Harga BBM Melonjak, Elektrifikasi Maritim jadi Solusi Sejahterakan Nelayan

Indonesia, sebagai negara kepulauan yang kaya akan sumber daya kelautan, telah menghadapi tantangan dalam industri nelayan, salah satunya soal ketergantungan BBM.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Agu 2023, 11:30 WIB
Masifnya pembangunan kawasan perniagaan dan hunian berakibat pada sumber ikan yang berkurang. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia, sebagai negara kepulauan yang kaya akan sumber daya kelautan, telah menghadapi tantangan dalam industri nelayan. Mayoritas nelayan tinggal di pulau-pulau terpencil dengan akses yang terbatas terhadap bahan bakar minyak (BBM), sumber energi utama. 

Kenaikan harga BBM telah menjadi hambatan utama dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan. Harga BBM yang tinggi telah memberikan dampak negatif pada ekonomi nelayan Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2022, mencatat bahwa lebih dari 2 juta nelayan menghadapi kerugian akibat biaya operasional yang tinggi akibat kenaikan harga BBM. 

Keterbatasan aksesibilitas ke pulau-pulau terpencil juga menjadi kendala serius dalam memenuhi kebutuhan energi mereka.Produktivitas nelayan yang berdampak lantaran biaya BBM memakan porsi 70% dari total biaya operasional. Turunnya produktivitas dan hasil tangkapan akan meningkatkan harga ikan di pasaran.

Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini dan merangsang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, Electrifying Marine bisa menjadi solusi. Program inovatif ini bertujuan untuk menggantikan penggunaan BBM dengan energi listrik yang lebih efisien dan terjangkau di sektor kelautan dan perikanan. 

Direktur Operasional PT Perindo, Fajar Widisasono, menjelaskan Electrifying Marine adalah langkah maju yang sangat penting untuk mendukung sektor perikanan Indonesia.

"Dengan melihat tantangan besar yang dihadapi oleh nelayan, perlu mencari solusi yang tidak hanya berdampak positif secara ekonomi, tetapi juga menghormati lingkungan yang kita tinggali," ujarnya, Senin (14/8/2023).

"Kami yakin bahwa Electrifying Marine akan menciptakan perubahan yang substansial. Ini adalah langkah besar menuju kelautan yang lebih hijau dan berkelanjutan, di mana sektor kelautan Indonesia bisa tampil sebagai pelopor perubahan global," lanjut dia.

 

 

 


Ekonomi Positif

Nelayan memperbaiki jaring usai menangkap rajungan di kampung nelayan Dadap, Tangerang, Banten, Selasa (8/8/2023). (merdeka.com/Arie Basuki)

Transformasi dari BBM ke energi listrik bukan hanya tentang efisiensi dan biaya, tetapi juga tentang melindungi warisan kelautan Indonesia untuk generasi mendatang. Dengan langkah progresif ini, Electrifying Marine memperlihatkan bagaimana inovasi dan kepedulian terhadap lingkungan dapat berjalan beriringan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif.

Fajar menjelaskan dengan melakukan elektrifikasi, nelayan akan mendapatkan manfaat yang signifikan. Mulai meningkatkan pendapatan, karena efisiensi operasional yang lebih baik dan biaya perawatan yang lebih rendah akan mendorong pertumbuhan ekonomi di komunitas nelayan.

"Dengan mengurangi biaya operasional dan meningkatkan pendapatan, nelayan akan merasakan peningkatan kesejahteraan yang signifikan, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Mengadopsi energi listrik sebagai sumber tenaga akan mengurangi dampak lingkungan negatif yang dihasilkan dari pembakaran BBM, membantu melindungi lingkungan laut yang berharga," tuturnya.

Program Electrifying Marine juga mendorong pengembangan industri hilir perikanan, seperti pengolahan ikan, pembuatan pakan ikan, atau budidaya ikan. Dengan adanya listrik yang memadai, pelaku usaha perikanan dapat meningkatkan kapasitas produksi, diversifikasi produk, dan memperluas pasar.

 


Tantangan

Penghasilan nelayan pinggir saat ini mengalami penurunan drastis akibat masifnya pembangunan kawasan perniagaan dan hunian di kawasan utara Jakarta dan Tangerang. (merdeka.com/Arie Basuki)

Tentu, seperti perubahan revolusioner lainnya, tantangan selalu ada. Menurut Fajar, investasi awal, pendidikan teknologi, dan infrastruktur menjadi beberapa rintangan yang perlu diatasi bersama. 

"Setiap tantangan selalu menyimpan peluang? Melihat ke luar negeri, Norwegia, Finlandia hingga China telah memberikan contoh bahwa visi ini bukanlah mimpi. Negara-negara tersebut telah berhasil mengintegrasikan teknologi elektrifikasi dalam sektor industri kelautan dan perikanannya, menunjukkan bahwa kita bisa meraihnya," optimis Fajar.

Dengan kolaborasi berbagai pihak yang melibatkan seluruh stakeholder, sektor kelautan dan perikanan di Indonesia bisa melangkah maju menuju masa depan yang lebih terang dengan program Electrifying Marine. Program ini bukan hanya tentang mengatasi tantangan, tetapi juga tentang membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mensejahterakan nelayan.

 

 

Hari Nelayan Nasional

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya