Liputan6.com, Tokyo - Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi bersama Wakil Rektor Universitas Keio Eiji Okada ikut menyaksikan peresmian jaringan berkecepatan tinggi 100 Gbps di Universitas Brawijaya, Malang. Jaringan ini merupakan hasil dari Kesepakatan Kerja Sama yang ditandatangani dalam pertemuan G20 tahun 2022 dalam program transformasi digital yang difasilitasi oleh KBRI Tokyo.
Dubes Heri Akhmadi dan Wakil Rektor Eiji Okada menyaksikan peresmian jaringan berkecepatan tinggi itu secara virtual melalui 8K ultra high resolution video conference. Konferensi virtual resolusi tinggi itu adalah yang pertama di Indonesia antara UB dan Keio University.
Advertisement
Berdasarkan keterangan resmi KBRI Tokyo, Sabtu (12/8/2023), peresmian jaringan berkecepatan tinggi 100 Gbps ini merupakan kolaborasi Universitas Brawijaya (UB), Arterial Research and Educational Network in the Asia Pacific (ARENA-PAC), dan Indonesia Research and Education Network (IDREN).
Jaringan berkecepatan tinggi 100 Gbps ini adalah yang pertama di Indonesia dan dirancang khusus untuk meningkatkan konektivitas pendidikan dan penelitian di seluruh negeri.
“Selamat kepada ARENA-PAC, IDREN dan Universitas Brawijaya atas pencapaian luar biasa ini. Jaringan revolusioner ini tanpa diragukan akan membuka jalan bagi kemajuan luar biasa dalam penelitian, pendidikan, dan inovasi yang akan memberikan manfaat tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi komunitas akademik global,” ujar Dubes Heri Akhmadi.
Dubes Heri Akhmadi berharap agar semua pihak yang terlibat dapat aktif mendukung IDREN dalam upayanya untuk memperluas konektivitas jaringan internet, tidak hanya di Jawa, tetapi juga di seluruh Indonesia sehingga hasilnya dapat dipastikan lebih banyak peneliti berkat infrastruktur kuat yang disediakan oleh REN (Research and Education Network).
Drone Buatan Anak Bangsa Dipesan Perusahaan Jepang
Sebelumnya dilaporkan, produsen drone dari Indonesia PT Bentara Tabang Nusantara (BETA-UAS) menjalin kerja sama dengan perusahaan penyedia jasa drone terbesar di dunia yang berasal dari Jepang Terra Drone. Dalam kerja sama ini, Terra Drone akan mengekspor drone buatan BETA-UAS ke pasar internasional.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian pengadaan 40 unit drone RAYBE yang merupakan drone pemetaan inovatif produksi dalam negeri dengan konfigurasi VTOL yang memungkinkannya beroperasi dengan andal di lokasi yang minim area terbuka.
Drone ini telah memperoleh sertifikasi TKDN dan terdaftar di e-katalog pemerintah, sehingga menegaskan kualitasnya sebagai produk drone lokal terpercaya.
Managing Director Terra Drone Indonesia Michael Wishnu Wardana Siagian menjelaskan,berdasarkan pengalaman RAYBE dari BETA-UAS merupakan produk yang solid dan memiliki potensi besar untuk mendukung operasi kami yang semakin penuh tantangan.
"Melalui kepercayaan pada produk lokal seperti RAYBE, kami berharap industri drone dalam negeri memiliki lebih besar ruang untuk bertumbuh kembang, baik dalam hal performa maupun kehandalan.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (11/8/2023).
Kerja sama ini sekaligus menjadi langkah strategis BETA-UAS untuk menghadirkan teknologi drone lokal berkualitas tinggi yang mampu bersaing di kancah internasional dengan dukungan export dari Terra Drone.
“Kami bangga dapat menjalin kerja sama strategis dengan Terra Drone dalam upaya menghadirkan RAYBE ke pasar global. Ini adalah langkah penting dalam memperkuat posisi teknologi drone lokal Indonesia di pasar internasional,” kata Indra Permana Sopian, CEO BETA-UAS.
Advertisement
Pengguna Drone
Selain pasar internasional, kebutuhan drone komersil di Indonesia juga sangat besar di berbagai industri. Salah satunya dapat terlihat dari kebutuhan pemerintah dalam program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) Kementerian ATR/BPN dan survey garis pantai Badan Informasi Geospasial seluruh Indonesia yang harus menggunakan drone.
“Kami mendukung industri drone dalam negeri untuk terus meningkatkan kualitas dan nilai TKDN-nya agar dapat mensuplai kebutuhan dan mendukung program-program pemerintah,” ucap Yan Sibarang Tandiele, selaku Sekretaris Ditjen ILMATE, Kementerian Perindustrian RI.
BETA-UAS adalah perusahaan desain dan manufaktur drone yang berlokasi di Bandung sejak tahun 2016. Perusahaan ini telah merancang berbagai jenis drone untuk kebutuhan pemetaan, pemantauan, logistik, pertanian, perkebunan hingga pertahanan.
Beberapa pengguna drone RAYBE yang telah merasakan manfaatnya diantaranya, PT Pupuk Sriwidjaya, PT Adaro Metcoal, PT Timah, dan Kementerian PUPR.
Kemandirian Nasional
Managing Partner Asia Pacific Ventura Tito Tambayong, sangat mendukung pendanaan kerja sama ini. Menurutnya, dengan perkembangan automasi dan AI, segenap pemangku kepentingan termasuk investor harus mulai memperhatikan potensi teknologi drone yang dapat dikuasai di dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan serta kemandirian nasional.
"Teknologi dan produksi drone adalah salah satu sektor industri strategis yang perkembangannya tidak terhindarkan dalam berbagai aplikasi. The future is autonomous!”
“Penandatanganan kerja sama ini merupakan perkembangan besar industri teknologi tanpa awak di Indonesia. Karena kebutuhan drone sudah dapat dipenuhi oleh industri dalam negeri,” ucap Asha Wadya Saelan, selaku Founder Asosiasi Sistem dan Teknologi Tanpa Awak (ASTTA).
Advertisement