Bahana TCW Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,3% sepanjang 2023

Bahana TCW melihat ruang fiskal yang cukup memungkinkan pemerintah untuk belanja lebih ekspansif untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,3% sepanjang tahun ini.

oleh RezaArthur Gideon diperbarui 09 Agu 2023, 15:40 WIB
Ekonom Bahana TCW Emil Muhamad menjelaskan, pertumbuhan ekonomi kemungkinan besar masih akan terus tumbuh tinggi atau melaju kuat pada sisa paruh kedua tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2023 mencapai 5,17%. Hal Ini membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas 5% dalam dalam 7 kuartal berturut-turut. Hal ini prestasi karena di tengah stagnasi pertumbuhan ekonomi global. 

Ekonom Bahana TCW Emil Muhamad menjelaskan, pertumbuhan ekonomi kemungkinan besar masih akan terus tumbuh tinggi atau melaju kuat pada sisa paruh kedua tahun ini.

"Di tengah perlambatan ekonomi dunia, aktivitas perekonomian domestik Indonesia berjalan dengan cukup kuat, terutama ditopang oleh belanja pemerintah," kata Emil Muhamad, Rabu (9/8/2023).

Meski di sisi lain, perlambatan global telah mengakibatkan sumbangsih ekspor terhadap PDB mengalami penurunan Bila dilihat berdasarkan pengeluaran, sumber pertumbuhan PDB ditopang oleh permintaan domestik, menunjukan kualitas pertumbuhan yang baik. Konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 10,62%, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,23%, dan investasi mencapai 4,63%.

Sedangkan dari sisi eksternal, pengeluaran ekspor barang dan jasa terkontraksi sebesar 2,75% seiring dengan melemahnya permintaan global dan turunnya harga komoditas ekspor utama seperti batu bara dan crude palm oil (CPO).

Kontraksi ini mengakibatkan kontribusi ekspor terhadap PDB turun dari 24,6% di tahun lalu menjadi 20,3% pada kuartal kedua tahun ini.

Tapi penurunan tersebut, mampu ditutupi oleh kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB yang naik dari 17,92% pada kuartal dua tahun lalu menjadi 18,25% pada kuartal kedua 2023.

Kontribusi sektor manufaktur memiliki arti penting dalam peningkatan produktivitas perekonomian domestik Sementara itu, bila dilihat dari lapangan usaha, sumber pertumbuhan yang terbesar berasal dari transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 15,28% yang menunjukan mobilitas masyarakat dan aktivitas perdagangan terus tumbuh kencang.

Selain itu, penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh 9,89% seiring pulihnya sektor pariwisata domestik.

 


Belanja APBN

Volume perdagangan juga diperkirakan meningkat dari 2,4 persen pada 2023 menjadi 3,5 persen pada 2024. Dengan prospek ekonomi yang membaik, kinerja ekspor pada tahun depan diharapkan dapat kembali menguat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Anak usaha IFG ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan terjaga dengan baik ke depan.

Hal ini tercermin dari beberapa indikator seperti purchasing manager index (PMI), indeks keyakinan konsumen dan kredit perbankan yang masih tumbuh positif. Dukungan pemerintah tentunya masih sangat diperlukan di tengah-tengah perlambatan ekonomi dunia yang diperkirakan masih akan berlangsung.

"Belanja APBN yang lebih cepat akan memberi multiplier effect yang optimal bagi aktivitas perekonomian, apalagi anggaran kita mengalami surplus hingga paruh pertama tahun ini,’’ papar Emil.

"Kami menilai ruang fiskal yang cukup memungkinkan pemerintah untuk belanja lebih ekspansif untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,3% sepanjang tahun ini, tambahnya.


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tembus 5,17% di Kuartal II 2023

Pemandangan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (5/4/2022). Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 menjadi 5,1 persen pada April 2022, dari perkiraan sebelumnya 5,2 persen pada Oktober 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2023 mencapai 5,17%. Hal Ini membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas 5% dalam dalam 7 kuartal berturut-turut.

Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 3,86%. Dengan capaian ini, maka PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp 5.226,7 triliun.

"Bila dibandingkan dengan triwulan II 2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17%," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, Senin (7/8/2023).

Dia menjelaskan, di tengah perekonomian global yang melambat dan  menurunnya tren komoditas ekspor unggulan, ekonomi Indonesia tumbuh solid sebesar 5,17%.

Infografis Harapan & Langkah Nyata G20 Jadi Katalis Pemulihan Ekonomi (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya