Liputan6.com, Jakarta - CEO Tesla sekaligus pemilik platform X Elon Musk dan pemilik Meta Mark Zuckerberg akan bertarung di tengah penolakan oleh ibu Elon Musk, Maye dan pacar Musk Grimes hingga pengamat.
Dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Sabtu (12/8/2023), tidak ada yang dapat memberi tahu pemimpin raksasa industri tekenologi untuk menghentikannya. Bahkan dewan direksi perusahaannya. Menurut pakar tata kelola Perusahaan, itu adalah masalah besar bagi investor dan karyawan Perusahaan lainnya.
Advertisement
“Semua ini tidak ada gunanya, dan sejujurnya, jika Anda bertanggung jawab untuk mengawasi organisasi berskala besar, salah satu hal yang seharusnya Anda lakukan adalah mengurus diri sendiri,” ujar Chair in Corporate at the University of Delaware, Charles Elson.
Musk dan Mark Zuckerberg sama-sama dianggap aset unik dan tak ternilai di Perusahaan masing-masing. Jika ada yang tiba-tiba “pergi” dan menjadi lumpuh, atau lebih buruk lagi, itu akan membuat bisnis berada dalam posisi sulit.
“Investor mungkin membuang saham, keunggulan kompetitif Perusahaan dapat melunak, dan organisasi dapat kehilangan visi dan gaya kepemimpinan yang memungkinkan untuk merekrut talenta terbaik, membuat produk populer dan hasilkan liputan media dan publisitas,” ujar Elson.
Apa yang disebut risiko orang kunci ini sangat akut di Perusahaan teknologi dengan CEO juga sebagai pendiri. Ini secara eksplisit dijabarkan dalam pengajuan peraturan Tesla dan Meta, yang terakhir menyatakan,” kami sangat bergantung pada layanan Elon Musk, technoking of Tesla dan Chief Executive Officer kami,”
Selain itu, posisi dan pentingnya Zuckerberg di Meta dianggap sangat penting sehingga dewan direksi baru-baru ini memiliki alokasikan USD 14 juta atau sekitar Rp 214,58 miliar (asumsi kurs 15.327 per dolar AS) per tahun untuk keamanan pribadinya.
Timbulkan Kecaman
Hampir tidak diketahui bagi CEO untuk mengambil risiko. Sebelumnya, CEO Micron Steve Appleton meninggal saat mengemudikan pesawat pada 2012. Namun, pertarungan di kandang, aktivitas dengan beberapa tingkat cedera dapat terjadi.
Di Perusahaan normal, Elson menuturkan, seorang CEO yang mengambil tingkat risiko fisik seperti ini tidak akan pernah terjadi.
"Dewan akan berkata, silahkan pilih, atau dipecat,” ujar Elson.
"Itu adalah perilaku yang tidak pantas menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dari sebuah organisasi. Ini bukan variety show di televisi. Ini adalah organisasi berskala besar. Ratusan ribu orang bekerja di sana dan bergantung pada kepemimpinan yang stabil,” kata dia.
Duel Musk vs Zuckerberg telah menimbulkan banyak kecaman, sebagian besar kritik berpusat pada tingkah remaja dan merendahkan dua pemimpin bisnis, serta contoh negatif yang diberikan sehubungan dengan kekerasan.
Akan tetapi, secara mengejutkan hanya ada sedikit diskusi publik tentang potensi gangguan terhadap Perusahaan jika salah satu dari dua CEO tidak meninggalkan pertarungan dalam kondisi sama saat masuk bertarung.
Advertisement
Tak Ada yang Bisa Halangi Pertarungan 2 CEO Itu
Hal ini mungkin sebagian fakta kalau sangat sedikit yang dapat dilakukan siapapun untuk halangi dua CEO ini. Tesla dan Meta, keduanya adalah Perusahaan public dengan nilai pasar gabungan lebih dari USD 1,5 triliun. Namun, CEO dua Perusahaan ini menikmati kendali luar biasa atas dewan mereka.
Dalam kasus Meta, Zuckerberg tidak dapat dipecat, sejak IPO pada 2012, Facebook memiliki struktur saham kepas ganda yang memberi pendiri 60 persen dari kekuatan suaranya.
Tesla secara teknis dapat memecat Elon Musk, tetapi aturan pemungutan suara mayoritas produsen mobil berarti tidak ada perubahan besar yang dapat terjadi tanpa persetujuan dua pertiga saham.
Dengan Elon Musk sendiri yang memiliki sekitar 13 persen dari saham tersebut, hal itu membuat pemecatan sangat sulit dicapai. Tahun lalu, dewan Tesla sendiri mencoba hapus persyaratan supermayoritas, tetapi proposalnya gagal mencapai mayoritas.
“Hal ini menunjukkan kepada saya masalah dengan saham kelas ganda atau Perusahaan yang dikendalikan seperti Tesla. Anda dapat melakukan apa saja dan sangat sedikit yang dapat dilakukan orang lain tentang hal itu. Itulah bahaya investasi dalam hal seperti itu, tidak ada pertanggungjawaban,” kata Elson.
Pakar: CEO Tak Bisa Bertingkah seperti Anak-Anak
Menurut analisis Morgan Stanley, kepergian CEO di bank-bank besar pada 2017 yang dikutip dari pemberitaan, kalau organisasai yang secara tak terduga kehilangan seorang CEO berkinerja buruk di pasar sebesar 11 persen selama 12 bulan berikutnya.
Laporan itu menyarankan Perusahaan mengurangi risiko dengan memiliki rencana suksesi yang solid.
Jika Meta memiliki penerus yang ditunjuk Zuckerberg, Perusahaan belum mengatakan siapa itu. Di sisi lain, ketika pemegang saham Tesla berusaha memaksa produsen mobil listrik membuat rencana suksesi pada pertemuan tahunan terakhirnya, Perusahaan itu mematahkan proposal tersebut dengan alasan identifikasi penerus Musk secara publik akan menempatkannya pada kerugian kompetitif.
Seperti Elson, Profesor Hukum dari Columbia Law School, John Coffee tidak setuju dengan pertarungan antara Elon Musk dan Mark Zuckerberg. Meski dia skeptis Elon Musk akan menindaklanjutinya.
“Jika itu terjadi, itu adalah strategi kalah karena mereka akan keluar dari pertandingan yang melelahkan dengan rasa hormat yang berkurang dari semua,” ujar Coffee.
Ia menuturkan, Elon Musk dan Mark Zuckerberg membutuhkan sosok yang dihormati seperti Warren Buffett. Hal ini untuk memberitahu dua CEO tersebut tidak boleh bertingkah seperti anak-anak.
Sebelumnya Elon Musk dan Mark Zuckerberg setuju untuk bertarung pada Juni 2023. Zuckerberg difavoritkan menang karena sudah berlatih jiujitsu sebelumnya. Sedangkan Elon Musk juga telah berlatih untuk mengantisipasi.
Akan tetapi, baru-baru ini ia membutukan operasi sebelum pertarungan. Zuckerberg mengusulkan untuk bertarung pada 26 Agustus 2023. Namun, pada Rabu pekan ini, Elon Musk juga setuju dengan ide dari Chief Ted Chris Anderson untuk melakukan debat daripada pertarungan fisik. Namun, Elon Musk tetap gambarkan pertarungan masih jadi pilihan dengan kekagumannya.
Advertisement