Liputan6.com, Jakarta - Pandji Pragiwaksono saat ini masih tinggal di Amerika Serikat (AS) untuk mengejar karier sebagai stand-up comedian atau comics (komika) di New York. Pandji juga memboyong istri dan anaknya untuk tinggal di sana. Kedua anaknya bahkan meneruskan sekolah di New York.
Namun, sesekali ia masih kembali ke Indonesia untuk keperluan pekerjaan, terutama menyelesaikan kontrak kerja yang masih harus dijalani. Saat berada di Indonesia, Pandji kerap berbagi pengalaman saat tinggal di Amerika Serikat.
Advertisement
Belum lama ini Pandji Pragiwaksono mengungkapkan ia tak betah tinggal di Amerika. Penyebabnya, banyak hal yang tidak mengenakkan dan membuatnya tak nyaman selama di sana. "Tidak, saya tidak betah (tinggal di Amerika). Banyak gembel, bau pesing, banjir, kumuh," jawab Pandji ketika ditanya betah atau tidak tinggal di New York oleh Raditya Dika, dikutip dari akun TikTok @muhabidfaezar, Kamis, 10 Agustus 2023.
Salah satu yang menurutnya sangat menyebalkan adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) banyak berkeliaran di New York. Sebelumnya, ia juga pernah mengungkapkan keadaan bioskop di Amerika yang tak senyaman di Indonesia dalam kicauan di Twitter alias X.
Menurut pria berusia 44 tahun ini, kursi di bioskop Amerika terlalu berdempetan, bahkan terkadang ada gelandangan yang tidur di sana. Ia juga pernah melihat orang yang bertengkar karena berebut kursi.
Selain itu, Pandji juga menyebutkan lantai bioskop yang lengket dan kotor serta pelayanan yang buruk membuatnya tak nyaman. Bukan itu saja, kedua anaknya juga mengaku tidak kerasan tinggal dan sekolah di Amerika dan ingin kembali ke Indonesia.
Meski begitu, bukan berarti tak ada yang membuatnya senang selama tinggal di AS Pandji mengungkapkan ia merasa senang karena bisa sering melakukan stand up comedy selama tinggal di New York.
Menyukai Gaya Hidup di New York
Gaya hidup sebagai komika di Amerika terasa berbeda baginya ketimbang saat tinggal di Indonesia. "Bangun pagi, jam segini lu di sini, naik kereta pindah untuk naik di panggung ini. Itu gue suka," tutur Pandji.
Hal itu pula yang membuatnya berusaha meyakinkan kedua anaknya untuk memberi kesempatan dirinya mengembangkan karier di New York. Pandji mengakui ia belum bisa sukses dan butuh waktu beberapa lama lagi untuk bisa eksis sebagai komika.
"Kalau memang nantinya gue nggak kunjung berhasil, gue udah janji sama keluarga, terutama anak-anak gue, kita kembali ke Indonesia. Kalau memang nantinya gagal, gue nggak akan menyesal, karena yang terpenting buat gue, setidaknya gue udah pernah dan enggak penasaran terus seumur hidup gue," tutur Pandji.
Unggahan tersebut banyak perhatian warganet. Beragam komentar memenuhi video tersebut.
"Kalau di Amerika mending di countryside-nya aja lebih adem," komentar seorang warganet.
"Salut sama Panji udah nyoba ngejar mimpinya, walaupun belum sesuai ekspektasi," ujar warganet lainnya.
Advertisement
Pengalaman Mahal Pandji Pragiwaksono
"Sama halnya di Jakarta. Kalau lo nggak punya uang, nggak punya kerja yang enak, berat tinggal di Jakarta. Banyak yang mengadu nasib jadi gelandangan," komentar warganet lainnya.
"Tapi bener loh, beberapa rekan saya juga gk betah tinggal di US karena beberapa (gk semua ya) daerah banyak homeless, kotor, sudut jalan bau, dll,” timpal warganet lainnya.
“Gapapa yg penting udah mencoba. pengalaman mahal," kata warganet lainnya.
Beberapa waktu lalu, Pandji Pragiwaksono mengakui bahwa untuk masuk ke industri stand up comedy di Amerika cukup sulit. "Secara industri jauh lebih maju karena kan kesenian stand up kemudian lahirnya emang di New York. Comedy Club pertama adanya di situ, kemudian stand up comedian terkenal juga di situ," terang Pandji Pragiwaksono, dikutip dari kapanlagi.com, 12 Juni 2023.
"Jadi, kayak semuanya lebih matang, tapi persaingannya juga lebih berat. Mungkin buat saya sih, saya happy aja bisa membangun karier di tempat di mana komedi dilahirkan. Yang pasti saya jadi satu-satunya orang Indonesia," sambungnya.
Memulai Karier dari Awal di New York
Meski di Indonesia Pandji sudah dikenal luas, ia mengaku harus kembali memulai dari awal kariernya sebagai komika di New York. Ia pun rela baru bisa tampil di berbagai kafe dan bar kecil di sana.
Pandji juga mengatakan ada beberapa hal yang harus ia ubah saat tampil di sana. Selain masalah bahasa, perbedaan kultur menjadi alasannya untuk berpikir lebih keras memilah materi yang akan dibawakan.
"Pertama, secara bahasa rumit ya. Bahasa Inggris saya sih gak jelek-jelek amat, tapi tetap mikir gitu pas mau ngomong. Bukan bahasa sendiri tuh tetep mikir gitu," ucap Panji. Namun, yang paling berat baginya adalah menyesuaikan gaya joke yang lebih suka dikunyah oleh orang New York.
"Kayak kalau di Indonesia, saya kan banyak cerita tuh, panjang, panjang, punch line gitu. Kalau di sana tuh pengennya cepet. Karena mereka sudah terbiasa nonton stand up kan, jadi mereka duduk, udah enggak usah basi-basi, 'lucunya mana?' Gitu," ujarnya.
Advertisement