Agar Indonesia Jadi Negara Maju, Menkes Budi: Anak-anak Kita Harus Pintar dan Sehat

Anak-anak harus pintar dan sehat agar Indonesia dapat melesat menjadi negara maju.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 12 Agu 2023, 16:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut anak-anak harus pintar dan sehat agar Indonesia menjadi negara maju saat acara Nahdlatul Ulama (NU) Health Summit 2023 di UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Jumat (11/8/2023). (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Semarang Indonesia hanya mempunyai satu kesempatan untuk naik menjadi negara maju saat puncak bonus demografi pada 2030/2035 mendatang. Definisi negara maju merujuk informasi World Bank adalah pendapatan (income) per kapita di atas US$ 12.500.

Agar Indonesia dapat memanfaatkan peluang bonus demografi, menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi, anak-anak harus pintar dan sehat. Dengan mempersiapkan pendidikan dan kesehatan anak sekarang, diharapkan mereka memiliki pekerjaan dengan pendapatan yang mumpuni.

"Oleh karena itu, anak-anak mesti pintar dan sehat. Makanya, ini urusan stunting penting. Stunting sekarang 20-an persen. Kenapa sih masih dikhawatirkan? Stunting itu kalau pakai bahasa yang langsung masuk, anaknya bodoh," ucap Budi Gunadi saat acara Nahdlatul Ulama (NU) Health Summit 2023 di UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Jumat (11/8/2023).

"Artinya, kapasitas otak enggak seperti yang normal. Jadi, anak-anak harus sehat. Kalau enggak, kita berdosa pada generasi muda kita, karena membiarkan Indonesia enggak bisa jadi negara maju."

"Kesempatan Sekali Seumur Hidup"

Saat ini, kata Budi Gunadi, pendapatan per kapita Indonesia sebesar US$ 4.500, yang mana masuk sebagai negara menengah (middle income country). Dalam sejarah ekonomi bangsa-bangsa besar, semua negara bisa naik dari golongan menengah ke golongan maju.

"Kesempatannya cuma sekali seumur hidup dari bangsa itu, yaitu pada saat puncak bonus demografi. Setiap bangsa dan negara hanya punya satu kesempatan untuk naik dari negara menengah atau middle income menjadi negara maju dengan pendapatannya di atas US$ 12.500," lanjutnya.


Jumlah Penduduk Usia Produktif Akan Lebih Banyak

Menkes Budi Gunadi Sadikin menerangkan, puncak bonus demografi Indonesia pada 2030/2035 adalah kondisi di mana jumlah penduduk usia produktifnya paling banyak di rentang 15-60 tahun. Namun, ada juga yang mengatakan di rentang usia 15-65 tahun.

"Jadi hanya ada satu waktu di mana setiap bangsa, setiap negara jumlah penduduk usia produktif yang paling banyak 15-60 tahun. Indonesia itu akan terjadi tahun 2030 atau 2035, sekitar 70 persen dari populasi, 200 jutaan lebih (usia produktif)," terangnya.

"Habis itu gimana? Habis itu orang tua-orang tuanya akan lebih banyak. Seperti saya nih mau 60 tahun. Ya, sebentar lagi udah masuk usia tidak produktif, gajinya udah enggak sebanyak gajinya orang-orang yang umur 55, kerjanya enggak sekuat orang-orang umurnya 50-an atau 40-an."


Ancaman Middle Income Trap

Jika Indonesia gagal memanfaatkan puncak bonus demografi, maka kesempatan untuk menjadi negara maju pun hilang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jika Indonesia gagal memanfaatkan puncak bonus demografi, maka kesempatan untuk menjadi negara maju pun hilang. Indonesia dapat 'terjebak' dalam negara berpenghasilan menengah atau istilahnya middle income trap.

Secara umum, middle income trap adalah istilah yang mengacu pada keadaan ketika sebuah negara berhasil mencapai ke tingkat pendapatan menengah, tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju. Istilah ini diperkenalkan oleh World Bank pada 2006 silam.

"Itu sebabnya, pada saat populasi Indonesia paling banyak, suatu bangsa paling banyak, dia harus tembus jitu angka (pendapatan per kapita) di atas US$ 12.500 jadi negara maju," pungkas Menkes Budi Gunadi Sadikin.

"Kalau enggak, dia namanya middle income trap, seumur hidup bangsa tersebut tidak bisa jadi kayak Amerika atau Jepang, bisanya kayak Argentina atau kayak Yunani, yaitu 'tengah-tengah' terus."

Infografis Indonesia Menuju Negara Maju. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya