Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin agama katolik Paus Fransiskus mengajak dunia melakukan refleksi atas potensi bahaya kecerdasan buatan.
Paus Fransiskus mengajak banyak orang untuk mencatat adanya kemungkinan mengganggu dan efek ambivalen dari teknologi artificial intelligence.
Advertisement
Paus yang kini berusia 86 tahun ini mengatakan, di masa lalu dirinya tak tahu bagaimana memakai komputer. Ia mengingatkan terkait bahaya teknologi kecerdasan buatan itu dalam sebuah pesan untuk Hari Perdamaian Gereja Katolik.
Mengutip Reuters, Sabtu (12/8/2023), pesan dari Vatikan ini agak berbeda dibandingkan pesan mereka tahun-tahun sebelumnya saat Hari Perdamaian Gereja Katolik.
Dalam pesannya, Paus Fransiskus mengingatkan, perlunya waspada dan bekerja agar logika kekerasan dan diskriminasi tidak mengakar dalam produksi dan penggunaan perangkat komputer atau teknologi lainnya, dengan mengorbankan yang paling rapuh dan tersisih.
Perlunya Etika Dalam Penggunaan Kecerdasan Buatan
"Kebutuhan mendesak untuk mengorientasikan konsep dan penggunaan kecerdasan buatan dengan cara yang bertanggung jawab, sehingga dapat melayani kemanusiaan dan melindungi rumah kita bersama. Mengharuskan refleksi etis diperluas ke bidang pendidikan dan hukum," Paus Fransiskus menambahkan.
Sebelumnya di tahun 2015, Paus Fransiskus mengakui adanya bencana yang disebabkan karena teknologi. Namun ia juga menyebut bahwa internet, jejaring sosial, dan pesan singkat sebagai anugerah dari Tuhan, asal dipakai dengan bijak.
Sementara itu, pada 2020, Vatikan bersama dengan perusahaan teknologi seperti Microsoft dan IBM mempromosikan tentang pengembangan AI yang etis dan menyebut perlunya regulasi untuk teknologi yang intrusif, misalnya pengenalan wajah.
Advertisement
Imbau Anak Muda
Ini bukan pertama kalinya Paus Fransiskus memberi peringatan tentang teknologi. Karena, meski teknologi hadir sebagai alat bantu manusia untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Bak pisau bermata dua, berbagai perangkat teknologi seperti tablet dan smartphone tidak hanya memberi dampak positif, tetapi juga membawa efek negatif bagi penggunanya.
Produk teknologi seperti internet, smartphone dan televisi dinilai Paus Fransiskus bisa membuang waktu percuma. Pemimpin besar Katolik dunia itu meminta 50 ribu pemuda-pemudi pelayan altar gereja di Jerman lebih banyak menghabiskan waktu untuk aktivitas produktif ketimbang bermain dengan produk teknologi tersebut.
"Hidup kita terdiri dari waktu, dan waktu adalah karunia dari Tuhan, sehingga sangat penting bahwa hal tersebut dapat digunakan dalam hal yang baik dan berbuah tindakan," kata Paus dalam khotbah singkatnya kepada pemuda-pemudi gereja seperti dilansir Antara, Kamis (7/8/2014).
Paus menyebutkan beberapa contoh aktivitas yang membuang waktu, seperti mengobrol di internet dengan smartphone, menonton opera sabun TV, dan memakai aneka produk kemajuan teknologi lain yang semula untuk menyederhanakan dan meningkatkan kualitas hidup, tetapi mengalihkannya menjadi hal-hal yang tidak penting.
Ajak Anak Muda Letakkan Smartphone dan Mulai Berbaur
Berkaitan dengan dunia teknologi, pemimpin umat Katolik itu mengatakan bahwa kita sekarang ini hanya bisa 'menghasilkan dan mengkonsumsi informasi'.
"Tantangan besar yang kita hadapi saat ini adalah untuk mempelajari kembali bagaimana berbicara satu sama lain, tidak hanya bagaimana untuk menghasilkan dan mengkonsumsi informasi," ujar Paus.
Tahun lalu, Paus bahkan berkomentar bahwa generasi muda saat ini terlalu banyak membuang waktu, seperti mengobrol di internet atau melalui smartphone.
"Media komunikasi modern, yang merupakan bagian penting dari kehidupan bagi generasi muda pada khususnya, dapat menjadi bantuan dan sekaligus hambatan untuk berkomunikasi dengan keluarga.
Di era komunikasi massa seperti sekarang ini, pesan tersebut tampaknya bertujuan meyakinkan seseorang untuk meletakkan ponsel mereka dan mulai berbicara satu sama lain.
Advertisement