Liputan6.com, Jakarta Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengatakan, rata-rata total 100 ribu warga Ibu Kota tercatat mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) setiap bulannya, akibat udara yang buruk.
Menurut Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama jumlah tersebut berdasarkan jumlah laporan rata-rata kasus terkait ISPA yang ditemukan di Jakarta tiap bulan.
Advertisement
"Hanya 0,9 persen warga DKI Jakarta terkena batuk pilek ISPA/Pneumonia setiap bulannya. Rata-rata 100 ribu kasus dari 11 juta penduduk," kata Ngabila dalam keterangan tertulis, Jumat (11/8/2023).
Ngabila menyampaikan, berdasarkan data laporan ISPA DKI Jakarta dari Januari hingga Juni 2023 total ada 638.291 kasus penduduk yang kena ISPA.
Adapun rinciannya, Januari 102.609 kasus, Februari 104.638 kasus, Maret 119.734, April 109.705, Mei 99.130 kasus, dan pada Juni ditemukan sebanyak 102.475 kasus ISPA di Jakarta.
Sementara itu, Ngabila menyebut tak ada kenaikan ISPA yang bermakna pada April hingga Juli 2023. Trend kenaikan kasus, kata Ngabila masih sama dengan bulan-bulan sebelumnya.
"Tidak ada kenaikan kasus ispa yang bermakna sejak bulan April 2023 sampai dengan Juli 2023," ujar Ngabila.
Akibat Pancaroba?
Ngabila menjelaskan, dari trendnya kasus ISPA banyak ditemukan pada musim penghujan, yakni sesudah September. Ngabila menyatakan, kondisi pancaroba atau peralihan cuaca menjadi pengaruh paling kuat masyarakat terjangkit ISPA.
"Kasus ISPA polanya akan sama dari tahun ke tahun akan mulai meningkat pada September lalu puncak di Oktober -November. Dan mulai kembali turun sesudah bulan Maret," ucap dia.
Advertisement