Unilever Indonesia Resmikan Panel Surya di Jababeka, Bakal Kurangi Emisi Karbon 1.500 Ton per Tahun

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Ira Noviarti menuturkan, peralihan ke energi surya sebagai sumber energi bersih terutama di pabrik perseroan. Hal ini menurut perseroan sebagai kontribusi kurangi emisi CO2.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 09 Agu 2023, 19:36 WIB
PT Unilever Indonesia, Tbk (UNVR) meresmikan proyek instalasi panel surya pada pabrik Beauty & Wellbeing dan Nutrition yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang.(Foto: web Unilever Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) meresmikan proyek instalasi panel surya pada pabrik Beauty & Wellbeing dan Nutrition yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang. Memiliki kapasitas 2,5 MWp, proyek ini menjadi salah satu instalasi panel surya yang terbesar di Jababeka.

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Ira Noviarti menegaskan komitmen Perusahaan untuk mendukung penuh agenda pemerintah dalam hal energi terbarukan dan target Net Zero Emission.

Sebagai perusahaan yang telah beroperasi di Tanah Air selama hampir 90 tahun, Unilever Indonesia senantiasa mengambil aksi nyata melalui serangkaian program di bawah strategi global ‘The Unilever Compass’ yang pilar pertamanya adalah membangun planet yang lebih lestari.

"Peralihan ke energi surya sebagai sumber energi bersih, terutama di pabrik-pabrik kami, adalah salah satu langkah konkret untuk memastikan bahwa kami mampu berkontribusi mengurangi emisi secara signifikan. Diprediksi, pemasangan panel surya pada dua pabrik kami akan mampu menekan emisi CO2 hingga 1.500 ton per tahun, setara dengan penanaman 20.000 pohon," kata Ira Noviarti dalma keterangan resmi, Rabu (9/8/2023).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Yudho Dwinanda Priaadi menyampaikan, Pemerintah berkomitmen kuat untuk berkontribusi menangani isu perubahan iklim melalui berbagai langkah dan kebijakan.

Pertama, menaikkan target pengurangan emisi dengan usaha sendiri menjadi 31,89 persen, dan dengan bantuan internasional menjadi 43,2 persen pada 2030. Kedua, menetapkan target mencapai Net Zero Emission pada 2060, atau lebih cepat. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut adalah dengan mengimplementasikan energi terbarukan, yang ditargetkan mencapai 23 persen pada bauran energi nasional 2025.


Gandeng Cikarang Listrindo

Kantor pusat Unilever Indonesia. (dok. Unilever Indonesia)

Prioritas yang dikedepankan antara lain adalah mengakselerasi pemanfaatan energi surya. Di mana kontribusi dari semua pihak sangat dibutuhkan, termasuk dari sektor industrial sebagai pengguna 31 persen dari total konsumsi energi nasional.

Pemanfaatan panel surya adalah solusi optimal bagi sektor industri yang menggunakan energi dalam jumlah tinggi dan intensif, selain mampu mengurangi emisi gas rumah kaca, dan berkontribusi pada langkah transisi menuju energi terbarukan.

"Pemerintah mengapresiasi PT Unilever Indonesia Tbk yang telah menjadi bagian dari upaya bersama untuk mendorong penggunaan energi terbarukan dan membantu menekan jejak karbon dengan inovasi dan kolaborasi," kata Yudho.

Dengan kapasitas 2,5 MWp, panel surya yang akan diinstalasi bekerja sama dengan Cikarang Listrindo ini merupakan salah satu yang terbesar di Jababeka.

Selain dari panel surya, Perusahaan juga mendapatkan pasokan listrik ramah lingkungan dari Renewable Energy Certificates (REC), yang diperoleh dari pembangkit listrik terbarukan di luar wilayah operasinya untuk memenuhi kebutuhan listrik jaringannya.

Selain menekan emisi, pemasangan panel surya ini juga ikut mendukung upaya efisiensi yang terus dilakukan Unilever Indonesia di sisi operasional. Di tengah harga komoditas yang masih fluktuatif, utamanya gas alam sebagai salah satu bahan utama pembangkit listrik, listrik yang diperoleh dari panel surya akan berpotensi untuk menghemat biaya.


Unilever Indonesia Jaga Kestabilan Harga Jual Produk

Ilustrasi Unilever Indonesia (unilever.co.id)

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terus memantau perkembangan kenaikan harga terhadap kelangsungan bisnis perseroan. 

Dengan demikian, perseroan berupaya untuk menjaga kestabilan harga dari produk-produknya, terutama pada merek yang memiliki pangsa pasar besar di segmennya.

"Saat kami lihat opportunity di pricing, pricing kami tidak overpriced dibandingkan kompetitor," kata Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti dalam konferensi pers, Senin (24/7/2023).

Menurut ia, memang ada kategori-kategori yang memang sangat sensitif terhadap kenaikan harga. Misalnya, produk yang menjadi pemimpin pasar, pangsa pasar di atas 50 persen. 

Dia memastikan harga produk-produk Unilever Indonesia akan tetap terjangkau bagi konsumen sekaligus tetap kompetitif dibandingkan produk kompetitor. Dalam hal ini, produk-produk Unilever tidak terlalu mahal bagi konsumen, tapi tidak terlampau murah juga. 

Sebagai contoh, Ira menyebut, merek Royco dan Bango menjadi salah satu produk yang cukup di pasar. Alhasil, Unilever Indonesia menjaga kestabilan harga produk tersebut.

Di sisi lain, Unilever Indonesia tetap konsisten dan berkomitmen untuk terus memperkuat daya saing melalui eksekusi lima strategi prioritasnya. Misalnya, memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand utama, memperluas dan memperkaya portofolio ke premium dan value segment serta membangun execution powerhouse untuk memperkuat kepemimpinan di channel utama.

Selain itu, penerapan e-everything di semua lini bisnis dan tetap menjadi yang terdepan dalam agenda keberlanjutan

Unilever Indonesia mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 20,3 triliun hingga semester I 2023. Penjualan bersih tersebut turun sebesar 5,45 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 21,46 triliun. 

Sedangkan, laba susut 19,59 persen menjadi Rp 2,75 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,42 triliun.

 

 


Kinerja Semester I 2023

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) telah mengumumkan kinerja keuangan (tidak diaudit) untuk semester I 2023. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 20,3 triliun.Penjualan itu alami perubahan 5,45 persen dari periode sama tahun lalu Rp 21,46 triliun.

Perseroan juga terus memperkuat fundamental bisnis untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang.  Perseroan juga membukukan laba bersih sebesar Rp 2,8 triliun dengan margin kotor kuartal 2 yang kuat sebesar 50,5 persen, tertinggi dalam delapan kuartal terakhir. Laba tersebut juga berubah 19,59 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,4 triliun.

"Di sini, kami tetap meningkatkan kinerja gross margin dalam kuartal ini 2023 kami membukukan margin kotor di 50,5 persen menjadi margin kotor tertinggi sepanjang 8 kuartal terakhir, ini sangat penting bagi kami karena gross margin ini bisa mendorong investasi untuk bisa memastikan mencatatkan pertumbuhan lebih lanjut dalam pasar ini,” kata Presiden Direktur Unilever Indonesia  Ira Noviarti dalam konferensi pers, Senin (24/7/2023).

Perseroan memiliki tetap optimis dengan beberapa catatan, Unilever Indonesia memahami bahwa inflasi dan biaya hidup berdampak signifikan terhadap kebiasaan belanja konsumen, hal ini diperkirakan akan bertahan selama beberapa kuartal ke depan. 

"Terlepas dari perlambatan konsumsi rumah tangga saat ini, kami memiliki optimisme terhadap pasar FMCG Indonesia secara jangka panjang. Oleh karena itu, perseroan terus beradaptasi untuk memastikan bahwa bisnis kami selalu kompetitif,” kata dia.

Dia bilang, upaya yang terintegrasi dalam mengimplementasikan lima prioritas strategis perseroan terus menunjukkan peningkatan volume share dan profitabilitas. 

"Selama empat kuartal terakhir kami melakukan intervensi harga untuk memastikan brand kami memiliki daya saing yang kuat. Meskipun demikian, kami masih berhasil melindungi margin perseroan,” imbuhnya.

 


Komitmen Unilever Indonesia

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Di sisi lain, Unilever Indonesia tetap konsisten dan berkomitmen untuk terus memperkuat daya saing melalui eksekusi lima strategi prioritasnya.

Misalnya, memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand utama, memperluas dan memperkaya portofolio ke premium dan value segment serta membangun execution powerhouse untuk memperkuat kepemimpinan di channel utama. Selain itu, penerapan e-everything di semua lini bisnis dan tetap menjadi yang terdepan dalam agenda keberlanjutan.

Perseroan meningkatkan pangsa volume di pasar pada semester I 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan dukungan dari kategori-kategori utama seperti Oral Care, Skin Cleansing, Soy Sauce, and Soup Stock, Dishwash dan Fabric Cleaning.

Untuk memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand utamanya, UNVR memastikan menempatkan investasi yang kompetitif dalam mengkomunikasikan brand kami kepada konsumen.

Dalam hal ekspansi portofolio, perseroan berhasil meningkatkan kontribusi pada premium segment sebesar lebih dari 27 persen dari penjualan domestik pada kuartal II. 

Sementara pada value segment, pada kuartal pertama kami telah meluncurkan dua brand di bawah Dishwash dan Skin Cleansing yang menunjukkan kinerja baik dalam tiga bulan terakhir dalam hal pangsa pasar dan penetrasi.

Glow and Lovely merupakan salah satu merek perawatan kulit Perseroan yang telah membuktikan kinerja luar biasa di value segment dengan menjadi merek pelembab wajah nomor satu di Indonesia dari segi volume penjualan perseroan pada kuartal II masih terkena dampak dari tutupnya beberapa pemain B2B dan B2C e-Commerce pada akhir tahun lalu.

Efek tersebut mempengaruhi topline perseroan di semester I 2023, dan UNVR melihat dampaknya akan lebih minimum pada semester II 2023.

 


Strategi Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi

Sebagai catatan penting, selama kuartal II 2023 Unilever Indonesia mencatat tingkat margin kotor tertinggi dalam delapan kuartal terakhir, dengan tingkat laba sebelum pajak dan laba per saham yang kuat. Pencapaian ini merupakan hasil dari serangkaian program optimalisasi di pabrik, distribusi, logistik dan promosi, serta didukung oleh harga komoditas yang lebih baik.

"Kami siap dengan strategi yang terarah untuk membangun bisnis yang lebih sehat di masa depan dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul. Kami percaya bahwa pendekatan ini akan memperkuat fundamental bisnis kami, meningkatkan daya saing, dan menghasilkan pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya.

“Visi kami adalah tumbuh bersama Indonesia di tahun-tahun mendatang, dan kami terus mencari peluang untuk terus tumbuh serta mencapai tujuan kami tersebut,” ujar Ira.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya