Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar orang sudah tahu dengan perokok yang bisa menghembuskan asap berbentuk huruf “O” atau cincin. Gaya ini tak hanya bisa dilakukan rokok reguler namun bisa bagi pengguna vape. Hembusan asap berbentuk spiral ini terkesan unik dan butuh trik tersendiri. Siapa sangka, gunung berapi juga bisa membuat hembusan asap berbentuk huruf “O”.
Melansir dari Live Science, Gunung Etna di Eropa meniupkan sejumlah "cincin pusaran" halus setiap hari. Boris Behncke, seorang ahli vulkanologi dari Institut Nasional Geofisika dan Vulkanologi Italia yang berbasis di Sisilia mencatat Gunung Etna melepaskan lusinan asap spiral.
Advertisement
Fenomena gunung api menghembuskan asap spiral ini terbilang langka. Pasalnya, hanya beberapa gunung berapi yang bisa mengeluarkan asap spiral. Ibarat teknik menghembuskan asap rokok berbentuk cincin, gunung mengeluarkan asap spiral memiliki keunikan tersendiri.
Lewat foto yang beredar, keunikan asap gunung berbentuk cincin ini bisa bertahan di udara selama beberapa menit hingga akhirnya menghilang. Berikut Liputan6.com merangkum keunikan gunung api keluarkan asap spiral melansir dari Live Science, Rabu (9/8/2023).
Cara Gunung Api Etna Hembuskan Asap Cincin
Cincin gas serupa itu muncul akibat letusan gelembung gas dalam saluran sempit di atas ruang magma. Letusan ini menyebabkan gas ditembakkan dengan kecepatan tinggi ke permukaan, seperti yang dijelaskan oleh Behncke. Ia juga menambahkan bahwa gesekan pada dinding saluran melambatkan laju gerakan jet gas seiring bergerak keluar dari pusat saluran. Fenomena ini membentuk bentuk cincin yang terlihat.
Behncke mencatat bahwa Gunung Etna, di pulau Sisilia, menghasilkan lebih banyak cincin pusaran daripada gunung berapi lain di dunia. Meskipun gunung berapi ini melepaskan lingkaran gas hampir setiap tahun, jumlah cincin yang terbentuk bervariasi tiap tahunnya. Pada tahun 2000, rekor tertinggi tercatat dengan sekitar 5.000 cincin terbentuk. Saat ini, tingkat cincin yang teramati mirip dengan periode tersebut.
Rahasia terbentuknya cincin pusaran di Gunung Etna kemungkinan terletak pada bentuk saluran di bawah lubang di dalam kawah Bocca Nuova. Penelitian yang diterbitkan pada 9 Februari dalam jurnal Scientific Reports menjelaskan bahwa para peneliti telah menggunakan model komputer untuk mensimulasikan cincin pusaran ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan cincin yang sempurna memerlukan kombinasi pelepasan gas dengan cepat dari gelembung gas di bagian atas saluran magma dan keberadaan lubang emisi dalam bentuk yang teratur.
Advertisement
Jadi Daya Tarik Wisatawan
Pada 23 Juli 2023, Boris Behncke, seorang ahli vulkanologi dari Institut Nasional Geofisika dan Vulkanologi, mencatat bahwa gunung berapi tersebut menjadi satu-satunya sumber asap spiral di dalam kawah Bocca Nuova. Fenomena unik ini berlangsung selama sekitar seminggu tanpa henti.
Cincin pusaran terbentuk dari campuran asap, uap, dan gas lain yang dilepaskan dengan kecepatan tinggi dari lubang vulkanik. Cincin ini mampu bertahan di udara beberapa menit sebelum akhirnya menghilang.
Tidak mengherankan bahwa keunikan alam ini sangat menarik. Seorang fotografer bernama Luca Cosma, yang juga mengoperasikan perusahaan tur Etna Hiker, berhasil mengambil serangkaian foto menakjubkan dari cincin pusaran pada 23 Juli ketika ia memandu rombongan menuju kawah Bocca Nuova.
Fenomena Asap Gunung Berbentuk Spiral Lainnya
Tanda-tanda aktivitas luar biasa baru-baru ini tampak di Gunung Etna, dan cincin pusaran bukan satu-satunya fenomena yang teramati. Pada tanggal 20 Juli, Behncke mengungkapkan melalui cuitannya bahwa sebuah lubang baru muncul di dalam kawah Bocca Nuova. Meskipun cincin pusaran juga pernah terlihat di gunung berapi lain seperti Gunung Stromboli di utara Sisilia, fenomena ini masih langka dalam penemuan di lokasi lain.
Lubang ini disebut sebagai "lubang pernapasan" karena gas keluar dengan ritme yang berdenyut, menyerupai napas. Situs yang mengamati letusan gunung berapi, yaitu Volcano Discovery, melaporkan bahwa dua letusan kecil dengan awan abu kecil terjadi di Kawah Tenggara gunung berapi pada 10 dan 14 Juli.
Meskipun demikian, Behncke menuliskan bahwa tidak ada tanda aktivitas baru yang mengindikasikan letusan besar akan terjadi dalam waktu dekat.
Advertisement