Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik anjlok pada perdagangan saham Kamis (10/8/2023) di tengah investor bersiap untuk rilis data indeks harga konsumen Juli dari Amerika Serikat.
Dikutip dari CNBC, ekonom yang disurvei oleh Reuters prediksi inflasi akan mencapai 3,3 persen sedikit lebih tinggi 3 persen pada Juni.
Advertisement
Indeks Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,33 persen dan indeks Topix merosot 0,16 persen. Jepang mencatat inflasi grosir pada Juli yang mengukur harga yang dibebankan Perusahaan satu sama lain untuk barang dan jasa melambat menjadi 3,6 persen, turun dari angka revisi 4,3 persen pada Juni 2023.
Indeks ASX 200 Australia mendatar. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,43 persen dan indeks Kosdaq terpangkas 0,77 persen.
Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 19.168, dan menunjuk ke pembukaan lebih rendah dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya 19.246,03.
Di wall street, indeks Nasdaq tergelincir 1,17 persen. Sedangkan indeks Dow Jones merosot 0,54 persen dan indeks S&P 500 susut 0,7 persen.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pada September menyentuh USD 84,11 per barel pada Rabu pekan ini. Harga minyak ini sentuh posisi tertinggi sejak pertengahan November 2022. Sedangkan harga minyak Brent untuk Oktober bertambah menjadi USD 87,19 yang merupakan level tertinggi sejak pertengahan April.
Sementara itu, kontrak gas alam September mencapai USD 2.875, tertinggi sejak awal Maret. Produksi dan konsumsi natgas Amerika Serikat akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada 2023, demikian disampaikan the Energy Information Administration (EIA).
Bursa Saham Asia Pasifik pada 9 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham China dan Hong Kong merosot pada perdagangan Rabu, (8/3/2023). Hal ini seiring harga konsumen China tergelincir ke wilayah negatif pada Juli untuk pertama kali dalam 28 bulan.
Dikutip dari CNBC, CSI300, indeks yang berisi saham Perusahaan tercatat terbesar di Shanghai dan Shenzhen turun 0,31 persen. Bursa saham China tertekan. Indeks Shanghai susut 0,49 persen ke posisi 3.244,49.
Selain itu, indeks Shenzhen tergelincir 0,53 persen ke posisi 11.039,45. Indeks Hang Seng cenderung mendatar. Adapun consumer price index (CPI) China pada Juli merosot 0,3 persen year on year (YoY), lebih rendah dari prediksi ekonom yang disurvei Reuters sebesar 0,4 persen. Terakhir China catat inflasi turun pada Februari 2021.
Sedangkan indeks harga produsen pada Juli turun menjadi 4,4 persen dibandingkan tahun lalu. Indeks harga produsen ini melebihi dari prediksi ekonom sebesar 4,1 persen.
“Angka-angka ini akan memperdalam kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan China dan keefektifan langkah-langkah stimulus tradisional,” ujar Chief Economic Advisor of Allianz, Mohamed El-Erian.
Sedangkan bursa saham Asia Pasifik beragam. Indeks Nikkei 225 di Jepang ke posisi 32.204,33. Indeks Topix merosot 0,4 persen ke posisi 2.282,57.
Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan naik 1,2 persen ke posisi 2.605,12 dan hentikan penurunan beruntun dalam lima hari. Sedangkan, indeks Kosdaq naik 1,86 persen ke posisi 908,98. Indeks ASX menguat 0,37 persen ke posisi 7.338.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 9 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan saham Rabu, 9 Agustus 2023. Pelaku pasar menanti data inflasi yang akan rilis akhir pekan ini.
Dikutip dari CNBC, Kamis (10/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 191,13 poin atau 0,54 persen menjadi 35.123,56. Indeks S&P 500 susut 0,7 persen menjadi 4.467,71. Indeks Nasdaq tergelincir 1,17 persen menjadi 13.722,02.
Sementara itu, saham Penn Entertainment naik 9,1 persen setelah perseroan mengatakan akan meluncurkan sportsbook online dengan ESPN yang disebut ESPN Bet pada musim gugur ini.
Selain itu, saham Roblox anjlok hampir 22 persen setelah kinerja keuangan kuartal meleset dari harapan wall street.
Pergerakan wall street juga mengantisipasi laporan inflasi AS. Indeks harga konsumen pada Juli akan dilaporkan pada Kamis pekan ini. Investor telah mengawasi indeks dalam beberapa bulan terakhir untuk mendapatkan petunjuk bagaimana the Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga ke depan. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones prediksi pengukur inflasi naik 3,3 persen pada Juli 2023.
“Pasar fokus pada apakah inflasi turun cukup cepat atau tidak untuk memungkinkan the Fed menghentikan kenaikan suku bunga. Sudah melambat, tapi masih terlalu tinggi. The Fed berada di persimpangan jalan,” ujar dia.
Selain itu, pergerakan pasar melanjutkan koreksi setelah Moody’s menurunkan peringkat beberapa bank regional sehingga kurangi sentimen investor.
Beberapa pelaku pasar khawatir, sinyal tersebut dapat menyebabkan lebih banyak masalah bagi pasar di masa depan. Akan tetapi, sisi lain koreksi wall street yang terjadi setelah reli luar biasa dalam saham pada 2023.
Wall Street Tertekan Pekan Ini
Indeks Nasdaq susut 4,4 persen sejak awal Agustus, sementara indeks S&P 500 dan Dow Jones masing-masing turun 2,6 persen dan 1,2 persen.
Dengan wall street yang alami koreksi pada Rabu pekan ini, indeks Nasdaq masih betah di zona negatif pada kuartal ini. Namun, tiga indeks saham acuan itu lebih tinggi dari pada awal 2023.
“Pasar telah mengalami banyak peningkatan,” ujar Managing Partner MRB Partners, Philip Colmar.
Saham Disney dan operator kasino Wynn Resorts akan merilis hasil kinerja keuangan setelah penutupan perdagangan. Lebih dari 90 persen saham S&P 500 telah melaporkan laba hingga Rabu pekan ini.
Analis JPMorgan Steven Alexopoulos menuturkan, laporan Moody’s tentang bank regional pada Senin malam telah menciptakan peluang beli saham bank tersebut.
“Dalam pandangan kami, alasan yang mendasari tindakan pemeringkatan (serta perubahan pandangan) sudah dipahami dengan baik oleh pasar,” ujar dia.
Advertisement