Liputan6.com, Jakarta Bakal calon presiden (capres) dari Gerindra, Prabowo Subianto, bergegas menyiapkan bakal calon wakil presiden (cawapres) bersama dengan empat partai politik (parpol) koalisi pendukungnya. Keempat parpol pendukung Prabowo Subianto yakni Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN.
“Cawapres kita sepakat akan terus diskusi, musyawarah, mencari calon terbaik yang bisa diterima empat partai. Bahwa setelah bergabung kita akan anggap semua partai sekarang dalam koalisi ini adalah sahabat, saudara, yang satu bagian, satu tim, kita akan selesaikan masalah itu jadi satu tim,” tutur Prabowo di Gedung Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2023).
Advertisement
Selain itu, menurut Prabowo apa yang diputuskan oleh parpol koalisi pendukungnya akan sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
“Jadi, Pak Jokowi sangat demokratis, sangat menghormati independensi dan hak setiap parpol, itu harus saya tegaskan. Keputusan partai manapun beliau pasti restui. Apapun keputusan partai, apapun, pengalaman saya dan keyakinan saya dan semua ketum, beliau akan larang, dikte, tidak akan. Kenyataannya demikian, bukti sudah banyak,” jelas dia.
“Perindo ke kami dukung saya, kemudian berubah haluan Pak Jokowi nggak campur tangan sama sekali. Itu perlu saya tegaskan, semua Ketum setuju,” sambung Prabowo.
Sebelumnya, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) di Pemilu 2024. Hal itu disampikannya dalam acara yang dihadiri bersama empat Ketum Partai yakni Gerindra, Golkar, PKB, dan PAN.
“Tuhan yang Maha Esa yang menurunkan rahmat dan ridhonya lah kita berkumpul di tempat ini, tempat yang bersejarah, tempat naskah proklamasi disusun, dan oleh karena itu ini menjadi inspirasi bagi Partai Golkar memberikan dukungannya kepada Bapak Letnan Jenderal Prabowo Subianto sebagai calon presiden Republik Indonesia tahun 2024-2029,” tutur Airlangga di Gedung Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2023).
Prabowo Dinilai Pemimpin yang Tepat
Menurut Airlangga, Indonesia kini menghadapi tantangan ketiga, setelah sebelumnya di tahun 1965 terkait Komunisme dan Indonesia berhasil lolos dari proses tersebut. Kemudian di tahun 1998 antara otoriter dan demokrasi, Indonesia juga memiliki reputasi baik.
Hingga akhirnya di persimpangan ketiga, lanjutnya, Indonesia masuk dalam persimpangan apakah negara ini akan menjadi negara maju atau menjadi negara berpendapatan menengah.
“Oleh karena itu kepemimpinan 10 tahun ke depan sangat penting dan Partai Golkar melihat kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto sangat tepat untuk membawa Indonesia lolos,” kata Airlangga.
Advertisement