Kebutuhan Air di Bandung Terus Meningkat, Tak Sepadan dengan Suplai PDAM

Kebutuhan air di Metro Bandung pada tahun 2030 terhitung akan kembali meningkat menjadi 29,385 liter perdetik, sementara total pelayanan PDAM hanya berkisar 6,649 liter perdetik.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 10 Agu 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi Mencuci Tangan Credit: pexels.com/burst

Liputan6.com, Bandung - Kebutuhan air di wilayah Metropolitan Bandung terus meningkat dari tahun ke tahun. Kebutuhan ini tampak tidak seimbang dengan pemenuhan atau suplai air dari PDAM.

Kawasan Metropolitan Bandung ini mencakup Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan sebagian wilayah Kabupaten Sumedang.

Merujuk data yang disampaikan Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, dalam tabel berjudul "Kebutuhan Air SPAM Metropolitan Bandung", dinyatakan bahwa kebutuhan air Metro Bandung pada tahun 2020 itu terhitung sebanyak 23,540 liter perdetik.

Sedangkan, total pelayanan PDAM hanya berkisar 5,187 liter perdetik.

Sementara, pada tahun 2025, terhitung bahwa total kebutuhan air Metro Bandung akan mencapai 28,588 liter perdetik, sementara total pelayanan PDAM hanya berkisar 5,971 liter perdetik.

Kebutuhan air di Metro Bandung pada tahun 2030 terhitung akan kembali meningkat menjadi 29,385 liter perdetik, sementara total pelayanan PDAM hanya berkisar 6,649 liter perdetik.

"Di Cekungan Bandung tahun 2015, identifikasi awal, gap-nya sekitar 7 kubik, dibandingkan suplai pelayanan air baku dari PDAM," kata Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, Dikky Achmad Sidik.

Data dan pernyataan tersebut disampaikan Dikky dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dengan topik “Penerapan Blended Finance Mendukung Program Citarum Harum dalam Penyediaan Air Baku” di Aula Timur, Kampus ITB Ganesha, pekan ini, Senin (7/8/2023).

Dikky mengatakan, walaupun kini ada beberapa program peningkatan layanan air baku yang tengah dikerjakan, seperti pembangunan SPAM di Bandung Selatan, itu diakui masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan akan air di kawasan Metro Bandung.

"Itu tidak bisa menutupi gap yang besar, karena masih ada wilayah yang belum terairi atau terlayani seperti di kawasan Bandung Timur," katanya.

Menurut Dikky, harus ada opsi-opsi lain guna memenuhi kebutuhan air. Di antaranya, pemanfaatan waduk yang ada di kawasan Cekungan Bandung.

"Sehingga diperlukan opsi beberapa waduk yang ada di Cekungan Bandung seperti di Citarik atau Cisanti". Dikky melanjutkan, selain waduk, opsi lain yang dinilai bisa dioptimalkan adalah pemanfaatan mata air-mata air.

"Kaitan penyediaaan air baku khususnya di wilayah Bandung ada beberapa potensi, seperti mata air yang sebagian memang belum termanfaatkan," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya