Ekonomi Tumbuh Tinggi, Minat Investasi Properti di Karawang Melonjak

Laju pertumbuhan penduduk yang disertai dengan geliat ekonomi Karawang turut menciptakan demand properti yang tinggi.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Agu 2023, 20:15 WIB
Laju pertumbuhan penduduk yang disertai dengan geliat ekonomi Karawang turut menciptakan demand properti yang tinggi. (Foto: bornrich.com)

Liputan6.com, Jakarta Karawang memiliki potensi besar sebagai tujuan pengembangan kawasan bisnis, komersial dan residensial. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kabupaten Karawang tercatat 2,5 juta jiwa pada 2022 dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,5 persen.

Di sisi lain, laju pertumbuhan ekonomi Karawang mencapai 6,31 persen atau lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,31 persen.

Laju pertumbuhan penduduk yang disertai dengan geliat ekonomi Karawang turut menciptakan demand properti yang tinggi. Di luar sektor manufaktur, perkembangan properti di Karawang menjadi salah satu sektor kunci pertumbuhan ekonomi daerah.

Berkaca dari hal tersebut, pengembangan kawasan properti Parkland Podomoro Karawang milik Agung Podomoro terus dijalankan. Kehadiran La Promenade akan melengkapi dan memperkuat sektor komersial di wilayah Karawang yang kini berkembang pesat, ditopang ketersediaan infrastruktur dan konektivitas yang dikembangkan oleh Pemerintah Karawang.

General Manager of Regional Marketing Parkland Podomoro Karawang Tedi Guswana menyatakan La Promenade akan memberikan warna dan value yang baru untuk masyarakat khususnya di wilayah Karawang, terutama para investor yang berencana mengembangkan usahanya dan memilih La Promenade sebagai lokasi bisnis yang menjanjikan dan bernilai tinggi.

"Dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahunnya di Karawang, potensi pasar akan terbuka luas sehingga kegiatan ekonomi menjadi bertambah khususnya di sektor komersial yang menyediakan barang dan jasa, dan telah menjadi kebutuhan utama masyarakat,” kata Tedi dikutip Selasa (8/8/2023).

“La Promenade akan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi di wilayah Karawang dan nasional,” lanjut Tedi.

Tedi menyampaikan, kehadiran area komersial La Promenade juga membuka peluang investasi bisnis dengan imbal hasil yang menguntungkan.

 


Kehadiran Kereta Cepat

Ilustrasi properti Karawang.

Tedi mengatakan dengan captive market yang luas sebanyak lebih dari 2.500 rumah, area komersial ini memiliki potensi investasi yakni capital gain mencapai 20 persen per tahun dengan yield 4 persen per tahun.

Tidak hanya itu, kehadiran kereta cepat Jakarta Bandung yang akan segera dioperasikan dalam waktu dekat, akan mendukung pebisnis membuka market di La Promenade dan memberikan nilai investasi secara jangka panjang.

Manager Marketing Parkland Podomoro Karawang Ibah Djauhari memproyeksikan area bisnis dan komersial sebagai ruang untuk komunitas dapat berkumpul dan bersosialisasi, karena dilengkapi dengan ruang publik seperti taman, plaza, dan area lainnya yang dapat mendukung interaksi sosial masyarakat.

Ibah menambahkan, pembangunan area komersial ini akan terus berjalan seiring dengan pengembangan proyek Parkland Podomoro Karawang secara keseluruhan. Adapun, progress pembangunan area bisnis dan komersial telah berjalan pada proses pembangunan infrastruktur dan diproyeksikan pembangunannya selesai tepat waktu sesuai rencana.

“Kami juga akan terus berinovasi untuk menghadirkan area komersial yang lebih convenient bagi para penghuni maupun pebisnis yang berinvestasi di Parkland Podomoro Karawang,” jelasnya.


Ekonomi Global Diramal IMF Bakal Tumbuh Segini di 2023

Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dana Moneter Internasional menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, berubah sedikit lebih positif meskipun China masih menghadapi momentum perlambatan.

Melansir CNBC International, Rabu (26/7/2023) IMF dalam laporan World Economic Outlook terbarunya menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi global 2023 sebesar 0,2 poin persentase menjadi 3 persen.

Ini menandai kenaikan dari proyeksi pertumbuhan 2,8 persen pada bulan April 2023. Sementara itu, IMF mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada 2024 mendatang sebesar 3 persen.

Dari sisi inflasi, badan tersebut juga memperkirakan perbaikan dari tahun lalu.

Inflasi utama global diproyeksikan mencapai 6,8 persen tahun ini, turun dari 8,7 persen pada 2022. Namun, laju inflasi inti, yang tidak termasuk barang-barang volatil, diprediksi akan lebih lambat menjadi 6 persen tahun ini, dari 6,5 persen tahun lalu.

"Ekonomi global terus pulih secara bertahap dari pandemi dan invasi Rusia ke Ukraina. Dalam waktu dekat, tanda-tanda kemajuan tidak dapat disangkal," kata Pierre-Olivier Gourinchas, kepala ekonom IMF, dalam sebuah postingan blog.

"Namun banyak tantangan yang masih membayangi cakrawala, dan masih terlalu dini untuk merayakannya," tambahnya.

IMF menyoroti kekhawatiran dengan kondisi kredit yang lebih ketat, tabungan rumah tangga yang terkuras di AS dan pemulihan ekonomi yang lebih dangkal dari perkiraan di China imbas lockdown Covid-19.

"Di Amerika Serikat, kelebihan tabungan dari transfer terkait pandemi, yang membantu rumah tangga mengatasi krisis biaya hidup dan kondisi kredit yang lebih ketat, semuanya habis. Di China, pemulihan setelah pembukaan kembali ekonominya menunjukkan tanda-tanda kehilangan tenaga di tengah berlanjutnya kekhawatiran tentang sektor properti, dengan implikasi terhadap ekonomi global," jelas Gourinchas.


AS Diprediksi Tumbuh Hanya 1,8 Persen di 2023

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

IMF memprediksi Amerika Serikat, ekonomi terbesar di dunia, akan tumbuh 1,8 persen tahun ini dan 1 persen pada 2024 mendatang. Sementara China, diprediksi turun dari 5,2 persen tahun ini menjadi 4,5 persen untuk tahun 2024.

"Pelemahan berkelanjutan di sektor real estat (China) membebani investasi, permintaan asing tetap lemah, dan meningkatnya pengangguran kaum muda, sebesar 20,8 persen pada Mei 2023, menunjukkan kelemahan pasar tenaga kerja," kata IMF dalam laporannya.

IMF menambahkan bahwa "data frekuensi tinggi hingga Juni mengonfirmasi momentum pelunakan hingga kuartal kedua 2023."

Komentar tersebut muncul setelah pasar saham di China menguat pada hari Selasa menyusul pernyataan dari otoritas negara bahwa mereka sedang mempersiapkan lebih banyak stimulus.

Beijing dilaporkan sedang memproses langkah-langkah baru untuk memperluas permintaan domestik, menurut laporan kantor berita negara China.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya