Kudeta Niger: Rusia Imbau ECOWAS Tidak Lakukan Intervensi Militer

Rusia memperingatkan blok negara-negara Afrika barat bahwa bahwa intervensi militer di Niger akan mengarah pada "konfrontasi yang berlarut-larut".

oleh Hariz Barak diperbarui 12 Agu 2023, 21:00 WIB
Pendukung Presiden Niger Bazoum yang dikudeta berkumpul untuk menunjukkan dukungan mereka kepadanya di Niamey pada 26 Juli 2023 (AFP)

Liputan6.com, Niamey - Rusia memperingatkan blok negara-negara Afrika barat bahwa bahwa intervensi militer di Niger akan mengarah pada "konfrontasi yang berlarut-larut".

Wanti-wanti dari Moskow datang setelah ECOWAS mengatakan akan mengumpulkan pasukan siaga untuk melakukan intervensi atas kudeta militer Niger, demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (12/8/2023).

Rusia tidak secara resmi mendukung kudeta, namun mengatakan bahwa intervensi militer semacam yang direncanakan ECOWAS akan mengacaukan kawasan Afrika Barat (Sahel) secara keseluruhan, kata kementerian luar negeri Rusia.

AS, yang mendukung upaya untuk memulihkan pemimpin terguling Mohamed Bazoum, menuding kelompok tentara bayaran Wagner Rusia mengambil keuntungan dari ketidakstabilan di Niger.

Pada Jumat 11 Agustus 2023, beberapa pendukung kudeta Niger mengibarkan bendera Rusia, memprotes di sebuah pangkalan militer Prancis di dekat ibukota Niamey. Beberapa meneriakkan "turunkan Prancis, turunkan Ecowas".

Baik Prancis dan AS mengoperasikan pangkalan militer di Niger dan mereka telah digunakan untuk melancarkan operasi terhadap kelompok-kelompok ekstremis di wilayah yang lebih luas.

Para pejabat militer dari negara-negara Ecowas dilaporkan akan bertemu pada Sabtu 12 Agustus 2023 untuk menyusun rencana intervensi militer.

Blok itu mengatakan tetap terbuka untuk menemukan solusi diplomatik terhadap krisis tersebut, tetapi Presiden Nigeria Bola Tinubu yang sekaligus koordinator ECOWAS tahun ini mengatakan pada Kamis 10 Agustus bahwa "Tidak ada pilihan yang diambil dari meja, termasuk penggunaan kekuatan sebagai upaya terakhir".

AS belum secara eksplisit mendukung aksi militer tetapi telah meminta junta untuk menyingkir dan mengizinkan pemulihan konstitusi demokratis negara itu.

Junta Niger belum menanggapi pernyataan terbaru dari para pemimpin Ecowas.

 


Keselamatan Presiden Bazoum Jadi Sorotan

Setelah kerumunan massa yang bermusuhan berkumpul pada hari Minggu di luar kedutaan besar Prancis dan Niger menuduh Prancis berencana untuk melakukan intervensi militer, Paris mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka akan menarik warganya dan menawarkan untuk mengevakuasi warga Eropa lainnya. (STRINGER / AFPTV / AFP)

Sementara itu kekhawatiran tumbuh untuk kesehatan dan keselamatan Bazoum, yang telah ditawan sejak militer merebut kekuasaan pada 26 Juli.

Dia dan keluarganya telah "kehilangan makanan, listrik dan perawatan medis selama beberapa hari", kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.

Komisaris hak asasi manusia PBB Volker Turk mengatakan dia telah menerima laporan yang kredibel bahwa kondisi penahanan "bisa berarti perlakuan tidak manusiawi dan merendahkan martabat".

Kelompok hak asasi manusia Human Rights Watch mengatakan Bazoum telah mengatakan kepada mereka minggu ini bahwa dia dan keluarganya diperlakukan dengan cara yang "tidak manusiawi dan kejam".

"Anak saya sakit, memiliki kondisi jantung yang serius, dan perlu ke dokter," HRW mengutip Bazoum yang memberi tahu mereka.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya