 7 Agustus 2023, publikasi itu merilis visual cerita sampul tersebut. Mereka menulis, "Voice of Baceprot tidak asing dalam merintis jejak karier mereka sendiri."
Advertisement
"Selama sembilan tahun terakhir, alumni #NME100 ini telah berubah dari remaja yang meng-cover lagu di kampung halaman mereka di pedesaan Jawa Barat jadi beberapa musisi metal terkemuka di Indonesia. Sepanjang perjalanan, ketiga wanita Muslim muda ini telah menghadapi permusuhan, kesalahpahaman yang disengaja, dan penghinaan."
"Untungnya, apa yang dihadapi justru mengukuhkan eksistensi band dan ketahanan mereka. NME bertemu @voiceofbaceprot, yang sekarang sedang melakukan tur AS untuk mendukung album debut mereka, 'Retas' yang berapi-api dan blak-blakan," ujar outlet berita itu.
Ketika NME bertanya apa harapan mereka untuk album debut, Retas, band metal Indonesia ini menjawab tanpa ragu. "Bahwa musik kita bisa terbang sejauh mungkin, menjangkau tempat-tempat yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya," jawab gitaris sekaligus vokalis band metal itu, Firda 'Marsya' Kurnia.
"Itu akan mencatat sejarah baru," jawab drummer Euis Siti Aisyah alias Sitti sambil tertawa. "Bagaimana itu bisa menjadi sejarah jika baru saja keluar?" sahut Marsya.
Pakai Musik untuk Mengangkat Isu Sosial
"Bagi kami, 'Retas' berarti membuka atau mendobrak batasan, seperti perjalanan musik kami selama ini," kata Marsya pada NME. "Kami mendengar orang-orang mempertanyakan genre musik kami. Sangat mudah untuk terpaku pada ide metal tertentu dan saya pikir kami tidak boleh terjebak oleh semua batasan ini, selama musiknya jujur."
"Memadukan nuansa nu-metal dan hard rock awal tahun 2000-an, Marsya, Widi, dan Sitti menampilkan riff-riff besar, bassline funky, dan bagian instrumental teknis, jauh berbeda dari cover lagu religi dan hit Top 40 yang mereka mulai mainkan kurang dari satu dekade lalu," catat publikasi itu.
Ketiganya pernah mengikuti ekstrakurikuler teater di sekolah menengah, dan berperan sebagai musisi dalam sebuah produksi, tapi "akting kami sangat buruk," kenang Widi. Mereka berhenti berakting dan mempertahankan musik, konselor sekolah mereka, Cep Ersa Eka Susila Satia, juga dikenal sebagai Abah Erza, membantu membentuk Voice of Baceprot.
Voice of Baceprot telah menggunakan musik mereka untuk menarik perhatian pada isu sosial. Salah satu lagu paling awal mereka yang dirilis pada 2016, The Enemy of Earth is You, menyoroti pencemaran lingkungan dan perubahan iklim. Tahun 2016 menjadi masa di mana bencana alam di Indonesia mencatat rekor baru, termasuk banjir bandang di Garut, kampung halaman mereka.
Advertisement
Lawan Stigma
Perjalanan Voice of Baceprot di dunia musik memang telah melahirkan beragam karya dan pencapaian membanggakan. Di balik deretan kisah sukses, ketiga personelnya punya semangat luar biasa untuk menggapai mimpi hingga ogah terjerat kultur nikah muda.
"Jadi, memang ya di kampung kami, mungkin hal ini juga dirasakan perempuan-perempuan yang hidup di desa seperti kami, perempuan itu masih terkena stigma, (membuat) ruang geraknya terbatas, mimpinya dibatasi usia pernikahan," kata Sitti saat dijumpai di konferensi pers peluncuran Softex Daun Sirih, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, 6 Juli 2023.
Siti melanjutkan bahwa perempuan pun berhak bermimpi setinggi-tingginya. Hal tersebut juga harus dibarengi tekad yang kuat dari orang-orang terdekat. "Itu bisa jadi ambisi untuk mengatasi halangan tersebut," ujar dia.
Ia menerangkan bahwa VOB berpesan untuk para perempuan untuk tetap semangat pada tujuan dan mimpi besar. "Kalau dari aku dan teman-teman VoB, pesannya keep going aja," ucapnya. "Percaya pada kemampuan diri sendiri karena yang berhak menilai layak atau tidaknnya diri kita, ya diri kita sendiri bukan orang lain, jadi hajar terus."
Tur Konser di Eropa
Voice of Baceprot sukses mengharumkan nama bangsa hingga ke Eropa dan Amerika. Prestasi mereka dinilai dapat jadi inspirasi para remaja putri Indonesia untuk terus bergerak maju dalam menggapai mimpi-mimpi mereka.
Tahun lalu, Voice of Baceprot kembali menyambangi Eropa dalam tur konser 2022. Kala itu mereka tampil di "tanah kudus" penggemar heavy metal dunia, Wacken Open Air, Jerman, lapor kanal Global Liputan6.com per 3 September 2023.
Mengutip DW Indonesia, perjalanan panjang mereka lewati sejak akhir Juli 2023, dari Indonesia ke Eropa. Dalam hitungan hari, band itu tampil di berbagai negara, seperti Republik Ceko, Belanda, Denmark, dan Jerman.
Meski demikian, tiada keluhan letih atau lainnya ketika Deutsche Welle (DW) mewawancarai ketiganya di sela jadwal manggungnya di Eropa. Ini merupakan kunjungan kedua mereka ke Eropa. Trio musisi ini sempat tidak nyaman ketika ditanya banyak media di Eropa soal hijab yang dikenakan.
"Yang kami tidak suka adalah ketika orang tuh lebih banyak membicarakan itu (hijab), menanyakan itu terus. Sementara, musiknya sendiri justru diabaikan," Marsya bercerita. "Akhirnya, ketika isu itu dilempar ke masyarakat luas, yang berkembang adalah kami band yang terkenal cuma karena kami berhijab, menunggangi stigma dan segala macam."
"Padahal kami selama delapan tahun di musik, bekerja keras untuk memperbaiki kemampuan (bermusik), bekerja keras membuat karya yang bagus untuk dikenal sebagai musisi, bukan dikenal sebagai penjual penampilan saja," tandasnya.
Baca Juga
Efek Rumah Kaca, Petra Sihombing hingga Voice of Baceprot dan Musisi Indonesia Lainnya Suarakan Krisis Iklim Lewat sonic/panic Vol. 2
VIDEO: Efek Rumah Kaca hingga Voice of Baceprot Suarakan Krisis Iklim di Sonic/Panic Vol. 2
Voice of Baceprot Punya Teman Baru Setelah Gabung Komunitas Peduli Perubahan Iklim di Bali, Bakal Ada Album Kompilasi
Advertisement