Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani mengatakan, Amerika Serikat (AS) memilih Indonesia menjadi destinasi investasi untuk industri chip semikonduktor. Indonesia terpilih menjadi dengan enam negara lainnya.
Rosan bercerita, dengan terpilihnnya Indonesia ini maka perusahaan industri chip semikonduktor AS akan berinvestasi di Indonesia serta perusahaan dari negara lain yang bermitra dengan Amerika akan mendapat insentif dalam menjalankan bisnis chip semikonduktor.
Advertisement
“Selama enam bulan ini, (pemerintah Indonesia) sedang melakukan analisa bersama dengan Departemen Luar Negeri AS agar kita menjadi bagian dari rantai pasok bisnis chip semikonduktor ini,” kata Rosan dikutip dari Antara, Rabu (9/8/2023).
Setelah proses analisa selesai, kata dia, pemerintah AS akan mengumumkan laporan mengenai bagaimana bisnis bisa dijalankan termasuk tentang pemberian insentif di tujuh negara tujuan investasi.
“Tentu ini akan sangat luar biasa untuk investasi industri micro chip di Indonesia ke depannya,” kata Rosan.
Selain mengenai industri cip semikonduktor, Indonesia juga terus berupaya mendapatkan insentif untuk mineral kritis yang diatur dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA) AS.
Perjanjian Perdagangan Bebas Terbatas
Rosan menjelaskan bahwa Indonesia telah secara resmi mengajukan proposal perjanjian perdagangan bebas terbatas (FTA) dengan AS untuk menindaklanjuti kekhawatiran diskriminasi pajak untuk mineral kritis.
Proposal itu, menurut dia, juga didukung oleh enam negara ASEAN serta Australia dan Fiji agar insentif mengenai mineral kritis bisa menjadi bagian dari hasil konkret Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).
Prakarsa ekonomi yang diluncurkan Presiden AS Joe Biden pada Mei 2023 itu bertujuan untuk memajukan kerja sama, stabilitas, kemakmuran, pembangunan, dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.
“Pembicaraan ini akan terus dilakukan sampai pertengahan November, sebelum pertemuan APEC. Ini adalah target yang sudah kita sepakati dengan pihak Amerika, karena itu kita perlu kawal terus isunya,” tutur Rosan Roeslani.
Investasi Tembus Rp 678,7 Triliun, Terbesar di Luar Jawa
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mencatat realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp 678,7 triliun di semester I-2023. Investasi ini masih lebih besar penanaman modal di kawasan luar Pulau Jawa.
"Teman-teman, kalau 1 semester Januari sampai Juni kita sudah mencapai Rp 678,7 triliun, tumbuh 16,1 persen, sudah mencapai 48,5 persen dari Rp 1.400 triliun," kata dia dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II 2023, di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (21/7/2023).
Atas capaian ini, Bahlil optimistis target investasi Rp 1.400 triliun tahun ini bisa dicapai. "Jadi alhamdulillah badan saya tak jadi pendek lagi, Insya AAllah saya kok optimis ya kita sudah lewat semester ini bisa mencapai Rp 1400 triliun, mohon doa lah," tuturnya.
Dengan capaian investasi itu, ada penyerapan tenaga kerja sebanyak 849.181 orang. Dilihat dari sisi sebaran lokasinya pun, investasi di Luar Jawa masih mendominasi dengah Rp 354,9 triliun atau 52,3 persen.
Realisasi ini tumbuh 16,1 persen. Selanjutnya, investasi ke Pulau Jawa tercatat sebesar Rp 323,8 triliun atau 47,7 persen Angka ini tumbuh 16,1 persen.
Kemudian, tingkat penaman modal asing (PMA) sebesar Rp 363,3 triliun atau 53,5 persen. Angka ini tumbuh 17,1 persen. Serta tingkat penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 315,4 triliun atau 46,5 persen. Angka ini tumbuh 15 persen.
Dilihat dari sebaran daerah, Jawa Barat memimpin realisasi investasi dengan Rp 103,7 triliun, diikuti DKI Jakarta dengan Rp 79,5 triliun, Jawa Timur Rp 61,2 triliun, Sulawesi Tengah Rp 56,4 triliun, dan Banten Rp 50,6 triliun.
Advertisement
Kuartal II-2023
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp 349,8 triliun di kuartal II-2023. Secara sebaran, ternyata penanaman modal masih didominasi oleh wilayah di luar Pulau Jawa.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mencatat dengan realisasi tersebut, ada peningkatan 6,3 persen dari kuartal sebelumnya. Angka ini juga lebih tinggi 15,7 persen dari kuartal II-2022 lalu.
"Berkat kerja keras kita semua target investasi kita di kuartal II itu Rp 349,8 triliun tumbuh QoQ kalau dibandingkan tumbuh 6,3 p kakau ktia bandingkan dengan tahun lalu tumbuh 15,7 persen,"ujar Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II dan Januari-Juni 2023, di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Jumat (21/7/2023).
Mengacu angka ini, jumlah penanaman modal asing (PMA) masih lebih tinggi dengan Rp 186,3 triliun atau 53,3 persen dari total modal yang masuk. Kemudian, rasio penanaman modal dana negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp 163,5 triliun atau 46 persen dari total.
Ciamik Ditengah Gejolak Global
Menurutnya realisasi investasi ini cukup ciamik ditengah kondisi ekonomi global yang masih bergejolak. Dengan mencatatkan angka tadi, Bahlil percaya kalau pengusaha global dan dalam negeri masih tertarik berinvestasi di Indonesia.
"Ini cerminan dari meskipun ekonomi global skealipun kita tahu semua belum dalam keadaan normal tetapi kepercayaan global kepada pemerintahan Indonesia ini luar biasa," katanya.
Jika dilihat dari sebaran investasinya, jumlah investasi ke Luar Pulau Jawa masih dominan dengan 52 persen. Rinciannya, ada masuk dana investasi senilai Rp 182 triliun dengan peningkatan 5,2 persen dari kuartal sebelumnya dan meningkat 15,9 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Selanjutnya, untuk investasi di Jawa, tercatat sebesar Rp 167,8 triliun atau setara 48 persen dari total investasi. Angkanini tumbuh 7,5 persen dari kuartal I-2023 dan tumbuh 15,6 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Advertisement