Belombang Panas Korea Selatan Akankah Merembet ke Indonesia? Begini Penjelasan BMKG

Gelombang panas tengah melanda Negeri Gingseng Korea Selatan. Otoritas setempat mencatat 23 kematian terkait gelombang panas, lebih dari tiga kali lipat dari tahun lalu.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 10 Agu 2023, 07:22 WIB
Pemprov DKI Jakarta menyatakan, stok pangan untuk warga DKI Jakarta aman untuk menghadapi dampak El Nino yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada Agustus hingga September 2023. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Surabaya - Gelombang panas tengah melanda Negeri Gingseng Korea Selatan. Otoritas setempat mencatat 23 kematian terkait gelombang panas, lebih dari tiga kali lipat dari tahun lalu. 

Akankah kondisi tersebut merembet ke Indonesia?

 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan, gelombang panas di Indonesia tidak akan separah kondisi di Korea Selatan. BMKG memprediksi puncak musim kemarau di Indonesia akan terjadi pada minggu terakhir Agustus 2023 yang dipicu fenomena El Nino.

“Dasarnya kan dari penghitungan suhu muka air laut lalu dihitung dalam indeks atau anomali. Di Indonesia ini relatif paling lemah, kalau di negara lain levelnya bisa lebih tinggi,” kata Dwikorita, Rabu 9 Agustus 2023.

Kondisi pada saat puncak kemarau tahun ini, disebutnya, akan seperti kekeringan pada 2019, tetapi tidak akan separah 2015 ketika diperburuk dengan luasnya area kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Memang kalau kita lihat di lapangan sungai-sungai sudah mulai mengering ya. Tetapi kalau dilihat secara global intensitas atau level El Nino di Indonesia ini relatif rendah… Kita diuntungkan karena masih punya laut,” kata Dwikorita.

“Ini adalah fenomena global yang terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara lain seperti India, Thailand, dan Vietnam. Karena kita levelnya paling rendah sehingga dampaknya tidak akan separah di negara lain,” ujarnya.

Gelombang panas yang terjadi di Korea Selatan telah menyebabkan banyak korban meninggal dan mengganggu penyelenggaraan Jambore ke-25 Pramuka Dunia di Area Reklamasi Saemangeum.

Karena situasi tersebut Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia yang beranggotakan 1.569 orang memutuskan pulang ke Tanah Air pada Selasa (8/8) sebelum kegiatan tersebut resmi berakhir pada 12 Agustus 2023.

Selama gelombang panas, suhu udara di Korea Selatan bisa mencapai 38-40 derajat Celsius pada siang hari. 


KBRI seoul Siapkan Nomor Darurat

Peseerta bersiap meninggalkan perkemahan Jambore Pramuka Dunia di Buan, Provinsi Jeolla Utara, Selasa (8/8/2023). Penyelenggara Jambore Pramuka Dunia meminta tuan rumah Korea Selatan segera mengevakuasi puluhan ribu anak dari perkemahan mereka jelang adanya topan, hanya beberapa hari setelah gelombang panas menyebabkan sakit massal. (Anthony WALLACE/AFP)

KBRI di Seoul  mengeluarkan imbauan untuk para warga negara Indonesia (WNI) di Korea Selatan.

"Korea Meteorogical Administration (KMA) melalui Public Safety Alert, telah menerbitkan peringatan mengenai adanya gelombang panas yang sedang melanda wilayah Korea Selatan. Estimasi KMA suhu dapat mencapai 35 derajat Celcius dan lebih," demikian KBRI Seoul mengumumkan melalui akun resmi Instagram @indonesiainseoul yang dikutip Sabtu (5/8/2023).

Dalam pengumuman tersebut, KBRI Seoul juga mengeluarkan panduan keselamatan terkait upaya menangani situasi cuaca panas ekstrem di Korea Selatan. Berikut ini di antaranya:

  • Gunakan tabir surya, minum cukup dan hindari aktivitas berat di luar ruangan saat suhu tinggi.
  • Kenakan pakaian pelindung
  • Perhatikan gejala kelelahan akibat suhu panas
  • Pastikan diri Anda dapat menjangkau tempat sejuk dengan mudah
  • Dalam keadaan darurat hubungi 119 atau hotline darurat KBRI Seoul di nomor: 010-5394-2546
Infografis Sengatan Gelombang Panas Mematikan Landa Eropa dan AS (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya