Liputan6.com, Makassar - Petinggi Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Teuku Arlan Perkasa Lukman menjadi korban peretasan. Akun Instagram milik mantan Direktur Venue & Environment INASGOC pada Asian Games 2018 ini diretas hingga ia kemudian diperas oleh pelaku.
Belakangan terungkap pelaku peretasan hingga pemerasan itu adalah dua pemuda asal Sulawesi Selatan yakni MAP alias Malla (18) dan AD (21). Keduanya kini telah ditangkap oleh tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Polda Sulsel.
Advertisement
"Kedua pelaku sudah ditangkap di dua tempat berbeda pada Rabu kemarin. Pelaku utama, MAP, ditangkap di Parepare sementara rekannya AD ditangkap di Pinrang," kata Kasat Resmob Polda Sulsel, Kompol Dharma Negara, Kamis (10/8/2023).
Dharma menjelaskan dari hasi interogasi, aksi keduanya bermula ketika MRP mengirim link phishing secara acak kepada para pengguna Instagram. Siapapun yang mengklik link tersebut maka secara otomatis kata sandi dari akun Instagram tersebut akan diketahui oleh MRP.
"Kalau dari pengakuannya sih MRP ini membeli aplikasi dan link phising itu dari Facebook," terang Dharma.
Belakangan Teuku Arlan Perkasa Lukman kemudian menjadi korban dari aksi peretasan yang dilakukan oleh MRP. MRP lalu mengancam korbannya itu bahwa dirinya akan menyebar isi direct message Instagram milik korban jika tak menyerahkan sejumlah uang.
"Karena menyadari korbannya ini adalah orang penting makanya pelaku ini memanfaatkan keadaan itu," jelasnya.
Taku Isi DM Instagram Disebar
Karena khawatir isi percakapan pribadinya disebar luaskan, Teuku Arlan Perkasa Lukman pun mengirim sejumlah uang kepada pelaku. Belakangan pria yang juga peneliti dan profesional di industri minyak dan gas bumi itu tak terima karena diperas dan melapor ke Polda Metro Jaya.
"Korban ini diperas dan diminta mengirim uang ke rekening atas nama IH. Kerugian korban Rp12,5 juta," ucapnya.
Selain menangkap pelaku, pihak kepolisian juga mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya adalah dua buah buku tabungan yang bukan atas nama kedua pelaku dan lima buah telepon genggam.
"Pelaku ini memang memakai buku tabungan yang bukan atas nama dia agar tak mudah dideteksi. Kita juga amankan lima HP yang digunakan pelaku untuk beraksi," ucapnya.
Saat ini kedua pelaku telah diserahkan ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya untuk proses hukum lebih lanjut.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement