Liputan6.com, Jakarta PT Hutama Karya (Persero) memastikan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Binjai-Pangkalan Brandan bisa rampung akhir 2023 mendatang. Jalan tol ini digadang-gadang mampu memangkas waktu tempuh secara signifikan.
Project Director Jalan Tol untuk Binjai Pangkalan Brandan PT Hutama Karya, Hestu Budi menerangkan waktu tempuh antara kedua titiknya bisa dilalui dalam 45 menit saja. Ini didapat dari kecepatan mobil rata-rata di ruas tersebut.
Advertisement
Saat ini, dari Binjai menuju Pangkalan Brandan membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam hingga 2 jam. Waktu tempuh ini didapat setelah pengendara melalui ruas tol Binjai-Stabat dan masuk jalan arteri dari Stabat ke Pangkalan Brandan.
Hestu menegaskan, jika seksi Stabat-Pangkalan Brandan mulai beroperasi, waktu tempuh yang dibutuhkan bakal semakin singkat.
"Kalau 60 km/jam saja sudah bisa ditempuh sekitar 45-50 menitan. Tapi biasanya laju mobil bisa sampai 100 km/jam," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com, di Medan, Sumatera Utara, Minggu (13/8/2023).
Progres Pembangunan
Perlu diketahui, saat ini progres konstruksi tahap 1 Jalan Tol Binjai - Langsa Ruas Binjai - Pangkalan Brandan sepanjang 58 Km sudah mencapai 82,6 persen.
Targetnya, Binjai-Pangkalan Brandan bisa diresmikan dan beroperasi akhir 2023. Sementara, ruas Binjai - Stabat sepanjang 11,8 km telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan beroperasi sejak Februari 2022 lalu.
"Kalau kita ini karena konstruksi Binjai-Pangkalan Brandan ya, saat ini 82,6 persen seksi II dan seksi III nya 82 persen. Untuk tanahnya 92 persen," ungkap dia.
Hestu memastikan kalau pengerjaan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Binjai-Pangkalan Brandan ini tak akan molor. Artinya, bakal beroperasi sesuai target di akhir 2023 mendatang.
"Akhir 2023 harus selsai. Kalau pun ada hambatan, kalau tanahnya nanti agak melompat-lompat sedikit ya mungkin khususnya seksi III ya, seksi II insyaaAllah selesai di 2023, kalau seksi III nya melompat mungkin sedikit karena tanahnya belum (selesai)," urainya.
Jembatan Jalan Tol Rampung
Dua jembatan di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Binjai-Pangkalan Brandan sudah rampung dikerjakan. Salah satu jembatan rencananya akan mulai uji dinamik atau uji beban pada pekan depan.
Diketahui, 2 jembatan itu yakni jembatan Sei Batang Serangan dan jembatan Sei Wampu. Jembatan Sei Batang Serangan yang memiliki bentang sekitar 178 meter disebut telah rampung.
Project Director Jalan Tol untuk Binjai Pangkalan Brandan PT Hutama Karya, Hestu Budi menilai jembatan itu tidak menghadapi kendala tertentu. Sehingga proyek pembangunannya pun berjalan lancar.
"Sei Batang Serangan sudah selesai. Tidak perlu penanganan khusus karena tidak bentangnya tidak sampai 100, hanya 90 meter jadi dianggap jembatan biasa jadi proses biasa, normal," ujar dia saat meninjau Ruas Tol Binjai-Pangkalan Brandan, Medan, Sumatera Utara, ditulis Minggu (13/8/2023).
Advertisement
Uji Beban
Sementara itu, untuk jembatan Sei Wampu sendiri sudah masuk tahap final pengerjaan. Misalnya, mengecor sambungan jembatan dan pengecatan di sekitar jembatan.
Melihat progres itu, rencananya Hutama Karya selaku penggarap proyek akan mulai melakukan uji dinamik atau uji beban pada pekan depan. Jika uji dinamik selesai dan sesuai, maka jembatan sudah layak untuk dioperasikan sejalan dengan beroperasinya Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan.
"Saat ini diharapkan tanggal 18 (Agustus) besok ada uji dinamik, artinya dibebani jembatan ini sudah sesuai atau tidak. Ini ya, ini harus. Sebelum akhir tahun ini sudah harus buka," ungkap dia.
Tak Terganggu Masalah Lahan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menemukan dua hambatan dalam pengerjaan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Binjai-Pangkalan Brandan. Namun, kendala itu disebut tak mengganggu target penyelesaiannya pada akhir 2023 mendatang.
Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Kemaritiman Salamat Simanullang mengatakan dua kendala itu adalah pembebasan lahan dan kondisi geologi.
"Isu yang menonjol mungkin ada dua ya, yang pertama adalah isu sosial itu oembebasan lahan yang sampai saat ini ada 4 lokasi, tapi sejauh ini sudah akan selesai," ujarnya saat meninjau JTTS ruas Binjai-Pangkalan Brandan, Medan, Sumatera Utara, ditulis Minggu (12/8/2023).
Sementara itu, isu kedua adalah masalah teknis dari kondisi geologi tanah. Salah satu temuannya adalah kondisi tanah yang cenderung basah, sehingga memerlukan tambahan upaya dari sisi konstruksi.
"Sehingga ini membuat proses pelaksanaannya sedikir terkendala sehingga perlu perpanjangan waktu untuk konstruksinya," kata dia.
Salamat menyebut, salah satu kondisi diketahui seiring dengan berjalannya proses konstruksi. Sehingga, membutuhkan waktu tambahan untuk pengerjaan dari rencana awal.
"Ini yang membuat kondisinya menjadi dari sisi waktu terpaksa ada penambahan waktu pelaksanaan pekerjaannya," ungkapnya.