Liputan6.com, Jakarta Rookies yang memiliki judul asli Allons Enfants adalah dokumenter yang dikemas unik. Ia tidak bergerak dengan premis generik tentang sekelompok anak muda yang gemar menari.
Lalu, mereka disatukan dalam kelompok dengan mimpi menang kompetisi. Di tengah jalan saat berlatih terjadi konflik, si ganteng dan si cantik saling jatuh cinta, ada yang cemburu, ribut, damai, lalu menang.
Advertisement
Rookies atau Allons Enfants menyerupai studi karakter. Para pemain jadi diri sendiri. Penonton dipersilakan mengenal dan memahami sudut pandang mereka lewat dialog dengan teman sebaya, guru, pelatih, hingga kepala sekolah.
Bagi yang senang mempelajari karakter dan berkenalan dengan orang baru, film ini asyik. Berikut resensi film Rookies, yang bisa Anda saksikan mulai Agustus 2023 lewat platform streaming KlikFilm.
Para Junior
Rookies secara sederhana diartikan para junior. Kisahnya bermula dari sekolah Turgot di Prancis. Para junior dipersilakan belajar di sana dan bergabung dengan klub tari lewat proses awal yakni emulasi. Fase awal akan ada 50 siswa yang bergabung.
Di Turgot, ada aturan dasar yang suka tak suka wajib dipatuhi: tak menghasilkan nilai bagus maka tak boleh menari. Jika ada nilai, maka silakan menari. Siswa Turgot dilarang menyerah. Banyak siswa yang menganggap SMA Turgot sekolah impian.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Penjadwalan dan Pengelompokan
Film lantas bergerak dengan memperkenalkan sejumlah siswa yang diterima di Turgot. Charlotte Saudrais, Erwan Schamaneche, Michelle Kibebe, Nathanael Marante, dan masih banyak lagi.
Pada fase awal, mereka dihadapkan pada penjadwalan dan pengelompokan. Setiap kelompok beranggotakan 4 atau maksimal 5 orang. Melewati babak kualifikasi ketat, juara utama akan mewakili Prancis di ajang bergengsi World Series.
Melihat Lebih Dekat
Sineas Thierry Demaizière dan Alban Teurlai tak hanya menyodorkan proses berlatih melainkan mengajak penonton melihat lebih dekat sejumlah siswa pilihan lalu berempati pada latar belakang kehidupan mereka.
Ada yang dulu belajar di sekolah yang didominasi siswa kulit hitam dan Arab. Tiada hari tanpa keributan di kelas. Masuk ke Turgot, ia syok karena hanya ada 4 siswa kulit hitam dengan pergaulan yang lebih “rapi.”
Advertisement
Tak Hanya Bermonolog di Depan Kamera
Ada pula siswa Prancis ganteng dari La Boissiere dengan latar kelam lantaran sering diminta menjual narkoba dan cari klien. Tumbuh di lingkungan yang kurang sehat mengondisikannya terbiasa mencuri. Ia lantas mengikuti audisi tari ditemani ibunda.
Proses pengelanan tak hanya bermonolog di depan kamera. Interaksi dengan pengajar hingga kepala sekolah memperlihatkan sejumlah siswa tak betah belajar, ingin drop out, susah konsentrasi di kelas, membenci mata pelajaran tertentu dan lain-lain.
Butuh Kesabaran Ekstra
Bagi penyuka film dengan alur sat-set, dokumenter macam ini menutut kesabaran ekstra karena Rookies jelas bukan Step Up, Bring It On, atau Center Stage yang legendari dari era 2000-an. Ini dokumenter dengan pengenalan karakter yang intens.
Thierry dan Alban membawa kita masuk ke sejumlah ruang kelas untuk melihat para siswa jungkir balik belajar, olah tubuh, mengikuti babak kualifikasi, dan menerima kritik karena sebagian dari mereka sekadar menggerakkan tubuh sesuai irama. Padahal bukan itu esensi menari.
Advertisement
Rookies Menawarkan Perspektif Hidup
Rookies menawarkan perspektif hidup, opini, dan gaya gaul jiwa muda. Kadang mereka tampak gegabah, mencoba berkompromi dengan keadaan, tak percaya diri, overthinking hingga silang pendapat dengan yang lebih tua. Begitulah jiwa muda.
Rookies adalah “surga” bagi yang senang mempelajari karakter, percaya pada proses, dan senang melihat dari perspektif lain. Dikemas dengan mood warna-warni layaknya dunia remaja, film ini sejatinya cocok bagi semua umur.
Remaja yang menonton Rookies akan seperti sedang berkaca dengan meminjam realitas hidup orang lain yang sepantaran. Bagi orangtua, ini ajang reuni dengan masa remaja yang telah lama ditinggalkan seraya memperkaya referensi untuk mengasuh serta memahami anak.
Pemain: Charlotte Saudrais, Erwan Schamaneche, Michelle Kibebe, Nathanaël Marante, Ketsia Chayni Obame, Maxime Auber, Mélissa Joseph
Produser: Thierry Demaizière, Romain Icard, Stéphanie Schorter, dan Alban Teurlai
Sutradara: Thierry Demaizière, Alban Teurlai
Penulis: Thierry Demaizière, Elsa Le Peutrec, dan Alban Teurlai
Produksi: Falabracks, Tohubohu, Le Pacte, Canal+, Ciné+
Durasi: 1 jam, 50 menit