Liputan6.com, Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau melepasliarkan 4 ekor rusa sambar di Semenanjung Kampar. Sebelumnya, satwa bernama latin cervus unicolor itu dipelihara seorang pengusaha di Kepulauan Meranti, Hasan alias Abeng.
Penyerahan rusa ke BBKSDA Riau itu melibatkan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau. Rusa yang dipelihara sejak tahun 2013 oleh Abeng kini hidup bebas tanpa batas di Semenanjung Kampar.
Baca Juga
Advertisement
Kepala BBKSDA Riau Genman Suhefti Hasibuan menjelaskan, pada 24 Mei 2023 pihaknya menerima surat dari Abeng terkait niat menyerahkan satwa peliharaan. Hal itu dilakukan setelah Abeng tidak memperpanjang izin penangkaran rusa yang pernah diajukan ke BBKSDA Riau.
Sebelumnya, Abeng juga mendapatkan pemberitahuan dari Subdit IV Reserse Kriminal Khusus bahwa peliharaannya itu termasuk satwa dilindungi negara. Abeng kemudian berniat melakukan pelepasliaran rusa peliharaannya.
"Kemudian pada 21 Juli dan 2 Agustus dilaksanakan rapat pemindahan rusa itu dengan Polda dan perwakilan Restorasi Ekosistem Riau serta dokter hewan," kata Genman, Jum'at siang, 11 Agustus 2023.
Pada 3 Agustus, tim berangkat ke Selatpanjang, Kepulauan Meranti, tempat 4 rusa sambar hidup dalam kandang. Tim dokter memeriksa kondisi satwa yang terdiri dari 2 ekor betina dewasa, 1 ekor jantan remaja dan 1 ekor jantan dewasa.
Semua rusa dibius sebelum dimasukkan ke kandang evakuasi. Berikutnya dibawa memakai pompong atau perahu bermesin menuju Semenanjung Kampar.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keseimbangan Rantai Makanan
Setelah tiba di lokasi pelepasliaran, tim melakukan habituasi atau penyesuaian dengan habitat. Kesehatan dan tingkah laku rusa terus dipantau hingga akhirnya dinyatakan siap dilepasliarkan.
"Sifat liar rusa kembali dengan ciri agresif dan menghindari manusia," ucap Genman.
Rusa kemudian dilepaskan ke hutan pada 10 Agustus yang bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional. Kehadiran rusa di hutan itu diharap memperbaiki keseimbangan rantai makanan.
"Ini juga sebagai upaya mitigasi interaksi negatif manusia dengan harimau, rusa diharap berkembang biak sehingga menjadi pakan harimau," terang Genman.
Advertisement