Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau disebut BNI akan melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:2. Di tengah aksi stock split ini, prospek saham BBNI dinilai masih menarik.
Pengamat pasar modal Desmond Wira menuturkan, stock split akan meningkatkan jumlah saham beredar dan menurunkan harga per lembar saham. Ia menilai, stock split bertujuan meningkatkan likuiditas saham. Hal ini seiring harga per lembar saham menjadi terjangkau sehingga mendorong banyak investor dapat membeli saham tersebut.
Advertisement
Desmond menambahkan, aksi stock split juga lantaran harga saham juga dirasa terlalu tinggi secara nominal. “Untuk pergerakan sahamnya, biasanya saham yang melakukan stock split biasanya bergerak naik dalam jangka pendek,” ujar Desmond, saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin (14/8/2023).
Ia menambahkan, hal ini karena secara psikologis harga saham menjadi terlihat lebih murah. “Akan tetapi, dalam jangka panjang, tentunya pergerakan sahamnya tetap akan mencerminkan sentimen di pasar saham serta kondisi fundamental,” tutur dia.
Desmond juga menilai, kondisi fundamental saham BNI masih cukup solid. Hal ini ditunjukkan dari kinerja kuartal II 2023. BNI mencatatkan laba bersih Rp 10,3 triliun hingga semester I 2023. Laba tersebut naik 17 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) naik 5,1 persen yoy menjadi Rp20,6 triliun pada semester I 2023.
“Untuk valuasinya sendiri masih 1,2 kali dibandingkan saham big bank lainnya seperti BBCA 5,1 kali, BMRI 2,3 kali, BBRI 3 kali. Sehingga secara valuasi di antara 4 bug bank tersebut BBNI yang paling murah. Secara prospek masih cukup menarik,” tutur dia.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
BNI Bakal Stock Split
Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:2. Artinya, setiap satu saham lama akan dipecah menjadi dua saham baru.
Saat ini, modal ditempatkan dan disetor perseroan adalah 18.648.656.458 saham atau setara RP 9,05 triliun yang terbagi atas tiga seri saham. Yakni, 1 saham seri A Dwiwarna yang hanya khusus dapat dimiliki Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal Rp 7.500 per saham.
Kemudian 289.341.866 Saham Seri B dengan nilai nominal Rp 7.500, serta 18.359.314.591 Saham Seri C dengan nilai nominal Rp 375 per saham. Saham seri B dan saham seri C merupakan saham biasa yang dapat dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan masyarakat.
Setelah stock split, maka total saham pada modal ditemapatkan dan disetor perseroan menjadi 37.297.312.916 lembar. Kemudian nilai nominal untuk saham seri A Dwiwarna menjadi Rp 3.750 per lembar, saham seri B menjadi Rp 3.750 per lembar, dan saham seri C menjadi Rp 187 per lembar.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/8/2023), tujuan utama Perseroan dalam melaksanakan stock split adalah untuk meningkatkan demand atau permintaan atas saham Perseroan dengan memperluas basis investor.
Advertisement
Bakal Jangkau Investor
Di sisi lain, stock Split akan menyebabkan harga saham perseroan menjadi terjangkau bagi investor perorangan (ritel). Dengan demikian akan meningkatkan jumlah investor yang dapat melakukan transaksi atas saham Perseroan.
Sebagai informasi, per akhir Juni 2023 komposisi pemegang saham Perseroan adalah 60,0 persen Pemerintah Negara Republik Indonesia, 26,1 persen Investor Institusi Asing, 9,1 persen Investor Institusi Domestik, dan 4,8 persen Investor Ritel.
Ini mengingat jumlah lembar saham perseroan setelah Stock Split akan bertambah, hal ini akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham Perseroan sehingga perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek akan lebih aktif.
Lebih lanjut, persetujuan pemegang saham dalam rangka stock split akan diusulkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada tanggal 19 September 2023.
Perkiraan jadwal stock split:
- Permohonan pencatatan saham tambahan ke BEI atas saham hasil stock split: 21 September 2023
- Keterbukaan informasi terkait aksi korporasi: 4 Oktober 2023
- Pengumuman bursa mengenai harga teoritis saham: 9 Oktober 2023
- Pengumuman Bursa mengenai peniadaan perdagangan di pasar tunai pada 10-11 Oktober 2023: 9 Oktober 2023
- Pemecahan saham: 10 Oktober 2023