Liputan6.com, Jakarta Tidur yang nyenyak adalah kontributor utama untuk umur panjang, kebahagiaan, dan produktivitas. Namun, tidak mudah untuk tertidur ketika pikiran Anda berpacu atau tengah mengalami kecemasan tentang hari berikutnya.
Karena itu, meditasi bisa menjadi cara yang bagus untuk menenangkan pikiran dan mempersiapkan tubuh untuk tidur. Dalam episode terbaru podcast “Ten Percent Happier with Dan Harris”, Jeff Warren, seorang instruktur meditasi dan penulis, memimpin meditasi tidur selama delapan menit.
Advertisement
“Tubuh tahu bagaimana cara tertidur, tetapi terkadang pikiran menghalangi,” kata Warren dalam episode tersebut seperti melansir CNBC Make It, Kamis (10/8/2023).
Berikut ini langkah-langkah yang harus Anda lakukan ketika ingin meditasi sebelum tidur. Bisa jadi Anda langsung tertidur dalam waktu kurang dari sepuluh menit.
1. Mulai dengan sikap santai
Pertama-tama, cobalah untuk menjadi sesantai mungkin setelah Anda tidur, saran Warren. Skeptisisme dapat mencegah meditasi bekerja, jadi buka diri Anda untuk prosesnya.
“Semakin tegang Anda, semakin sulit jadinya,” kata Warren.
2. Berpura-puralah tertidur
Meniru cara orang bernapas saat tidur dengan memiliki ritme napas masuk dan keluar yang seimbang. Beberapa orang tidur dengan mulut sedikit terbuka. Jika itu adalah sesuatu yang biasa Anda lakukan, pertimbangkan untuk melakukannya selama meditasi.
Bahkan mungkin berpikir tentang cara Anda mencoba mengelabui seseorang agar berpikir bahwa Anda sedang tidur jika mereka memperhatikan Anda. “Apa yang akan Anda lakukan di wajah, tubuh, dan napas Anda agar benar-benar meyakinkan di sini?” tanya Warren.
3. Ikuti tubuh hingga tertidur
Pada tahap ini, Anda mungkin mulai melihat gambar muncul di kepala Anda, kata Warren. Hindari terlalu memikirkan mereka, tambahnya, dan “biarkan mereka membawa Anda ke mana mereka membawa Anda.”
Selama langkah terakhir ini, penting untuk “membiarkan diri Anda melayang dan perhatian dan pikiran Anda melayang bersama,” kata Warren. Untuk tertidur, dia mendorong Anda untuk “tidak memiliki perlawanan terhadap tubuh dan pikiran [dan] sepenuhnya menyerah pada proses.”
