Liputan6.com, Jakarta Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo dinilai menjadi figur antikorupsi. Itu bisa dilihat dari program-program dia selama menjadi Gubernur Jawa Tengah.
Selama menjabat sebagai kepala daerah, Ganjar membangun 29 desa antikorupsi dan memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada 23 sekolah di Jawa Tengah. Kementerian PAN-RB menyematkan predikat A pada sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan untuk Provinsi Jawa Tengah sejak dipimpin Ganjar tahun 2018.
Advertisement
Pengamat Politik Mohammad Riza Widyarsa menyebut Ganjar sosok yang berkomitmen mengatasi korupsi dan figur yang berprestasi. "Apa yang sudah dilakukan Pak Ganjar Pranowo itu memang sangat baik sekali,” kata Riza, Rabu (9/8/2023).
Riza menilai, slogan mboten ngapusi, mboten korupsi bukan sekadar basa-basi, tapi bisa mengedukasi masyarakat agat tidak korupsi. Menurut Riza, masyarakat bisa melihat apa yang Ganjar lakukan, terutama dalam pencegahan antikorupsi itu sangat baik.
Riza mengatakan Ganjar memiliki visi antikorupsi, terutama diarahkan kepada generasi muda. Ganjar memberikan pendidikan antikorupsi di sekolah-sekolah yang ada di Jawa Tengah.
"Karena memang pencegahan ini yang sangat ditonjolkan oleh Pak Ganjar, jadi tidak hanya pemberantasannya, tetapi diutamakan pencegahannya. Bagaimana kita bisa menghilangkan korupsi di Indonesia kalau pencegahan tidak dilakukan,” ujar Riza.
Kedepankan Integritas
Sebelumnya, Sistem pencegahan korupsi menjadi salah satu fokus utama Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo selama dua periode kepemimpinannya di Jateng. Mengangkat slogan ‘Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi’ dan ‘Tuanku ya Rakyat, Gubernur cuma Mandat’ sejak awal menjabat di 2013, Ganjar menegaskan pentingnya sikap integritas dan tidak membohongi rakyat.
"Karena sebenarnya protes masyarakat ya satu saja, kenapa layanannya buruk dan kenapa korupsinya merajalela,” kata Ganjar usai pembukaan Pelatihan Aparat Penegak Hukum (APH) dan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam penanganan perkara korupsi di Hotel Aruss, Kota Semarang, Jateng, Senin (7/8/2023).
Aparatur Sipil Negar (ASN), pelajar, hingga masyarakat pelosok disentuh Ganjar agar sistem pencegahan antikorupsi dapat terbentuk di Jateng. Ganjar memulai dengan mendorong ASN di pemerintahannya untuk melaksanakan konsep layanan mudah, murah, cepat kepada masyarakat.
Ganjar menyadari bahwa ‘semrawut’-nya birokrasi dapat menjadi celah oknum tidak bertanggung jawab untuk melancarkan aksi korupsi. Lewat upaya Ganjar ini juga, Jateng 5 tahun beruntun sejak 2018 mendapat predikat A pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) dari Kementerian PANRB.
"Saya senang karena KPK dulu menemani kita, kita mendapatkan kisi-kisi bagaimana melakukan pencegahan (korupsi) dan kita review satu per satu,” tandas dia. Pada sektor pendidikan, Ganjar menerapkan kurikulum antikorupsi untuk mewujudkan generasi yang jauh dari korupsi. Salah satunya pada jenjang SMA sederajat.
Advertisement
23 Sekolah di Jateng Berikan Pendidikan Antikorupsi
Di SMA dan SMK di Jateng, sudah ada 23 sekolah negeri yang memberikan pendidikan antikorupsi. Yaitu, SMAN 2 Salatiga, SMAN 15 Semarang, SMKN 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan, SMKN 2 Kendal, SMKN Jateng di Kota Semarang.
Kemudian SMAN 1 Pati, SMKN 2 Jepara, dan SMKN Jateng di Kabupaten Pati. Selanjutnya, SMAN 6 Surakarta, SMAN 1 Karanganyar Kabupaten Karanganyar, SMKN 1 Wonosegoro Kabupaten Boyolali, dan SMKN 2 Sukoharjo.
Lalu SMAN 1 Magelang Kota Magelang, SMAN 1 Purworejo, SMKN 1 Gombong Kebumen, SMKN 1 Temanggung, SMAN 1 Sigaluh Banyumas, SMKN 1 Purwokerto Banyumas, SMKN Jateng di Kabupaten Purbalingga, SMAN 1 Pekalongan Kota Pekalongan, SMAN 1 Brebes, SMKN 2 Pekalongan Kota Pekalongan, dan SMAN 1 Slawi Kabupaten Tegal.
"Kalau kemudian pemerintahan dan generasinya bersih biasanya hasil-hasil pembangunannya juga akan jauh lebih baik,” kata Ganjar.