Bursa Saham Asia Loyo Jelang Rilis Data Ekonomi Jepang dan China

Rilis data ekonomi dari China dan Jepang akan bayangi bursa saham Asia Pasifik pekan ini. Pada Senin, 14 Agustus 2023, bursa saham Asia Pasifik lesu.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Agu 2023, 08:34 WIB
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar merosot pada perdagangan Senin (14/8/2023). AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar merosot pada perdagangan Senin (14/8/2023) seiring investor melihat data utama dari Jepang dan China pekan ini.

Dikutip dari CNBC, produk domestik bruto (PDB) Jepang pada kuartal II 2023 akan rilis pada Selasa, 15 Agustus 2023, sedangkan inflasi rilis pada Jumat.

Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,1 persen pada awal pekan ini. Namun, indeks Topix tergelincir 0,12 persen. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,3 persen. Indeks Kosdaq terpangkas 0,85 persen. Indeks ASX 200 Australia susut 0,3 persen.

Di sisi lain, China akan merilis data produksi industri dan penjualan ritel pada Juli, serta harga rumah pada SELASA PEKAN INI.

Sementara itu, indeks Hang Seng futures berada di posisi 18.857. Ini menunjukkan pembukaan lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan terakhir di 19.075. Ini akan menjadi pertama kali dalam sebulan, indeks Hang Seng turun lebih rendah dari posisi 19.000.

Pada Jumat, 11 Agustus 2023, di wall street, indeks saham acuan beragam. Indeks Nasdaq merosot 0,6 persen dan mencatatkan penurunan mingguan dalam dua minggu berturut-turut pada 2023. Hal tersebut didorong aksi jual saham Advanced Micro Devices, Nvidia dan Micron.

Selain itu, indeks S&P 500 terpangkas 0,1 persen. Indeks Dow Jones naik 0,3 persen didorong kenaikan saham Chevron sebesar 2,1 persen dan Merck & Co sebesar 1,8 persen.

Di sisi lain, raksasa e-commerce China Alibaba berbicara tentang peluang bisnis dalam kecerdasan buatan dalam konfrensi dengan analis pada Kamis pekan ini.

Tencnet juga akan membahas rencana bisnis kecerdasan buatan ketika melaporkan kinerja pada Rabu pekan ini. Adapun Baidu memiliki chatbot Ernie bertenaga kecerdasan buatan yang rilis pada 22 Agustus. Semua minat kecerdasan buatan itu mendorong permintaan chip Nvidia dan sejumlah komponen yang dibuat oleh Perusahaan China.


Penutupan Wall Street pada 11 Agustus 2023

Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 11 Agustus 2023. Indeks Nasdaq tertekan dan membukukan penurunan dalam dua minggu berturut-turut pada 2023 seiring saham semikonduktor menjadi beban.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (12/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq susut 0,6 persen ke posisi 13.644,85. Koreksi indeks Nasdaq seiring aksi jual di saham semikonduktor antara lain saham Advanced Micro Devices, Nvidia, dan Micron.

Sementara itu, the VanEck Semiconductor ETF (SMH) susut 5,2 persen, dan catat kinerja mingguan terburuk sejak Oktober 2022. Di sisi lain, indeks S&P 500 melemah terbatas 0,1 persen ke posisi 4.464,05.

Indeks Dow Jones bertambah 105,25 poin atau 0,3 persen ke posisi 35.281,40. Indeks Dow Jones melambung ditopang kenaikan saham Chevron dan Merck & Co masing-masing 2,1 persen dan 1,8 persen.

Saham Disney reli setelah laporan laba keluar pada Rabu pekan ini. Akan tetapi, pada perdagangan Jumat pekan ini, saham Disney merosot 2,99 persen menjadi USD 89,02. Meski demikian, saham Disney menguat 3,2 persen. Kenaikan saham Disney itu terbesar sejak Maret.

Untuk kinerja mingguan, indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq masing-masing turun sekitar 0,3 persen dan 1,9 persen. Dua indeks acuan itu membukukan penurunan dalam dua minggu berturut-turut. Sebelumnya, indeks Nasdaq merosot dalam empat minggu pada Desember 2022.

Sedangkan indeks Dow Jones naik 0,6 persen pada pekan ini. Pada awal pekan ini, investor memiliki banyak hal untuk dirayakan. Indeks harga konsumen  atau inflasi Juli melemah dari yang diantisipasi. Harga naik 3,2 persen secara tahunan, lebih rendah dari perkiraan konsensus indeks Dow Jones sebesar 3,3 persen.

 


Rilis Data Inflasi AS

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sementara itu, inflasi inti yang tidak termasuk makanan dan energi naik 4,7 persen dari tahun sebelumnya.

Di sisi lain,data inflasi yang dirilis Jumat pekan ini memperumit gambaran itu. Indeks harga produsen Juli yang melacak harga grosir untuk barang mentah naik 0,3 persen dari bulan sebelumnya.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones prediksi kenaikan 0,2 persen dari bulan ke bulan.

Pergerakan wall street pada pekan ini adalah yang terbaru dari apa yang menjadi masalah sulit bagi pasar saham setelah kinerja yang kuat pada paruh pertama 2023. Tiga indeks acuan kompak turun pada awal Agustus.

“Investor terus berusaha untuk lebih konsisten dalam data ekonomi. Apa yang kami lihat dari hasil beragam ini tentu meningkatkan kemungkinan lebih banyak volatilitas pada masa depan,” ujar CEO AXS Investments, Greg Bassuk.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya