Liputan6.com, Jakarta Pengusaha di sektor jasa perjalana dan pariwisata disebut-sebut sudah semakin mengalami pertumbuhan yang positif. Mengingat, ada dampak yang besar akibat dari pandemi Covid-19 selama beberapa tahun terakhir.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani memegang data kalau kedua sektor jasa itu sudah pulih dari pandemi. Salah satu faktor penguatnya adalah adanya konsumsi masyarakat selama libur panjang, seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
Advertisement
"Pelaku usaha di berbagai sektor jasa, khususnya yang terkait dengan jasa perjalanan dan pariwisata, sudah pulih sepenuhnya dari kondisi pandemi, bahkan bisa dikatakan kinerja mereka di Q2 2023 sudah lebih tinggi dari kinerja pra-pandemi atau 2019 karena pent-up demand pasar yang besar sepanjang libur idul fitri," ungkapnya kepada Liputan6.com, Rabu (9/8/2023).
Dia mencatat ini sebagai satu capaian positif. Shinta juga mengapresiasi langkah dari setiap pihak, termasuk pemerintah yang mampu mengendalikan tingkat inflasi sejak dua bulan lalu.
Dampaknya, masyarakat bisa lebih percaya diri dalam melakukan transaksi dan kegiatan ekonominya. Pada saat yang sama, pelaku usaha juga menjadi lebih yakin dalam melakukan ekspansi.
Kendati begitu, Shinta mengatakan, pertumbuhan ciamik di kuartal II-2023 ini menyimpan potensi tak berkelanjutan. Pasalnya, pertumbuhan itu banyak ditopang dari belanja konsumtif masyarakat.
"Namun, kami lihat tingkat pertumbuhan yang ada di Q2 lebih banyak di-drive oleh kegiatan ekonomi konsumtif yang sifatnya sebetulnya seasonal dan tidak sustainable terhadap pertumbuhan ekonomi jangka menengah-panjang," kata dia.
"Toh masyarakat tidak bisa melakukan konsumsi tinggi di masa liburan kalau tidak punya produktifitas yang memadai," sambung Shinta.
Perbanyak Lapangan Kerja
Lebih lanjut, Shinta menilai ada solusi yang bisa dilakukan untuk mempertahankan catatan positif pertumbuhan ekonomi. Salah satunya melalui pembukaan lapangan kerja hingga peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha.
"Jadi kami harap ke depannya pemerintah bisa lebih balance memberikan stimulus pertumbuhan yang sifatnya produktif," ungkapnya.
"Seperti perluasan pinjaman usaha yang affordable, financial deepening ke berbagai sektor yang selama ini sulit memperoleh pembiayaan usaha, perbaikan efisiensi berbagai faktor produksi penting seperti biaya logistik/supply chain, energi, tenaga kerja, perbaikan kualitas SDM, dan lain-lain. Agar pertumbuhan yang kita capai saat ini bisa dipertahankan dan bahkan digenjot lebih tinggi lagi," urai Shinta Kamdani.
Advertisement
Pengusaha Semringah
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyambut baik capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tercatat, per kuartal II-2023, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,17 persen.
Shinta meyakini Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ini. Meski begitu, dia melihat adanya tantangan perkembangan ekonomi global yang juga berdampak ke tanah air.
"Kami selalu meyakini bahwa Indonesia bisa mempertahankan stabilitas ekonomi meski di tengah pelemahan ekonomi global karena Indonesia punya fundamental ekonomi yang baik dan pemerintah juga selalu melakukan intervensi-intervensi kebijakan moneter dan fiskal secara prudent," ujar dia kepada Liputan6.com, Selasa (8/8/2023).
Shinta turut menyoroti stabilnya pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen selama 7 kuartal berturut-turut. Menurutnya, ini jadi angin segar bagi dunia usaha.
"Stabilitas pertumbuhan ini juga menjadi salah satu faktor yang menciptakan optimisme bagi pelaku usaha bahwa ekonomi kita bisa tumbuh mencapai target sepanjang tahun ini, meski kita tidak lepas dari efek negatif pelemahan ekonomi global dan juga kecenderungan pelaku pasar yang wait and see karena tahun politik. Ini capaian yang sangat kami apresiasi," bebernya.
Dia mengaku optimistis pertumbuhan positif ini bisa terus terjadi kedepannya. Dia meluhat faktor utama pengungkit pertumbuhan. Yakni, kuatnya konsumsi domestik dari masyarakat di Indonesia.
Artinya, pertumbuhan ekonomi nasional tidak bergantung pada permintaan ekspor global. Meskipun dari beberapa aspek, Indonesia menjadi pengekspor sejumlah komoditas unggulan.
"Jadi bila kita bisa menciptakan stabilitas dengan mengimbangi dampak-dampak pelemahan ekonomi global agar tidak terlalu membebani pertumbuhan dan kondusifitas iklim usaha yang baik sepanjang tahun, ekonomi kita bisa tumbuh dengan baik dan masih on track dengan target pertumbuhan yang diinginkan," urai Shinta Kamdani.
Tumbuh Kuat
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 yang mencapai 5,17 persen lebih baik dibandingkan beberapa negara maju, seperti Singapura, Jerman, Korea Selatan hingga Amerika Serikat.
"Pertumbuhan ekonomi di triwulan ke-2 2023 tumbuh positif di angka 5,17 persen secara year on year, atau secara quarter to quarter adalah 3,86 persen atau semester to semester tumbuh 5,11 persen. Dibanding negara lain pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat kuat dengan inflasi yang terkendali," kata Airlangga dalam konferensi pers, Senin (7/8/2023).
Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 masih dibawah China yang mencapai 6,30 persen, dan di bawah Uzbekistan 5,60 persen.
Advertisement