Liputan6.com, Jakarta PT Hutama Karya (Persero) segera menggarap proyek Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi seksi III dan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung) tahap II. Namun, kepastian penggarapan dan pendanaannya bakal diputuskan pada September 2023 mendatang.
Diketahui, dua proyek Tol Bocimi dan Tol Kapal Betung itu awalnya merupakan garapan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Kendati sedang berproses restrukturisasi, dua proyek itu akan dialihkan dan digarap oleh Hutama Karya.
Advertisement
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto menyampaikan dukungan pendanaan untuk penggarapan proyek itu awalnya bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN) tambahan tahun anggaran 2023 untuk HK senilai Rp 12,5 triliun. Langkah ini sekaligus menjadi tambalan dari batalnya PMN bagi Waskita Karya Rp 3 triliun.
"Jadi ini ada wacana, program pemerintah itu PMN-nya karena Waskita sedang sibuk dengan restruktutisasi, maka PMN nya akan digunakan untuk HK sebesar Rp 12,5 triliun, dimana itu nanti, rencana semula ya, itu Hutama Karya diminta menyelesaikan Bocimi tahap III dan Kapal Betung," ujarnya di Jakarta, Kamis (10/8/2023).
Kepastian Penggarapan
Terkait kepastian penggarapan termasuk soal pendanaannya, Budi mengungkap itu akan diputuskan pemerintah pada September 2023 mendatang. Mengingat lagi, ada opsi kalau PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang berminat masuk untuk mendanai proyek Tol Bocimi Seksi III.
"Tapi mungkin dengan adanya informasi SMI itu, mungkin SMI akan masuk ke Bocimi, sehingga HK (Hutama Karya) seluruhnya di Sumatera. Target finalnya akhir September ya," ungkap dia.
Skema Pengerjaan Proyek
Awalnya diproyeksikan kebutuhan dana untuk membangun Tol Kapal Betung Tahap II sekitar Rp 10 triliun. Artinya, Rp 2,5 triliun sisanya akan digunakan untuk proyek Tol Bocimi Seksi III.
Jika ternyata SMI sepakat masuk ke Tol Bocimi, maka PMN Rp 12,5 triliun yang rencananya masuk ke HK pada 2024 itu akan dioptimalkan untuk mengerjakan proyek-proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang jadi fokus garapan HK.
Kendati begitu, Budi menegaskan kalau opsi-opsi ini masih dalam pertimbangan matang berbagai stakeholder.
"Ya ini kan wacananya banyak, karena Bocimi ini kan jalur bagus. Jadi SMI pun berminat masuk juga, mudah-mudahan nanti SMI jadi masuk ke Bocimi sehingga yang Rp 2,5 triliun ke HK itu bisa digunakan yang di Sumatera," jelasnya.
Advertisement
Bukan Ambil Alih Saham
Senada, Wakil Direktur Utama Hutama Karya, Aloysius Kiik Ro mengatakan tugas HK untuk melanjutkan proyek yang awalnya digarap Waskita Karya. Dia menyebut, pihaknya ditugaskan pemerintah untuk menyelesaikan proyek tersebut menyoal Waskita yang tengah fokus dalam proses restrukturisasi.
"Kita tidak usah (menyebut) pengalihan-pengalihan, butuhnya katanya (misalnya) Rp 10 triliun di Kapal Betung, nah nanti kita setor Rp 10 triliun. Hitung-hitungannya nanti, Rp 10 triliun itu setara berapa persen (saham), begitu saja," ujar Aloysius.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Hutama Karya Eka Setya Adrianti pun sepakat. Menurutnya konsep yang berlaku bukan ambil alih saham.
"Konsepnya bukan ambil alih saham. Jadi kita masuk, bergabung dengan mereka. Jadi kalau mereka (Waskita) sudah bangun 50 persen, kita selesain 50 persen," ungkap Eka.