Menteri Bahlil Sebut Relokasi Warga Rempang Galang Jalan Terbaik Demi Investasi

Padahal warga dua kelurahan di Pulau Rempang Kecamatan Galang menolak direlokasi.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 14 Agu 2023, 16:49 WIB
Warga Rempang Galang Batam menyambut Menteri Investrasi Bahlil Lahadalia dengan spanduk, mereka menolak digusur sebagai konsekuensi dari pengembangan Pulau Rempang Galang. (Liputan6.com/ Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Batam - Warga dua kelurahan di Pulau Rempang Kecamatan Galang, menemui Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanam Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia saat berkunjung ke Kantor Kecamatan Galang di Sembulang, Kelurahan Sembulang pada Minggu siang (13/8/2023).

Perwakilan warga Syamsuddin menyampaikan, sikap warga yang tidak mau digusur sebagai konsekuensi dari pengembangan Pulau Rempang Galang.

"Pembangunan, masyarakat tetap mendukung, kedua, kampung tua kami jangan diusik, kalau perlu dimolekkan (dibuat molek)," kata Syamsuddin.

Syamsuddin mengatakan saat pertemuan dengan menteri, gubernur, dan wali kota Batam yang juga Kepala BP Batam bahwa Bahlil merespons permintaan warga.

Ia menyampaikan, aspirasi masyarakat tersebut akan dibicarakan kembali dalam rapat yang akan dilaksanakan dengan pihak-pihak terkait.

"Kata pak menteri (Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanam Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia) ini (permintaan warga) akan dirapatkan kembali, akan dipertimbangkan," kata Syamsuddin.

Sementara itu, Menteri Bahlil Lahadalia mengatakan, dirinya bersama gubernur dan wali kota Batam yang sekaligus Kepala BP Batam melakukan peninjauan di Pulau Rempang terkait pembangunan demi investasi yang direncanakan.

"Ini bakal jadi investasi dari hilirisasi pasir kuarsa dan pasir silika pabrik kaca terbesar dunia setelah China dengan investasinya 11,5 miliar US dollar," kata Bahlil.

 


Soal Penolakan Warga

Soal adanya penolakan warga, Bahlil mengaku bersyukura dan tahu betul apa yang diminta warga.

"Saya bersyukur pas tiba mendapat hadiah disambut masyarakat dengan spanduk, dan saya tahu betul yang diminta masyarakat," kata Bahlil.

Meski ditolak warga, Bahlil menyebut, investasi harus tetap berjalan, sembai tetap menghargai yang menjadi hak-hak masyarakat. Bahlil menyebut, masyarakat yang terkena relokasi akan mendapatkan rumah tipe 45 dari tanah 200 hektare.

"Permintaan dari warga tentunya ada yang bisa diakomodir dan ada yang tak bisa diakomodir, karena semua harus ada solusi terbaik. Untuk relokasi warga nantinya sudah disiapkan oleh BP Batam. Relokasi merupakan cara terbaik agar investasi berjalan,kalau tidak investasi akan lari ke negara lain," ucap Bahli.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya