27 Perusahaan Masuk Proses Pencatatan Saham di BEI

Hingga 11 Agustus 2023, penghimpunan dana dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) mencapai Rp 49,2 triliun.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Agu 2023, 12:22 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan 63 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI hingga 11 Agustus 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan 63 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI hingga 11 Agustus 2023. Dari pencatatan saham perdana itu, total dana yang dihimpun mencapai Rp 49,2 triliun.

Mengutip data BEI, ditulis Minggu (13/8/2023), saat ini terdapat 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Adapun klasifikasi aset Perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline, mayoritas berasal dari Perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar) yang mencapai 16 perusahaan.

Kemudian ada tujuh Perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar), dan empat Perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar). Klasifikasi aset perusahan itu merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017.

Untuk rincian sektornya adalah sebagai berikut:

  • 2 perusahaan dari sektor basic materials
  • 6 perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 7 perusahaan dari sektor consumer non cyclicals
  • 2 perusahaan dari sektor energi
  • 3 perusahaan dari sektor healthcare
  • 1 perusahaan dari sektor industrials
  • 1 perusahan dari sektor infrastruktur
  • 1 perusahaan dari sektor properties dan real estate
  • 2 perusahaan dari sektor teknologi
  • 2 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.

Selain itu, BEI juga mencatat ada 26 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan nilai Rp 36,1 triliun hingga 11 Agustus 2023.

“Serta masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI,” demikian mengutip dari keterangan BEI.

Berikut rincian sektor perusahaan yang rights issue:

-1 perusahaan dari sektor basic materials

-8 perusahaan dari sektor consumer cyclicals

-4 perusahaan dari sektor consumer non-cylicals

-4 perusahaan dari sektor energi

-5 perusahaan dari sektor keuangan

-1 perusahaan dari sektor infrastruktur

-1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Untuk penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), hingga kini telah diterbitkan 70 emisi dari 49 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun Rp 79,6 triliun.

Hingga 11 Agustus 2023 terdapat 15 emisi dari 9 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline. Klasifikasi sektor sebagai berikut:

-2 perusahaan dari sektor basic materials

-2 perusahaan dari sektor energi

-3 perusahaan dari sektor keuangan

-2 perusahaan dari sektor industri

 


Kinerja IHSG 7-11 Agustus 2023

Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada periode 7-11 Agustus 2023. Penguatan IHSG didorong sektor saham infrastruktur dan bahan dasar.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (12/8/2023), IHSG naik 0,40 persen menjadi 6.879,97 pada 7-11 Agustus 2023. Pada pekan lalu, IHSG ditutup ke posisi 6.852,84.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG naik didorong sektor saham infrastruktur dan bahan dasar masing-masing 1,55 persen dan 0,89 persen.

Dalam riset itu menyebutkan pekan ini indikator ekonomi makro dari ekonomi terbesar di mana negara berkembang lebih kuat dari yang diperkirakan. Di sisi lain, inflasi di Amerika Serikat (AS) terus berlanjut dengan di atas kisaran target oleh the Federal Federal (the Fed) atau bank sentral AS dan inflasi di Jerman tetap tinggi, meski tampanya tren turun sejak Februari.

“Di sisi lain, China alami deflasi pertama sejak 2021, meski ini bukan hasil yang tidak terduga,” demikian dikutip dari Ashmore.

Kapitalisasi pasar bursa naik 0,90 persen menjadi Rp 10.056 triliun. Kapitalisasi pasar ini juga naik Rp 89 triliun dari pekan lalu Rp 9.967 triliun.

Pada pekan ini, rata-rata nilai transaksi harian naik 5,28 persen menjadi Rp 12,24 triliun dari Rp 11,63 triliun dari pekan sebelumnya. Rata-rata volume perdagangan susut 19,55 persen menjadi 18,10 miliar saham dari 22,50 miliar saham.

Sedangkan rata-rata frekuensi perdagangan terpangkas 4,29 persen menjadi 1.090.176 kali transaksi dari 1.139.039 kali transaksi. Pada Jumat, 11 Agustus 2023, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 278,80 miliar. Pada pekan ini, aksi jual investor asing mencapai Rp 16,31 triliun. Sepanjang 2023, aksi beli saham mencapai Rp 7,03 triliun.

 


Penutupan IHSG pada 11 Agustus 2023

Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia.

IHSG ditutup melemah 13,30 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.879,98. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,13 poin atau 0,22 persen ke posisi 964,34.

"Sektor basic materials naik 1,07 persen paling kuat, sementara di posisi terlemah turun sektor teknologi 0,83 persen. Dan dalam sepekan ini IHSG mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya melansir Antara di Jakarta.

Menjelang akhir pekan, IHSG dan mayoritas bursa regional Asia di zona merah, yang tampaknya merespons rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) dan munculnya ketegangan baru AS dengan China.

Tingkat inflasi tahunan di AS naik menjadi 3,2 persen pada Juli 2023, dari sebelumnya sebesar 3 persen pada Juni 2023, sementara, ekspektasi pasar sebesar 3,3 persen.

Kenaikan tipis inflasi tersebut tentunya membuat pasar menantikan arah kebijakan moneter bank sentral AS The Fed selanjutnya.

Dibuka menguat, IHSG terus bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih nyaman bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor meningkat di mana sektor barang baku paling tinggi yaitu 1,07 persen, diikuti sektor barang konsumen non primer dan sektor infrastruktur naik masing-masing 0,70 persen dan 0,31 persen.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya