Bola Ganjil: Dari Teman Jadi Atasan, Ada yang Terpisahkan 20 Tahun

Para eks pemain sepak bola kini mendapat kesempatan untuk melanjutkan karier sebagai pelatih lebih cepat ketimbang generasi-generasi sebelumnya.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 13 Agu 2023, 00:30 WIB
Xavi Hernandez menangani beberapa mantan rekannya dengan jadi pelatih Barcelona, di antaranya Sergio Busquets, Gerard Pique, hingga Jordi Alba. (AFP/Lluis Gene)

Liputan6.com, Jakarta - Para eks pemain sepak bola kini mendapat kesempatan untuk melanjutkan karier sebagai pelatih lebih cepat ketimbang generasi-generasi sebelumnya. Efek kesuksesan para arsitek muda, di antaranya Jose Mourinho dan Pep Guardiola, hampir dua dekade lalu membuat mantan pemain tidak perlu menunggu lama lagi sebelum mendapat tawaran bekerja.

Frank Lampard, Steven Gerrard, Xavi Hernandez, Xabi Alonso, hingga Andrea Pirlo adalah beberapa nama yang menempuh jalur ekspres pada profesi tersebut. Beberapa di antaranya bahkan ada yang belum memiliki pengalaman sama sekali ketika langsung dipercaya memimpin tim utama klub tenar Eropa.

Konsekuensi fenomena ini membuka peluang relasi baru. Mereka punya kans melatih mantan rekan setim. Perasaan canggung mungkin muncul. Bagaimanapun, mereka yang kini menjabat pelatih harus mampu memposisikan diri sebagai atasan eks teman setim.

Jika gagal, instruksi mereka bakal tidak didengar. Risikonya yang bersangkutan akan kehilangan wibawa dan otomatis berdampak buruk terhadap tim.

Nama-nama yang disebut di atas mayoritas melatih mantan rekan tidak lama setelah gantung sepatu. Hal sama tidak bisa digunakan untuk Sean Dyche dan Ashley Young.

 


Sean Dyche dan Ashley Young Dipisahkan 20 Tahun

Bek Aston Villa, Ashley Young mengontrol bola saat menghadapi Wolverhampton Wanderers pada laga Liga Inggris 2022/2023 di Villa Park, Birmingham (4/1/2023). Ashley Young yang sempat membela Inter Milan sejak paruh kedua musim 2019/2020 setelah dilepas Manchester United, akhirnya hijrah ke mantan klubnya di Liga Inggris, Aston Villa pada awal musim 2021/2022 dengan status bebas transfer. Pada bursa transfer musim 2023/2024 ia kembali meninggalkan The Villans untuk bergabung dengan Everton. (AFP/Adrian Dennis)

Kedua sosok pernah satu klub di Watford. Mereka berkolaborasi selama dua tahun pada 2003-2005, dengan Dyche menjabat kapten tim pada musim terakhirnya di Vicarage Road.

Dari situ, Dyche pergi ke Northampton Town dan bermain dua musim sebelum gantung sepatu. Sementara Young terus mengorbit bersama Watford. Dia pindah ke Aston Villa pada tahun sama Dyche pensiun.

Young terus membangun reputasi bersama The Villans, yang berbuah transfer ke Manchester United. Usai menghabiskan sembilan tahun di Old Trafford, dia menjajal Serie A bersama Inter Milan. Young lalu pulang ke Aston Villa sebelum pindah ke Everton musim panas ini.

The Toffees ditangani Dyche, yang kini menimba karier sebagai pelatih. Dia bekerja di Goodison Park sejak awal tahun ini, setelah sebelumnya menangani Watford dan Burnley.

Usai jeda 20 tahun, Dyche dan Young kembali memiliki hubungan profesional. Namun, selisih tersebut ternyata bukan yang terlama di lapangan hijau.

 


Olli Huttunen dan Jari Litmanen

Jari Litmanen. (AFP/ANP/Toussaint Kluiters-Paul Vreeker)

Olli Huttunen dan Jari Litmanen merupakan masa lalu dan masa depan Finlandia ketika tampil bersama tahun 1989. Setelah gantung sepatu, Huttunen membangun karier kepelatihan di klub yang membesarkan namanya FC Haka.

Sementara Litmanen, yang berusia 18 tahun saat debut di timnas, menjadi pesepak bola terbaik Finlandia sepanjang masa. Dia berusia 39 tahun ketika memperkuat tanah kelahiran untuk terakhir kali melawan San Marino, November 2010.

Litmanen saat itu melakoni penampilan ke-137 bagi Finlandia, dengan Huttunen menjalani debut sebagai nakhoda timnas. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya