Liputan6.com, Bali - Candi Gunung Kawi merupakan salah satu objek wisata yang berada di Pulau Bali, tepatnya berada di aliran sungai Pakerisan. Objek wisata spiritual ini terletak di Banjar Penaka, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, sekitar 30 kilometer dari Kota Denpasar.
Bentuk bangunan Candi Gunung Kawi sebenarnya tidak jauh berbeda dari candi-candi peninggalan masa Hindu-Buddha. Keunikannya terletak pada penempatan bangunan yang dipahatkan pada dinding tebing batu pasir.
Dikutip dari berbagai sumber, Candi Gunung Kawi telah ada sejak abad ke-10. Situs bersejarah ini menjadi persemayaman Udayana bersama dua putranya, Raja Marakata Pangkaja dan Anak Wungsu.
Candi Gunung Kawi ditemukan oleh HT Damste pada 1920. Keberadaan bangunan suci dari masa Bali kuno ini pernah disebut dalam sejumlah prasasti.
Beberapa prasasti tersebut adalah Prasasti Batuan (1022 Masehi) dan Prasasti Tengkulak A (1023 Masehi). Keduanya dikeluarkan oleh Raja Marakata Pangkaja, putra Raja Udayana.
Baca Juga
Advertisement
Di kompleks Candi Gunung Kawi terdapat dua kelompok bangunan monumental, yakni kelompok candi tebing dan ceruk pertapaan yang disebut Amarawati. Berdasarkan Prasasti Tengkulak A yang dikeluarkan oleh Raja Marakata Pangkaja, Amarawati didirikan oleh Raja Udayana yang memerintah Bali antara tahun 979-1011.
Sementara itu menurut studi paleografi, candi tebing dibangun pada abad ke-11. Di tempat wisata Bali ini terdapat sepuluh candi yang dipahat pada tebing cadas.
Sepuluh candi tersebut terbagi dalam tiga kelompok, di antaranya kelompok lima candi, empat candi dan candi sepuluh. Sementara, Ceruk pertapaan atau Amarawati berbentuk ceruk-ceruk yang dipahat pada tebing cadas.
Ceruk ini ada yang dibangun berderet ada pula yang dibangun mengelompok di sebelah selatan kelompok lima candi. Ceruk pertapaan didapati pula di sekitar candi kesepuluh.
Candi Gunung Kawi dulunya digunakan sebagai tempat pemujaan roh leluhur dan tempat meditasi serta pendidikan agama. Situs Candi Gunung Kawi tidak hanya mencerminkan kearifan di bidang religius magis dan pendidikan, tetapi juga di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebab, tidak mudah untuk membangun candi dan ceruk pertapaan yang dipahatkan pada dinding di tebing sungai. Saat ini, Candi Gunung Kawi masih digunakan untuk kegiatan yang bersifat religius magis, tempat meditasi, pengairan, dan sebagai objek wisata spiritual.