Liputan6.com, Seoul - Topan Khanun sedang mengarah ke Korea Selatan pada Rabu ini (9/8/2023). Ini merupakan topan pertama d Korea Selatan sejak Topan Hinnamnor pada September tahun lalu.
Sebelumnya, Topan Khanun juga telah melintasi wilayah Jepang dan Taiwan.
Advertisement
Berdasarkan laporan Yonhap, Topan Khanun diprediksi terpantau telah bergerak dari kota Kagoshima di Jepang pada Rabu pukul 03.00 pagi. Topan itu tadinya berada 140 kilometer di barat daya Kagohima, kemudian menuju ke arah barat laut.
Administrasi Meteorologi Korea menyebut Topan Khanun akan mencapai kota Tongyeong di daerah selatan Korsel pada Kamis pukul 03.00 dini hari. Pada Kamis pagi, topannya mencapai daratan.
Efek Topan Khanun di Korsel diperkirakan akan berlangsung hingga Jumat pagi mendatang, serta menimbulkan hujan deras dan angin kencang.
Intensitas topan itu termasuk kategori kuat, namun kekuatannya diprediksi akan menurun jadi "medium" ketika mencapai kota Cheongju di daerah tengah Korsel pada kamis jam 15.00.
Topan Pertama di Korea Selatan pada 2022
Apabila Topan Khanun masuk ke Korsel sesuai prediksi, maka ini menandakan topan pertama yang masuk ke Korsel setelah Hinnamnor pada awal September 2022. Belasan orang meninggal akibat Hinnamnor dan ribuan lainnya harus dievakuasi.
Ini juga pertama kalinya ada topan yang masuk ke Korsel lewat jalur selatan ke utara sejak 1977.
Dampak ke Jambore Pramuka Sedunia
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan, 1.500 kontingen Indonesia yang mengikuti Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan sudah mulai dievakuasi secara bertahap, Selasa (8/8/2023). Mereka dievakuasi di asrama Universitas Wonkwang.
"Mereka sudah mulai dievakuasi. Jadi laporan dari Pak Dubes (Korea Selatan), tadi pagi per pagi ini kontingen Indoneisa akan ditampung di Wonkwang University dormitory yang berjarak 55 kilometer dari Sae Man Geum," kata Retno di Gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta Selatan, Selasa (8/8/2023).
Dia menyampaikan proses pemindahan kontingen Indonesia ke Universitas Wonkwang didampingi oleh Tim Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang ada di Korea Selatan. Retno menuturkan bahwa kontingen Indonesia yang mengikuti Jambore Dunia 2023 di Korea Selatan dalam kondisi sehat.
"Jadi teman-teman sudah mulai berproses dan anak-anak kita dalam kondisi sehat. Alhamdulillah mudah-mudahan seterusnya mereka selalu sehat," jelasnya.
Retno menjelaskan bahwa proses evakuasi dilakukan bertahap dengan menggunakan kurang lebih 40 bus. Menurut dia, acara Jambore Dunia 2023 sudah selesai karena antisipasi angin topan.
"Acaranya memang sudah enggak ada, karena dengan topan itu maka acaranya selesai lebih awal karena teman-teman itu harus dipindahkan," tutur Retno.
Advertisement
Jokowi Minta Kemlu Pantau Kontingen Pramuka RI di Korea Selatan
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI untuk memantau kondisi Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia yang mengikuti, Jambore Dunia ke-25 di Korea Selatan.
Hal itu dilakukan setelah cuaca panas yang melanda Korea Selatan saat ini menyebabkan peserta di beberapa negara mengalami masalah kesehatan.
"Saya sudah perintahkan kepada Kemlu kepada kedutaan kita untuk selalu memonitor untuk selalu memantau," kata Jokowi saat ditemui di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Senin (7/8).
Meski begitu, Jokowi telah memerintahkan agar para peserta dari Indonesia bisa dipulangkan kembali. Sebagai upaya pencegahan, walaupun kondisi cuaca di sana belum sampai indikasi membahayakan. "Sampai saat ini tidak ada yang disampaikan itu membahayakan dan kita harus apa. Membawa pulang kembali," kata Jokowi.
Sementara Inggris, Amerika Serikat, dan organisasi Singapura membuat keputusan untuk menarik peserta mereka keluar dari Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea, mengutip langkah-langkah yang tidak memadai untuk mengatasi panas ekstrem dan faktor lainnya, sebagian besar negara peserta lainnya telah memutuskan untuk tetap tinggal, termasuk Jerman, Swedia, dan Spanyol.
Gelombang panas yang terjadi saat Jambore Dunia ke-25 di Korea Selatan ini juga membuat konser K-Pop yang dijadwalkan pada Minggu 6 Agustus malam di perkemahan Saemangeum ditunda hingga Jumat 11 Agustus karena masalah keamanan dan cuaca panas terik.
Menteri Kebudayaan Korsel Park Bo-gyoon, seperti dikutip dari KBS, mengumumkan perubahan tersebut pada jumpa pers Minggu 6 Agustus di Saemangeum. Ia mengatakan bahwa konser tersebut akan diadakan pada malam upacara penutupan Jambore Dunia ke-25 pada hari Jumat.