Liputan6.com, Jakarta Topan Khanun telah datang dan menerjang Korea Selatan (Korsel). Kedatangannya memicu hujan deras.
Menurut informasi dari Kwarnas, yang diterima Kamis (10/8/2023), hujan deras disertai angin kencang melanda sebagian besar wilayah Korea Selatan sejak pagi hari. Suhu udara sekitar 20 derajat Celcius. Cuaca ini berbanding terbalik dengan cuaca panas ekstrem tanpa hujan sebelumnya, terutama di Bumi Perkemahan Saemangeum, tempat pelaksanaan Jambore Pramuka Sedunia ke-25.
Advertisement
Sebelumnya, tiga negara (Inggris Raya, AS, dan sebagian peserta Singapura) telah menarik diri sejak 6 dan 7 Agustus 2023, karena masalah cuaca panas dan beberapa masalah lainnya pada Jambore Pramuka Dunia ke-25 tersebut. Belakangan, atas instruksi Pemerintah Korsel, seluruh 39.000 peserta dari 155 negara yang tersisa di area Jambore dipindahkan pada 8 Agustus 2023 menghindari amukan Topan Khanun yang diprediksi memasuki wilayah Korsel pada 9-10 Agustus 2023.
Sejak 9 Agustus 2023 malam hujan deras mengguyur di Korsel, termasuk di area asrama Universitas Wonkwang, tempat penampungan Kontingen Indonesia, bersama kontingen dari India, Mongolia, Polandia, dan Ekuador.
Kontingen Indonesia sendiri berkekuatan 1.569 orang dipimpin Ketua Kontingen Mayjen TNI Mar (Purn) Yuniar Ludfi dan dua wakil ketua kontingen, Ahmad Rusdi dan Berthold Sinaulan. Semuanya dalam kondisi baik dan aman di tempat penampungan.
Kontingen Indonesia termasuk salah satu yang bertahan dalam kegiatan akbar empat tahun sekali itu, dan dievakuasi pada Senin, 8 Agustus 2023.
"Pemindahan sudah berlangsung dari pukul 08.00 pagi hingga setengah 7 malam. Ada 40 bus yang dikerahkan dalam evakuasi ini bersama pengawalan oleh polisi Korea Selatan," ujar Waka Kwarnas/Kakom Kehumasan & Informatika Berthold Sinaulan dalam program Live Streaming Liputan6 Update, Rabu 9 Agustus.
Berthold mengatakan kontingen Indonesia dalam kondisi sangat baik dan masih antusias mengikuti kegiatan wisata dari Pemerintah Korea Selatan sebagai alternatif yang menggantikan kegiatan kepramukaan yang harus diselesaikan lebih awal akibat menghindari Topan Khanun.
"Kondisi Kontingen Indonesia sangat baik, kita juga dibantu oleh gubernur Provinsi Jeollabuk, tempat berlangsungnya acara ini. Kita dibantu juga dengan persediaan makanan halal untuk 1.569 adik-adik kita," tutur Berthold.
Hujan, Topan dan Mi Bakso hingga Pembatalan Kegiatan Wisata
Pagi 10 Agustus 2023 ini semua peserta Jambore termasuk dari Indonesia yang ada di asrama Universitas Wonkwang, mendapat sarapan dua jenis, makanan halal dan makanan vegan. Untuk makanan halal yang tersedia adalah mi bakso. Sebanyak 2.000 mangkuk mie bakso disumbangkan oleh Bakso Bejo, pengusaha kuliner asal Indonesia yang telah cukup lama membuka restorannya di Korsel.
Seusai sarapan, seharusnya ada kunjungan wisata. Namun, atas instruksi Pemerintah Korsel acara wisata dibatalkan untuk menghindari hujan deras dan angin kencang yang tampaknya merupakan bagian dari dampak Topan Khanun.
Selanjutnya, setelah makan siang, acara akan dilanjutkan dengan pertunjukan kesenian di Asrama Universitas Wonkwang. Acara Jambore masih berlanjut sampai 11 Agustus 2023 malam.
Setelah penutupan di World Cup Stadium di Seoul, acara dilanjutkan dengan Konser K-pop Super Live. Menampilkan 18 grup KPop terkemuka termasuk NewJeans, NCT Dreams, ITZY, MAMAMOO, The Boys, dan lainnya.
Advertisement
Isu Pelecehan Seksual
Sebelumnya, salah satu isu yang sedang ramai dibicarakan dalam acara Jambore Pramuka dunia ini adalah pelecehan seksual.
Mengutip dari BNN Network, Kim Tae-yeon, kepala kontingen ke-900 Dewan Provinsi Jeolla Utara Asosiasi Pramuka Korea, mengadakan konferensi pers dan mengklaim bahwa seorang pengawas laki-laki asal Thailand berusia 30-an atau 40-an mengikuti kepala kontingen perempuan mereka ke ruang shower pada Rabu lalu, 2 Agustus 2023, dan melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
Atas kasus ini, Berthold menyampaikan bahwa para kontingen asal Indonesia dalam keadaan aman dan baik-baik saja.
“Kontingen Indonesia aman, mereka diawasi ketat oleh kakak kakaknya. Kalau pergi keluar tidak boleh sendirian, harus minimal berdua atau kalau bisa pergi beregu dengan kakak pemimpinnya," tambahnya.
Anggaran Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan Dipakai Pejabat ke Luar Negeri?
Selain itu, media Korea Selatan menyorot bahwa anggaran untuk jambore ini ternyata banyak yang dipakai panitia jalan-jalan ketimbang membangun lokasi berkemah.
Dilaporkan Yonhap, Rabu (9/8/2023), anggaran yang dipakai pemerintah provinsi Jeolla Utara dan komite panitia jambore mencapai 117,1 miliar won (Rp 1,3 triliun).
Sebanyak 74 persen dari anggaran (87 miliar won atau sekitar Rp 1 triliun) digunakan untuk pengeluaran personel dan biaya operasional, termasuk travel dan makanan anggota pramuka, serta konser K-pop di jambore.
Ada juga sekitar 90 perjalanan mewah ke luar negeri yang dilaksanakan oleh pejabat pemerintah terkait. Alasan perjalanan itu adalah penelitian.
Mereka adalah pejabat dari kementerian kesetaraan gender dan keluarga, serta pemerintah provinsi Jeolla Utara.
Pada Mei 2018, lima pejabat provinsi pergi ke Swiss dan Italia selama delapan hari dalam rangka menginvestigasi kesuksesan jambore di masa lalu. Namun, dua negara itu ternyata tak pernah jadi tuan rumah jambore.
Tahun 2019, para pejabat kementerian dan pemprov pernah ke Amerika Serikat untuk menghadiri Jambore Pramuka Dunia di West Virginia. Selain itu, para pejabat dari pemprov Jeolla Utara sempat ke Australia pada Desember 2022.
Ada juga beberapa trip ke acara kapal pesiar yang tak ada hubungannya dengan Jambore Pramuka Dunia. Politisi Korsel pun sudah angkat bicara agar dilakuka audit.
Advertisement