Liputan6.com, Jakarta - Masalah kualitas udara yang buruk di Jakarta sedang ramai diperbincangkan. Berdasarkan pantauan situs IQAir, kualitas udara Jakarta bahkan menjadi nomor dua terburuk di dunia pada Jumat, 11 Agustus 2023 per pukul 06.00 WIB.
Buruknya kualitas udara Jakarta juga dirasakan oleh penumpang pesawat terbang. Seorang wanita yang melakukan penerbangan dari Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) menuju Bandara Soekarno Hatta (CGK) atau Bandara Soetta mengaku terkejut dengan kondisi langit Jakarta.
Advertisement
Momen penerbangan itu ia bagikan melalui akun TikTok notpusing pada Sabtu, 12 Agustus 2023. "Flight (penerbangan) YIA - CGK termerinding yang pernah aku rasain," tulis wanita bernama Sheena Mulan ini dalam video berdurasi 55 detik itu.
Ia berangkat dari YIA pada pagi hari pukul 06.25 WIB. Suasana pagi itu terasa sangat dingin. Sheena menuliskan merasa senang melihat pemandangan perbukitan dari ketinggian ketika ia baru lepas landas. Saat itu pemandangan tampak menenangkan.
Sheena dan penumpang lainnya bisa melihat perbukitan hijau nan asri dengan matahari yang baru terbit tampak begitu indah. Ia juga melihat gunung-gunung tinggi yang hijau dengan langit yang cerah. Perjalanan tersebut ia tempuh selama sekitar 1 jam. Sheena pun sempat tertidur sejenak karena merasa mengantuk.
Saat bangun, ia merasa terkejut karena pemandangan yang ia lihat dari jendela pesawat tampak sangat berbeda dari sebelumnya. Ia hanya bisa melihat kabut yang sangat tebal dari jendela pesawat. Sheena sempat mengira pesawat masuk ke dalam awan.
Polusi Jakarta Bikin Merinding
Tapi ternyata, ia sudah sampai di Jakarta. Kabur tebal yang ia lihat adalah polusi di langit Jakarta yang sudah sangat memprihatikan hingga bandara Soetta pun tidak terlihat dengan jelas dari atas pesawat. "Semerinding itu lihat polusi. Langitnya abu-abu, bandaranya nggak kelihatan. Pekat banget polusinya, sampai takut sendiri," tulisnya dalam video tersebut.
Unggahan ini lantas menarik banyak perhatian warganet yang meninggalkan beragam komentar.
"Sama merinding juga kak! Bedanya aku flight dari Denpasar, benar-benar beda banget kayak mendung tiap hari," komentar seorang warganet.
"Langit jakarta jam 12 siang kaya langit bogor jam 6 pagi😭 nangis bgt polusinya," tulis warganet lainnya.
"Yang memungkinkan baiknya WFH waktu PPKM juga bisa kan? skr WFO malah buang waktu, energi & biaya. Walau WFO meeting juga msh onnline 😅😳🥺😂" timpal warganet lainnya.
"Ini nggak ada emergency action dari pemerintah? Huhu," kata warganet lainnya. Sampai berita ini ditulis, unggahan tentang polusi udara di Jakarta itu sudah dilihat lebih dari 1,1 juta kali dan disukai lebih dari 107 ribu kali.
Advertisement
Jakarta Jadi Kota dengan Polusi Terburuk di Dunia
Beberapa hari lalu, headline berita nasional, polusi Jakarta juga "mendunia" dengan diulas sejumlah media asing. Publikasi-publikasi itu termasuk South China Morning Post, Mashable SEA, AFP, dan AP.
Mereka menobatkan Jakarta sebagai kota dengan polusi terburuk di dunia berdasarkan data IQAir, perusahaan teknologi kualitas udara berbasis Swiss. "Faktanya, kondisi kualitas udara Jakarta sepanjang tahun 2023 sedikit berfluktuasi," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, lapor AP, dikutip Sabtu, 12 Agustus 2023.
Outlet itu menyambung, "Indonesia kini memasuki musim kemarau, yang berlangsung dari Juli sampai September, waktu di mana polusi udara mencapai puncaknya. Kualitas udara di Jabodetabek memburuk karena dipengaruhi udara kering dari sisi timur Indonesia."
"Penggunaan kendaraan bermotor juga jadi faktor utama," catat AP. "Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebut, 44 persen pencemaran udara berasal dari transportasi, dibandingkan 31 persen dari industri."
Publikasi itu juga menyoroti menigkatkan kasus penyakit pernapasan yang diyakini terkait polusi udara. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengakui terjadi peningkatan gangguan kesehatan akibat polusi udara pada 2023 dibandingkan tahun 2022.
Solusi Polusi Udara Jakarta
Sementara itu, Mashable SEA dan SCMP kompak menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait polusi Jakarta. Awal pekan ini, Jokowi mengakui bahwa polusi udara di Jakarta telah jadi masalah selama bertahun-tahun.
Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) dinilainya sebagai salah satu solusi. "Salah satu solusinya adalah mengurangi beban Jakarta agar nantinya sebagian dipindahkan ke Nusantara, dan transportasi massal itu suatu keharusan," katanya, catat Mashable SEA.
SCMP mencatat, Jokowi juga mengatakan bahwa jaringan kereta metro yang direncanakan melintasi Jakarta "harus diselesaikan" untuk mengurangi polusi. "Indonesia berjanji menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru mulai tahun 2023 dan jadi netral karbon pada 2050," lapor SCMP.
"Namun, meski ada protes dari para aktivis, pemerintah memperluas pabrik batu bara Suralaya yang sangat besar di Jawa, salah satu yang terbesar di Asia Tenggara," sambung publikasi itu. Menurut Greenpeace Indonesia, 10 pembangkit listrik tenaga batu bara beroperasi dalam radius 100 kilometer dari ibu kota (Jakarta)."
Advertisement