Polusi Udara Jakarta Makin Buruk saat Pancaroba, Warga Diimbau Pakai Masker di Ruang Terbuka

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, berbagai penyakit rentan menyerang dampak dari polusi udara.

oleh Winda Nelfira diperbarui 11 Agu 2023, 14:25 WIB
Kualitas udara Jakarta berada di angka 168 yang menunjukkan kategori tidak sehat, lalu disusul Kota Lahore, Pakistan dengan angka 154. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, berbagai penyakit rentan menyerang dampak dari polusi udara. Ditambah bersamaan dengan datangnya musim pancaroba.

Diketahui, kualitas udara di Ibu Kota tengah jadi sorotan. Pasalnya, dalam beberapa bulan tetakhir kualitas udara Jakarta yang berpolusi tercatat berada pada indek tidak sehat berdasarkan situs IQAir.

"Dampak polusi udara biasanya lebih banyak ke penyakit kronis ataupun penyakit tidak menular seperti radang paru, PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik), asma dan penyakit sirkulasi darah seperti hipertensi dan jantung," kata Ngabila dalam pesan singkat, Jumat (11/8/2023).

Oleh sebab itu, Ngabila menganjurkan agar masyarakat melakukan langkah antispasi agar tak terdampak penyakit yang disebabkan polusi udara. Masker dapat digunakan jika beraktivitas di luar ruangan

"Untuk antisipasi sebaiknya kalau seandainya kita keluar dari ruangan tertutup menuju ruangan terbuka sebaiknya menggunakan masker," kata Ngabila.

Selain itu, Ngabila juga meminta masyarakat menjaga imunitas selama musim pancaroba. Iunitas tubuh dapat dijaga dengan makan yang cukup dan bergizi, serta berolahraga.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyebut, kondisi kualitas udara di Jakarta sepanjang 2023 cukup fluktuatif. Menurut Asep, salah satunya memang disebabkan oleh peralihan cuaca.

"Salah satu faktor pencetusnya adalah kondisi musim kemarau yang memang di bulan Juli hingga September biasanya itu musim kemarau sedang mencapai tinggi-tingginya, sehingga memang berakibat pada kondisi udara kualitas udara yang kurang baik," jelas Asep kepada wartawan, Jumat (11/8/2023).


Imbau Warga Periksa Mandiri Kualitas Udara di Jakarta

Berdasarkan data indeks standar pencemaran udara maksimum dari aplikasi JAKI, tampak ada perbedaan kualitas udara di setiap wilayah Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Asep mengimbau, warga Ibu Kota mengecek secara mandiri kualitas udara melalui berbagai situs pemantau yang ada. Dengan begitu, masyarakat bisa melakukan langkah antisipasi turut andil membantu pemerintah menekan aktivitas yang menyebabkan polusi udara.

"Bisa dicek melalui berbagai macam aplikasi salah satunya adalah JAKI kemudian juga ISPU net milik KLHK dan website BMKG. Itu bisa dicek kondisi kualitas di Jakarta pada hari ini seperti apa," kata Asep.

Asep menyebut upaya-upaya preventif untuk mencegah atau mengurangi dampak pencemaran udara secara mandiri, antara lain dapat dilakukan dengan menggunakan masker di luar ruangan, mengurangi aktivitas di luar, serta bepergian dengan moda transportasi publik.

Infografis Bagimana Ancaman Bahaya Polusi Udara?.(Tri Yasni/Liputan6.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya