Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Indonesia tumbuh 5,17 persen pada kuartal II 2023. Di antara negara anggota G20, Indonesia bersama India dan China masuk dalam tiga negara anggota G20 yang mampu meraih pertumbuhan ekonomi melebihi 5 persen.
Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Munas Real Estate Indonesia (REI) 2023 di Jakarta, Rabu (9/8/2023) seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
“Di G20, negara-negara G20 yang tumbuh di atas 5 persen itu hanya Indonesia, India, RRT (China),” ujar Jokowi.
Adapun G20 adalah forum multilateral yang terdiri atas 19 negara dan 1 kawasan Uni Eropa dengan kontribusi 79 persen terhadap perdagangan global dan 85 persen perekonomian dunia.
Jokowi menuturkan, ekonomi Indonesia masih tumbuh di atas 5 persen yaitu sebesar 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II 2023. Jokowi menambahkan, Indonesia capai pertumbuhan ekonomi 5 persen dalam tujuh kuartal berturut-turut.
“Kinerja ekonomi kita sudah membaik, ini disampaikan Pak Totok (Totok Lusida) Ketua REI. Sudah diumumkan Senin, 7 Agustus kemarin pertumbuhan ekonomi kita 5,17 persen,” ujar Jokowi.
Daya Saing Indonesia Meningkat
Jokowi juga mengatakan, daya saing Indonesia telah meningkat 10 peringkat menjadi peringkat 34 dari peringkat 44. Kenaikan 10 peringkat itu merupakan yang tertinggi di dunia.
Jokowi menuturkan, tanpa daya saing yang baik, sebuah negara akan sulit dapat bersaing di perekonomian global terutama untuk meraih investasi.
“Karena persaingan negara ini sangat ketat sekali, memperebutkan investasi. Semuanya direbutkan, saling memperbaiki diri, kecepatan perizinan, kecepatan pembebasan lahan, semuanya,” ujar dia.
Peningkatan investasi yang ditopang perbaikan daya saing menjadi penting seiring lompatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada sumber pendanaan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kalau tergantung pada APBN, negara-negara itu juga mungkin tak tumbuh. Investasi menjadi kunci,” tutur Jokowi.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tembus 5,17% di Kuartal II 2023
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2023 mencapai 5,17%. Hal Ini membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas 5% dalam dalam 7 kuartal berturut-turut.
Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 3,86%. Dengan capaian ini, maka PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp 5.226,7 triliun.
"Bila dibandingkan dengan triwulan II 2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17%," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, Senin (7/8/2023).
Dia menjelaskan, di tengah perekonomian global yang melambat dan menurunnya tren komoditas ekspor unggulan, ekonomi Indonesia tumbuh solid sebesar 5,17%.
Deretan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2023Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2023 pada Senin (7/8/2023) pukul 11.00 WIB. Namun jauh sebelumnya, sudah banyak pihak yang memprediksi pertumbuhan ekonomi tersebut, mulai dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia hingga ekonom.
Berikut prediksi-prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2023 oleh berbagai pihak, dirangkum Liputan6.com:
Advertisement
Menteri Keuangan Sri Mulyani
1. Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 baik kuartal II dan keseluruhan tahun diperkirakan masih terjaga pada kisaran antara 5,0-5,3 persen.
Menkeu menjelaskan, perekonomian triwulan II 2023 diperkirakan masih tumbuh kuat, ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur sebagaimana ditunjukkan oleh PMI Manufaktur yang meningkat ke level 53,3 pada Juli 2023, lebih tinggi dibandingkan Juni 2023 sebesar 52,5.
"Konsumsi rumah tangga meningkat didorong oleh terus naiknya mobilitas, membaiknya ekspektasi pendapatan, dan terkendalinya inflasi, serta dampak positif dari Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pemberian gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara," ujarnya.
Perkembangan tersebut juga disertai Indeks Keyakinan Konsumen dan Indeks Penjualan Ritel yang masih terus bertumbuh. Meskipun investasi bangunan masih relatif tertahan, namun investasi non bangunan masih terindikasi ekspansif.
"Hal ini sejalan dengan kinerja ekspor yang positif dan berlanjutnya hilirisasi. Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Informasi dan Komunikasi," jelasnya.
2. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meramal pertumbuhna ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun 2023 di kisaran 5,1 persen. Laju pertumbuhan ekonomi itu didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi.
Konsumsi rumah tangga meningkat didorong oleh terus naiknya mobilitas, membaiknya ekspektasi pendapatan, dan terkendalinya inflasi, serta dampak positif dari Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pemberian gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara.
"Pada kuartal kedua ini kita lihat pertumbuhannya lebih baik karena tidak saja kita ketahui sekarang mobilisasi makin bagus, tapi juga kan kemarin ada hari libur, orang pada spending kemudian ada gaji ke-13 dari ASN. Jadi, perkiraan kita dari sekitar 5 persen mungkin akan dia menuju sekitar 5,1 persen," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Aida S Budiman dalam konferensi pers RDG Juli 2023, Selasa (25/7/2023).
Advertisement
3.Ekonom
Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 diperkirakan menurun dikisaran 5 persen dibandingkan kuartal sebelumnya 5,03 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Prediksi tersebut disampaikan Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede. Iamengungkapkan, kendati demikian pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2023 tetap ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi dan net ekspor.
"Konsumsi rumah tangga diperkirakan berkisar 4,77 persen yoy dari kuartal sebelumnya 4,54 persen yoy," kata Josua kepada Liputan6.com, Senin (7/8/2023).
Konsumsi rumah tangga yang tetap solid tersebut didukung oleh tren penurunan inflasi ke level 3,5 persen yoy dan terindikasi dari beberapa indikator, seperti penjualan mobil yang tercatat tumbuh 5,79 persen yoy dan penjualan motor yang tercatat tumbuh 40 persen yoy.
Selain itu, penjualan eceran pada akhir kuartal II-2023 tercatat tumbuh 8,0 persen yoy dan NTP pada akhir kuartal II-2023 juga tercatat tumbuh 4,2 persen yoy.
"Konsumsi masyarakat cenderung solid mempertimbangkan konsumsi yang bertepatan dengan Ramadhan dan Idul Fitri yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal lainnya sepanjang tahun," katanya.
Disamping itu, Jousa memprediksi investasi/PMTB pada kuartal II-2023 akan berkisar 4,4 persen yoy terindikasi dari pertumbuhan PMDN dan PMA masing-masing 17,6 persen yoy dan 10,7 persen yoy.
Disisi lain, Josua mencatat impor barang modal pada periode Apr-Jun 2023 tercatat tumbuh 17,7 persen yoy meskipun penjualan alat berat tercatat melambat menjadi 4,1 persen yoy. Meskipun demikian, penjualan semen pada kuartal II-2023 masih terkontraksi -3 persen yoy menjadi 13,2 juta ton.
"Investasi bangunan diperkirakan akan cenderung meningkat terbatas dibandingkan kuartal sebelumnya sementara investasi non-bangunan diperkirakan akan tumbuh terbatas sejalan dengan normalisasi harga komoditas terutama CPO dan batubara," ujarnya.
Belanja Pemerintah
Selanjutnya, ia juga menyoroti terkait belanja pemerintah. Menurutnya, belanja Pemerintah diperkirakan tumbuh 4,4 persen yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 3,99 persen yoy.
"Meskipun laju penyerapan belanja bansos cenderung melambat dibandingkan laju penyerapan pada periode yang sama tahun 2022, namun terdapat peningkatan penyerapan belanja pegawai 13,1 persen yoy dan belanja modal tercatat 1,2 persen yoy," jelasnya.
Sementara itu, belanja pembayaran bunga juga masih solid 13,8 persen yoy meskipun menyumbang sekitar 16 persen dari total belanja pemerintah. Ia juga memperkirakan Net ekspor akan tetap tumbuh positif meskipun cenderung sedikit melambat, jika dibandingkan kuartal I-2023.
"Mengingat volume ekspor pada kuartal II-2023 yang diperkirakan melambat jika dibandingkan kuartal sebelumnya, sejalan dengan perlambatan manufaktur dari mitra dagang utama Indonesia," pungkasnya.
Advertisement