Usai Bunuh Ibu Kandung, Rifki Sempat Bersihkan Darah untuk Hindari Kecurigaan Ayahnya

Kapolsek Cimanggis, Kompol Arief Budiharjo mengatakan, terdapat sejumlah barang bukti yang diamankan usai tersangka menganiaya dan membunuh orang tuanya. Alat bukti tersebut menjadi penguat menjerat tersangka atas kejadian di keluarga Munir.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 12 Agu 2023, 12:35 WIB
Lokasi rumah milik keluarga Bakti Azis Munir yang ditemukan bersimbah darah di rumahnya, Jalan Bakti Abri, Tapos, Kota Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah barang bukti yang digunakan tersangka Rifki Azis Ramadhan untuk melukai ayahnya Bakti Ajis Munir, dan membunuh ibunya Sri Widiastuti, diamankan Polsek Cimanggis. Selain golok dan pisau, Polsek Cimanggis mengamankan alat pel lantai yang digunakan tersangka.

Kapolsek Cimanggis, Kompol Arief Budiharjo mengatakan, terdapat sejumlah barang bukti yang diamankan usai tersangka menganiaya dan membunuh orang tuanya. Alat bukti tersebut menjadi penguat menjerat tersangka atas kejadian di keluarga Munir.

“Korban membunuh ibunya menggunakan pisau sebanyak 50 tusukan dan melukai ayahnya menggunakan golok,” ujar Arief kepada Liputan6.com, Jumat (11/8/2023) malam.

Saat kejadian tersangka membunuh ibunya terlebih dahulu yakni Sri yang sedang duduk di meja makan. Tersangka menghabisi ibunya menusuk dengan pisau kebagian organ vital korban.

“Kalau ibunya ditusuk menggunakan pisau sebanyak 50 tusukan berdasarkan hasil visum yang kami terima dan ayahnya di lukai menggunakan golok,” ucap Arief.

Arief menjelaskan, mengamankan barang bukti berupa pisau dan golok yang digunakan tersangka. Pakaian yang digunakan tersangka pada hari kejadian, turut diamankan untuk penguat di pada persidangan pengadilan.

“Alat pel turut dijadikan barang bukti, alat pel ini digunakan tersangka untuk membersihkan darah ibunya, berikutnya adalah HP tersangka,” jelas Arief.

Arief mengamini tersangka memiliki niat membunuh ayahnya setelah menghabisi nyawa ibunya. Hal itu berdasarkan dari alat bukti berupa golong yang dibawa tersangka saat menyerang ayahnya.

“Kalau dari kronologisnya memang sengaja ke arah situ, yang bersangkutan ini ingin menyasar ayahnya juga,” tegas Arief.


Tersangka Aniaya Ayahnya dengan Mengunci Pintu

Polisi menangkap seorang pria bernama Rifki Azis Ramadhan yang membunuh ibu kandungnya sendiri, Sri Widiastuti di Tapos, Depok. (Dicky Agung Prihantoro)

Begitupun dengan tindakan tersangka saat menganiaya ayahnya di kamar dengan sengaja mengunci pintu. Tujuannya membuat korban atau ayahnya tidak dapat keluar dan meminta pertolongan orang lain saat dianiaya tersangka.

“Iya, tapi teriak korban meminta tolong didengar warga yang kemudian datang ke rumah korban,” terang Arief.

Arief menuturkan, Polsek Cimanggis belum dapat memastikan terkait tersangka dibawah pengaruh alkohol atau narkoba saat membunuh ibu dan menganiaya ayahnya. Polsek Cimanggis telah mengajukan permohonan tes narkoba kepada tersangka.

“Untuk sementara ini hasil cek kita sudah ajukan, nanti mungkin kita akan mintakan lagi untuk proses pengecekan nanti kita mintakan ke rumah sakit,” pungkas Arief.

Sebelumnya, Polsek Cimanggis telah menemukan motif pembunuhan yang dilakukan Rifki Azis Ramadhan kepada ibu kandungnya, Sri Widiastuti dan melukai ayahnya, Bakti Azis Munir di Depok, pada Kamis (10/8/2023).

Rifki kesal dianggap tidak dapat membahagiakan orang tuanya sehingga nekat membantai kedua orang tuanya di rumahnya, Jalan Bakti Abri, Tapos, Kota Depok.


Tersangka Kesal Atas Perkataan Orang Tuanya

Tangkapan CCTV saat tersangka bersama korban memasuki area indekos tempat korban dibunuh di wilayah Kukusan, Beji, Depok. (Istimewa)

Kapolsek Cimanggis, Kompol Arief Budiharjo mengatakan, berdasarkan keterangan tersangka, Rifki nekat melakukan kekerasan dan pembunuhan kepada keluarganya dikarenakan kesal atas perkataan orang tuanya. Rifki mengaku sakit hati atas ucapan kedua orang tuanya sehingga nekat melakukan penganiayaan dan pembunuhan.

“Sehari sebelumnya tersangka ini sempat dimarahi kedua orang tuanya. Dimarahi dan ada kata-kata yang kurang mengenakkan yang tidak bisa diterima tersangka,” ujar Arief kepada Liputan6.com, Jumat (11/8/2023) malam.

Atas ucapan kedua orang tuanya memunculkan rasa kesal dan jengkel di diri tersangka, sehingga nekat menghabisi nyawa ibunya dan melukai ayahnya. Bahkan rasa kesal tersebut sudah dipendamnya sejak sejak kecil karena kerap dimarahi.

“Sejak dari awal SMP atau sejak SD, memang sering dimarahi, versi tersangka menyampaikan seperti itu, dimarahi terus oleh orang tuanya,” ucap Arief.

Bahkan terdapat kata-kata orang tuanya yang diingat tersangka, membuat tersangka tega menghabisi nyawa ibunya sebanyak 50 tusukan dan melukai ayahnya.

“Tersangka itu di marahinya seperti ini, Elo (tersangka) dari lahir sampai detik ini, coba sebutkan satu aja apa yang membuat orang tuamu bangga,” tegas Arief.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya